Trump Mendadak Ancam Berlakukan Kenaikan Tarif pada Produk China
Presiden Amerika Serikat Donald Trump secara dramatis meningkatkan tekanan pada China untuk mencapai kesepakatan perdagangan dengan mengumumkan, Minggu (5/5/2019), bahwa dirinya akan menaikkan tarif atas barang-barang China senilai 200 miliar dollar AS pada pekan ini.
Oleh
BENNY DWI KOESTANTO
·4 menit baca
WASHINGTON, MINGGU — Presiden Amerika Serikat Donald Trump secara dramatis meningkatkan tekanan pada China untuk mencapai kesepakatan perdagangan dengan mengumumkan, Minggu (5/5/2019), bahwa dirinya akan menaikkan tarif atas barang-barang China senilai 200 miliar dollar AS pada pekan ini. Trump juga menargetkan pengenaan tarif lanjutan senilai ratusan miliar dollar AS lainnya lebih cepat lagi.
Langkah ini menandai eskalasi ketegangan, sekaligus mendadak, dalam konflik perdagangan antara AS dan China. Terjadi juga pergeseran nada pada Trump, yang sebelumnya menyatakan adanya kemajuan negosiasi AS dengan Beijing pada Jumat pekan lalu.
The Wall Street Journal melaporkan pada Minggu malam bahwa China sedang mempertimbangkan untuk membatalkan perundingan perdagangan lanjutan dengan AS pekan ini di Washington terkait komentar Trump yang mengejutkan para pejabat China tersebut. Pejabat AS sendiri tidak segera mengetahui, apakah delegasi China akan hadir dalam perundingan yang telah diagendakan itu. Belum ada komentar dari kantor Perwakilan Dagang AS.
Sekitar 100 anggota delegasi China diperkirakan akan menemani Wakil Perdana Menteri China Liu He untuk perundingan lanjutan yang dijadwalkan pada pekan ini, demikian menurut seorang pejabat pemerintahan Trump. Menteri Keuangan AS Steven Mnuchin menggambarkan perundingan terakhir pada pekan lalu di Beijing sebagai hal yang produktif.
Sejumlah hal diduga menjadi penyebab perubahan sikap Trump. Salah satunya dan terutama adalah rincian bahwa China menarik kembali dari beberapa komitmen yang dibuat sebelumnya. Menurut salah satu sumber dari AS, hal itu mendorong munculnya keputusan terbaru Trump.
”Kesepakatan perdagangan dengan China berlanjut, tetapi terlalu lambat, ketika mereka berusaha untuk menegosiasikan kembali. Tidak!” kata Trump melalui akun Twitter-nya.
Pasar uang pun langsung bereaksi negatif. Indeks Future S&P 500 turun 54,75 poin atau 1,86 persen. Indeks Nasdaq 100 turun 168 poin atau 2,14 persen, sedangkan Indeks Dow turun 484 poin atau 1,83 persen.
Trump mengatakan, tarif barang 200 miliar dollar AS akan meningkat menjadi 25 persen pada hari Jumat pekan ini dari sebelumnya 10 persen. Hal itu membalikkan keputusan yang dibuatnya pada Februari untuk mempertahankannya pada tingkat 10 persen setelah kemajuan perundingan antara kedua belah pihak.
Trump juga mengatakan, ia akan menargetkan tarif berikutnya atas barang senilai 325 miliar dollar AS asal China dengan tarif 25 persen sesegera mungkin. Jika itu terjadi, pada ada dasarnya semua produk yang diimpor ke AS dari China dikenai tarif setara.
Trump ingin mempertahankan sebagian—jika tidak semua—dari tarif yang ada di China sebagai bagian dari kesepakatan perdagangan akhir untuk memastikan bahwa China memenuhi komitmennya, demikian kata seorang pejabat Gedung Putih pada hari Minggu.
Sadar akan adanya pemilihan umum tahun depan, Trump menyarankan langkah-langkah itu tidak mengarah pada kenaikan harga bagi konsumen AS. ”Tarif yang dibayarkan ke AS memiliki dampak yang kecil pada biaya produk, sebagian besar ditanggung oleh China,” kata Trump masih melalui Twitter.
Respons di AS
Tarif barang-barang China sebenarnya dibayarkan ke AS oleh perusahaan-perusahaan yang mengimpor barang-barang itu. Sebagian besar perusahaan tersebut berbasis di AS. Pebisnis Amerika, di mana sebagian besar mendukung tindakan keras Trump terhadap praktik perdagangan China, tetap ada yang berkeinginan agar tarif dicabut, tidak dinaikkan dan diperluas.
”Menaikkan tarif berarti menaikkan pajak pada jutaan keluarga Amerika dan mengundang pembalasan lebih lanjut pada petani Amerika,” kata Christin Fernandez, juru bicara Asosiasi Pemimpin Industri Ritel.
Namun, strategi agresif Trump mendapat dukungan bipartisan yang jarang terjadi dari pemimpin Senat Demokrat AS Chuck Schumer. Ia mendesak Trump untuk bertahan dengan sikapnya. ”Jangan mundur. Kekuatan adalah satu-satunya cara untuk menang dengan China,” kata Schumer.
Pengumuman Trump meragukan harapan sebelumnya bahwa China dan AS mendekati kesepakatan untuk mengakhiri perang dagang yang telah memperlambat pertumbuhan global dan mengganggu pasar.
”Ini jelas bukan kabar baik bagi pasar. Pemerintah telah mengirim sinyal perjanjian sudah ditutup sebelumnya. Ini membuat kita mempertanyakan seberapa dekat kita (dengan kesepakatan),” kata Rick Meckler, analis di Cherry Lane Investments di New Jersey.
Baru saja pada Jumat lalu, Trump mengatakan pembicaraan dengan China berjalan dengan baik. Mnuchin juga menyatakan harapan pekan lalu bahwa putaran negosiasi Beijing dan Washington akan mengarahkan para penasihat AS untuk merekomendasikan kepada Trump mengenai apakah kesepakatan itu dapat dicapai. Seorang pejabat Gedung Putih mengatakan saat itu kemungkinan Juni adalah waktu tepat untuk pertemuan Trump dengan Presiden China Xi Jinping.
Penasihat ekonomi Gedung Putih Larry Kudlow mengatakan kepada Fox News bahwa pernyataan terbaru Trump sebagai peringatan bagi China. Namun, menurut Michael Pillsbury, seorang penasihat perdagangan informal untuk Trump dan direktur untuk strategi China di Institut Hudson, pernyataan Kudlow mengecilkan maksud presiden.
Terlepas dari interpretasi Mnuchin yang lebih optimistis tentang putaran negosiasi terakhir, Pillsbury mengatakan, ia menganggap pernyataan Trump melalui akun Twitter-nya muncul setelah adanya informasi terbaru yang lebih serius dari Lighthizer. Hal itu termasuk informasi bahwa China telah melangkah mundur dari beberapa hal yang telah disepakati sebelumnya. (REUTERS)