Roger Federer mengaku sudah lupa bagaimana meluncur di lapangan tanah liat yang dia jauhi sejak tiga tahun lalu. Kini dia kembali, kali ini tanpa ambisi juara, hanya menikmati laga.
Lapangan tanah liat bukan “rumah” bagi Roger Federer. Namun, bisa jadi, dia adalah petenis yang paling dinanti penampilannya dalam turnamen tenis ATP/WTA Madrid, Spanyol, 4-12 Mei, setelah menjauh dari turnamen tanah liat selama tiga tahun.
Media-media tenis internasional memberitakan kembalinya sang maestro sejak dia berlatih, Maret. “He’s back!” begitu judul video yang dirilis laman resmi Asosiasi Tenis Profesional (ATP) tentang kembalinya Federer.
Selain video yang menayangkan beberapa cuplikan penampilannya di turnamen ATP, tayangan itu memperlihatkan ketika Federer bercerita tentang alasannya menyepi dan kembali ke tanah liat.
Dia sangat frustasi ketika batal tampil di Madrid 2016 karena cedera. Federer lantas mencoba tampil di Roma, sepekan setelah Madrid. Dia disingkirkan Dominic Thiem pada babak ketiga.
Itulah penampilan terakhir Federer pada lapangan yang menuntut daya tahan fisik karena permukaan lapangan yang membuat laju bola lebih lambat dari lapangan keras dan rumput. Licinnya permukaan lapangan, yang lapisan atasnya terbuat dari tumbukan batu bata itu, juga membuat petenis harus sering meluncur untuk mengejar bola. Pemilihan waktu yang tepat untuk meluncur lalu memukul bola sangat penting.
Sulit tampil kompetitif, apalagi dengan tambahan cedera pinggul dan lutut pada semester kedua 2016, Federer tak menjadi bagian dari peserta turnamen tanah liat sejak Perancis Terbuka 2016 hingga dua tahun kemudian.
Ketika taraf keseimbangan sebagai petenis profesional, suami, dan ayah dari empat anak telah dicapai, Federer yang akan berusia 38 tahun pada 8 Agustus 2019 tak lagi menuntut diri untuk selalu juara. Pola pikirnya jauh lebih matang, menikmati setiap menit yang dia jalani dalam profesi yang telah dijalani selama dua dekade itu.
Atas dasar itu, sejak awal musim 2109, Federer memutuskan untuk kembali bersaing di tanah liat. Madrid Masters menjadi pilihannya.
Karakter lapangan yang agak cepat dibandingkan turnamen tanah liat lain cukup menguntungkan bagi Federer. Kenyamanan bermain itulah yang membuatnya tiga kali menjadi juara Madrid Masters, pada 2006, 2009, dan 2012 dari lima final. Itu menjadi bagian dari 11 gelar juara dari tanah liat, termasuk Grand Slam Perancis Terbuka 2009.
Namun, tak ada ekspektasi tinggi dari Federer untuk Madrid 2019. Dia hanya ingin menikmati kembali bertanding di lapangan yang selama ini dikuasai rivalnya, Rafael Nadal, tersebut
Federer, bahkan, mengatakan, tampilnya dia di Madrid sama seperti bayi yang baru belajar melangkah. “Saya tidak terlalu percaya diri untuk bermain pada musim tanah liat ini. Saya bahkan tak ingat lagi bagaimana caranya meluncur. Saya seperti bayi yang belajar melangkah pada titik ini,” kata Federer dalam laman resmi ATP.
“Jujur, tahun lalu, saya tak memainkan satu poin, bahkan, satu pukulan pun di tanah liat. Dua tahun lalu, saya masih bermain selama dua hari,” lanjutnya.
Masih berbahaya
Mengawali kehadirannya di Caja Magica sejak 2015, Federer berlatih pada Minggu (5/5/2019). Kesan positif didapatnya dari latihan sebelum melawan Richard Gasquet (Perancis) atau petenis remaja Spanyol, Alejandro Davidovich Fokina, pada babak kedua, Selasa atau Rabu. Federer mendapat bye pada babak pertama.
“Latihan yang bagus, menyenangkan. Saya beruntung, cuaca cukup bagus saat mulai latihan. Itu sangat membantu karena empat tahun lalu, salju turun saat saya berlatih. Rasanya seperti di Swiss,” tutur Federer menyebut kampung halamannya.
Ditempatkan sebagai unggulan keempat, Federer berada pada paruh yang sama dengan Novak Djokovic sebagai unggulan pertama, juara ATP 500 Barcelona Dominic Thiem, dan Juan Martin Del Potro yang baru bertanding kembali sejak absen pada Februari.
Meski tiga tahun absen dari lapangan tanah liat, Federer dinilai masih akan membahayakan petenis lain. “Semuanya sangat mungkin bagi dia. Dia punya banyak perbedaan dengan petenis lain. Saya yakin Roger bisa tampil baik di tanah liat,” tutur petenis Jepang, Kei Nishikori. (AFP)