Jumlah Kendaraan Pemudik Diprediksi Capai 10 Juta Unit
Kendaraan yang akan memenuhi jalan pada mudik hari raya Idul Fitri 1440 Hijriah lebih dari 10 juta unit. Warga diminta lebih bijak dalam memilih moda transportasi untuk mudik.
Oleh
MACHRADIN WAHYUDI RITONGA
·3 menit baca
BANDUNG, KOMPAS — Kendaraan yang akan memenuhi jalan pada mudik hari raya Idul Fitri 1440 Hijriah lebih dari 10 juta unit. Untuk meminimalkan kendala selama mudik, rekayasa lalu lintas dipersiapkan. Warga juga diminta lebih bijak dalam memilih moda transportasi untuk mudik.
Menteri Perhubungan Budi Karya Sumadi dalam Rapat Koordinasi Angkutan Lebaran di Bandung, Selasa (7/5/2019), menekankan kelancaran kendaraan dalam mudik tahun ini. Untuk itu, pemerintah berencana melakukan beberapa rekayasa lalu lintas yang akan berlangsung saat puncak mudik.
Salah satu strategi yang diungkapkan adalah pemberlakuan satu arah di jalan tol jelang Lebaran. Selain itu, ada juga usulan untuk melakukan mekanisme ganjil genap di jalan tol untuk mengendalikan jumlah kendaraan.
Kementerian Perhubungan (Kemenhub) memprediksi jumlah kendaraan yang akan digunakan saat mudik meningkat 13 persen, dengan jumlah kendaraan roda empat mencapai 3,76 juta unit. Di sisi lain, kendaraan roda dua yang diprediksi akan digunakan mencapai 6,85 juta unit.
”Saat ini, kami condong menggunakan rencana rekayasa satu jalur karena dianggap tidak begitu membebani warga jika dibanding penetapan ganjil genap. Paling tidak, masyarakat yang menggunakan mobil saat mudik harus menyesuaikan dengan jadwal tersebut tanpa harus khawatir kendaraannya bisa atau tidak bisa mengakses jalan tol,” tutur Budi saat ditemui seusai rapat.
Saat ini, kami condong menggunakan rencana rekayasa satu jalur karena dianggap tidak begitu membebani warga jika dibanding penetapan ganjil genap.
Sebelumnya, dalam rapat tersebut, Direktur Jenderal Perhubungan Darat Kemenhub Budi Setiyadi memaparkan, penerapan satu arah dilaksanakan pada 30-31 Mei dan 1-2 Juni mulai pukul 06.00 selama 24 jam mengarah keluar dari Jakarta menuju timur. Jalur yang akan direkayasa sepanjang lebih kurang 230 kilometer, dari Km 29 (Cikarang Utama) sampai Km 262 (Gerbang Keluar Tol Brebes Barat).
Adapun untuk arus balik, penerapan satu arah dilaksanakan menurut rencana pada 8-10 Juni mulai pukul 06.00 selama 24 jam. Rekayasa ini dilaksanakan sepanjang lebih kurang 160 kilometer dai Km 189 (Palimanan) sampai Km 29 (Cikarang Utama).
”Jika sudah disahkan, kami akan melakukan imbauan melalui media-media, spanduk, serta iklan. Kami berharap, warga bisa mengikuti perkembangannya dan menyesuaikan dengan jadwal mudik agar tidak terjebak kemacetan,” ujarnya.
Tidak hanya kendaraan pribadi, angkutan umum pun dipersiapkan dalam mudik ini. Budi Setiyadi menyebutkan, disediakan 4.200 bus, 953 kapal, 164 angkutan kereta, dan 66 penerbangan. Untuk itu, dia meminta jajaran dinas perhubungan bekerja sama dengan petugas kepolisian melakukan penertiban di setiap moda transportasi.
Lintas Jawa Barat
Dalam rapat ini, Gubernur Jawa Barat Ridwan Kamil meminta kepada Kemenhub untuk menambah akses keamanan di Tol Cipali, mulai dari penerangan hingga tempat peristirahatan.
Selain itu, dia berharap, kepala daerah di tiap jalur pelintasan agar berimprovisasi dalam kelancaran arus mudik, tetapi tetap dalam koordinasi Korlantas Polri sebagai pemimpin tugas.
Kamil juga meminta pemerintah pusat menghentikan sementara empat proyek besar yang menyumbang kemacetan yang mengarah ke Jabar, seperti pelaksanaan jalan tol layang, kereta api cepat, kereta ringan (LRT), dan Tol Cibitung-Cilincing yang bersinggungan dengan Tol Jakarta-Cikampek.
Selain itu, Kamil juga meminta petugas di daerah untuk memberikan perhatian di daerah-daerah pasar kaget dan wisata, seperti Limbangan, Garut, dan Sukabumi. ”Jabar ini daerah wisata. Setelah shalat Id, biasanya warga cari tempat berlibur bersama keluarga,” ujarnya.