Kapal Induk AS Meluncur ke Timur Tengah, Iran Siap Merespons
Iran pada hari Rabu (8/5/2019) akan mengumumkan ”langkah-langkah balasan” atas tindakan Amerika Serikat mundur dari kesepakatan nuklir tahun 2015 yang diikuti dengan penerapan kembali sanksi terhadap Teheran.
Oleh
ADHITYA RAMADHAN
·4 menit baca
WASHINGTON, SENIN — Iran pada hari Rabu (8/5/2019) akan mengumumkan ”langkah-langkah balasan” atas tindakan Amerika Serikat mundur dari kesepakatan nuklir tahun 2015 yang diikuti dengan penerapan kembali sanksi terhadap Teheran. Kabar itu muncul menyusul keputusan AS mengirim gugus serbu kapal induk USS Abraham Lincoln dan satuan pengebom ke Timur Tengah untuk merespons tindakan Iran yang dinilai mengancam kepentingan AS.
Kantor berita ISNA menyebutkan, ”langkah-langkah balasan” itu akan diumumkan tepat setahun mundurnya AS dari kesepakatan nuklir yang juga dibuat bersama lima negara besar lainnya. Teheran disebutkan tidak berencana keluar dari kesepakatan bersejarah tersebut.
Menurut ISNA, beberapa pemimpin Uni Eropa secara tidak resmi telah diberi tahu soal langkah balasan Iran itu. Tanpa menyebut sumber-sumber beritanya, ISNA melansir, langkah-langkah balasan Iran tersebut akan mencakup ”pengurangan sebagian dan penuh dalam beberapa komitmen Iran dan memulai bagian aktivitas-aktivitas nuklir yang dihentikan sesuai kerangka kerja JCPOA”.
Rencana Komprehensif Aksi Bersama (Joint Comprehensive Plan of Action/JCPOA) adalah nama resmi kesepakatan nuklir tahun 2015.
Laporan ISNA menyebutkan, langkah-langkah balasan Iran bakal tetap sejalan dengan dua bagian dalam JCPOA, yakni pada Bagian 26 dan 36. Dua bagian itu membuka jalan bagi Iran untuk menarik diri dari sebagian atau keseluruhan komitmen jika AS atau pihak-pihak lain tidak mematuhi kesepakatan, termasuk menjatuhkan kembali sanksi-sanksi.
”Ini merupakan langkah pertama Iran dalam menanggapi mundurnya AS dari JCPOA dan juga (menanggapi) kegagalan negara-negara Eropa menjadi komitmen mereka,” tulis ISNA.
Kapal induk AS
Hari Minggu (5/5/2019), AS mengirim kapal induk dan satuan tugas pengebom ke Timur Tengah sebagai pesan yang ”jelas dan tidak salah” kepada Iran.
”Menanggapi sejumlah indikasi dan meningkatnya peringatan yang merisaukan, Amerika Serikat mengerahkan gugus serbu kapal induk penyerang USS Abraham Lincoln dan satuan tugas pengebom ke wilayah Komando Sentral AS,” kata Penasihat Keamanan Nasional AS John Bolton dalam pernyataan.
Wilayah Komando Sentral AS meliputi, antara lain, kawasan Timur Tengah. Merujuk pada pernyataan Bolton, berarti USS Abraham Lincoln sedang bergerak ke timur menuju Laut Merah dan kemungkinan berlanjut ke Laut Arab atau Teluk Persia.
Saat ini tidak ada kapal induk AS yang beroperasi di Teluk Persia. Belum lama ini, USS Abraham Lincoln dan kapal-kapal gugus tempurnya beroperasi di Laut Tengah.
Pengerahan gugus tempur kapal induk itu, kata Bolton, bertujuan mengirim ”pesan yang jelas dan tidak salah kepada rezim Iran bahwa setiap serangan terhadap kepentingan AS atau terhadap sekutu kita akan ditanggapi dengan kekuatan yang tak terputus”.
”AS tidak ingin berperang dengan rezim Iran, tetapi kami sepenuhnya siap untuk menanggapi serangan apa pun, apakah itu dari kelompok ketiga, Pasukan Garda Revolusi Islam, atau pasukan reguler Iran,” lanjut Bolton.
Pentagon tidak memberikan tanggapan atas pernyataan Bolton tersebut.
Meski Bolton menyebut tidak ada aktivitas Iran yang memunculkan kekhawatiran baru, baru-baru ini Iran memperingatkan akan memblokade Selat Hormuz jika dilarang menggunakan jalur strategis ini. Sekitar 20 persen dari minyak yang dikonsumsi dunia dikirim melalui selat ini.
USS Abraham Lincoln sebelumnya pernah dikerahkan ke Teluk, termasuk selama invasi ke Irak tahun 2003. Rabu lalu, sekelompok pejabat Pemerintah Albania menaiki USS Abraham Lincoln ketika berlabuh di Laut Adriatik.
Dalam pernyataan Angkatan Laut AS bulan lalu, dinyatakan bahwa USS Abraham Lincoln beserta kapal-kapal pendampingnya telah meninggalkan Norfolk, Virginia, pada 1 April ”untuk pengerahan rutin terjadwal”.
Pada April, AS juga menetapkan pasukan elite Garda Revolusi Iran sebagai ”organisasi teroris asing”.
Pertanggungjawaban Iran
Menteri Luar Negeri Mike Pompeo mengatakan, pengerahan USS Abraham Lincoln tidak terkait dengan perkembangan situasi di Gaza di mana gerilyawan Palestina dan Israel telah saling menembakkan roket dan serangan udara dalam beberapa hari terakhir.
”Ini benar-benar karena kami melihat eskalasi tindakan dari Iran dan itu sama artinya bahwa kami akan meminta pertanggungjawaban Iran atas serangan terhadap kepentingan Amerika,” kata Pompeo.
”Jika tindakan ini terjadi, dilakukan oleh pihak ketiga, kelompok milisi, Hezbollah, kami akan meminta pertanggungjawaban kepemimpinan Iran secara langsung untuk itu,” ujar Pompeo sebelum bertolak ke Finlandia.
Pompeo sendiri tidak menjelaskan apa yang dimaksudnya dengan ”eskalasi tindakan” Iran. Pemerintahan Presiden Donald Trump telah mengintensifkan langkah-langkah menekan Iran. Bulan lalu, Trump mengumumkan bahwa AS tidak akan lagi mengecualikan negara mana pun dari sanksi AS jika mereka terus membeli minyak dari Iran. Sikap ini memengaruhi lima negara importir minyak terbesar, yaitu China, India, Jepang, Korea Selatan, dan Turki.
Pengerahan kapal induk itu dilakukan di tengah meningkatnya ketegangan antara Washington dan Teheran terkait program nuklir Iran. AS merespons ekspor uranium yang diperkaya Iran dengan sanksi.
AS juga menarik diri secara sepihak dari perjanjian nuklir Iran 2015 setahun yang lalu. Pemerintah AS bersumpah akan memberikan ”tekanan maksimum” untuk membatasi peran Iran di kawasan. (AFP/AP/REUTERS)