Percepatan pemulihan Danau Kerinci didorong melibatkan lintas sektor baik di tingkat daerah maupun pusat. Upaya pemulihan diperkuat lewat rencana pembangunan dan tata ruang, berlangsung seiring dengan pemulihan jangka pendek lewat rehabilitasi wilayah hulu.
Oleh
IRMA TAMBUNAN
·3 menit baca
JAMBI, KOMPAS — Percepatan pemulihan Danau Kerinci didorong dengan melibatkan lintas sektor baik di tingkat daerah maupun pusat. Upaya pemulihan diperkuat lewat rencana pembangunan dan tata ruang yang berlangsung seiring dengan pemulihan jangka pendek lewat rehabilitasi wilayah hulu.
Kepala Subdirektorat Pengendalian Kerusakan Danau Kementerian Lingkungan Hidup dan Kehutanan Inge Retnowati mengatakan, pemulihan Danau Kerinci beserta danau-danau kritis lainnya ditetapkan lima tahun lamanya.
Upaya itu berlangsung terintegrasi dengan dimasukkan ke dalam rencana pembangunan jangka menengah daerah (RPJMD) dan rencana tata ruang wilayah (RTRW). Dari situ, satuan kerja terkait akan membuat program-program strategisnya. ”Semuanya akan turun bersama,” katanya, Selasa (7/5/2019), di Jambi.
Sesuai Konferensi Nasional Danau Indonesia I pada tahun 2009 di Bali, disepakati ada 15 danau yang menjadi danau prioritas periode 2010-2014. Salah satunya adalah Danau Kerinci. Namun, menurut Inge, berbeda dengan kebijakan terdahulu yang masih berjalan parsial, pengelolaan danau kali ini akan berjalan terintegrasi.
Semuanya akan turun bersama.
Baca juga : Ekosistem Danau Kerinci Belum Pulih
Selasa kemarin, Gubernur Jambi Fachrori Umar menandatangani Dokumen Kesepakatan Gubernur dan Bupati tentang Penyelamatan Dana Prioritas Nasional. Penandatanganan itu sebagai tindak lanjut kesepakatan di Bali serta menguatkan kembali Gerakan Penyelamatan Danau yang diluncurkan pada Konferensi Nasional Danau Indonesia di Semarang.
Dalam konferensi itu disepakati upaya penyelamatan mengacu pada rencana pengelolaan danau terpadu yang telah disusun bersama oleh para pihak pada 2018.
Selain itu, mengintegrasikan program dan kegiatan penyelamatan danau lewat RPJMD dan RTRW. Disepakati pula mengoptimalkan peran kelembagaan danau yang telah ada.
Berjalan maksimal
Fachrori menyambut baik kesepakatan itu dan berharap tindak lanjutnya berjalan maksimal di daerah. Danau Kerinci diharapkan mampu mendorong kesejahteraan mulai dari peningkatan hasil tangkapan hingga pengembangan pariwisata.
Kepala Dinas Lingkungan Hidup Provinsi Jambi Evi Primawaty mengatakan, upaya pemulihan juga tengah diupayakan lewat rehabilitas kawasan hulu. ”Sudah 100 hektar daerah tangkapan air ditanami,” katanya.
Sebagaimana diketahui, ekosistem Danau Kerinci kian rusak seiring lemahnya upaya pengelolaan. Padahal, danau itu digadang-gadang sebagai sentra pariwisata dan kantong perikanan air tawar. Kerusakan tampak dari banyaknya sampah plastik yang menggenang di danau dan limbah pertanian. Air danau pun semakin keruh akibat maraknya budidaya ikan keramba, diperparah pula oleh sedimentasi di hulu yang membawa kiriman lumpur ke danau.
Baca Juga : Bayang-bayang Kepunahan di Danau Kerinci
Kondisi itu mengakibatkan produksi ikan lokal pun kian menyusut dan pengembangan potensi pariwisata tak optimal. Kerusakan ekosistem danau itu telah melenyapkan sejumlah ikan endemik (Kompas, 11/2). Hasil penelitian tim dari Universitas Jambi mendapati jumlah spesies yang sebelumnya 21 spesies pada 1991 tersisa hanya 11 spesies pada 2017.