JAKARTA, KOMPAS – Industri makanan-minuman dan tekstil masih menjadi sektor yang membutuhkan banyak tenaga kerja dalam tahun-tahun mendatang. Sementara di sektor jasa, kebutuhan terbesar datang dari pariwisata.
”Harus ada peta jalan yang jelas, terutama mau diarahkan ke mana vokasinya. Tugas saya di Bappenas adalah menyiapkan kebutuhan tenaga kerja sektor-sektor andalan di industri maupun jasa ; berapa dibutuhkan tenaga kerja dan berapa lulusan vokasi dan politeknik sesuai bidangnya,” kata Menteri Perencanaan Pembangunan Nasional/Kepala Bappenas), Bambang Brodjonegoro, usai rapat terbatas tentang peningkatan kualitas sumber daya manusia di Kantor Presiden, Jakarta, Senin (06/05/2019).
Presiden Joko Widodo telah menetapkan prioritas pembangunan selama lima tahun ke depan adalah pembangunan kualitas sumber daya manusia. Untuk itu, pemerintah terus melakukan sejumlah rapat terbatas untuk mempertajam program-programnya.
Pada Senin kemarin, Presiden kembali melanjutkan pembahasan. Selain Bambang, hadir antara lain Menteri Koordinator Bidang Pembangunan Manusia dan Kebudayaan Puan Maharani, Menteri Pendidikan dan Kebudayaan Muhadjir Effendy, Menteri Tenaga Kerja Hanif Dhakini, Menteri Keuangan Sri Mulyani Indrawati, Menteri Perhubungan Budi Karya Sumadi, dan Menteri Pekerjaan Umum dan Perumahan Rakyat Basoeki Hadimoeljono.
Bambang mengatakan, Bappenas telah membuat peta kebutuhan tenaga kerja untuk industri unggulan Kementerian Perindustrian. Kebutuhan terbesar datang dari industri makanan dan minuman. Menyusul kemudian adalah tekstil.
”Di antara lima industri unggulan 4.0 Kemenperin, yang paling besar (kebutuhan tenaga kerjanya) adalah pengolahan makanan dan minumuan, serta tekstil. Kebutuhannya mencapai ratusan ribu setiap tahun. Berikutnya otomotif, kimia, dan elektronik. Tapi tidak terlalu banyak,” kata Bambang.
Selanjutnya, Bappenas segera menyusun kebutuhan tenaga kerja di industri jasa. Menurut Bambang, kebutuhan terbesar berasal dari pariwisata. ”Dari situ nanti dibuat perencanaan anggaran untuk sekolah dan gurunya. Kita ingin menciptakan link and match. Presiden meminta pada pertemuan berikutnya sudah jelas petanya dan rencananya,” kata Bambang.
Secara terpisah, Basoeki, mengatakan, pihaknya melanjutkan program sertifikasi bagi para pekerja dan calon pekerja. Tahun ini targetnya adalah 212.000 orang.
”Tahun depan targetnya sekitar 400.000 orag. Levelnya lulusan pendidikan kejuruan dan yang sudah kerja,” kata Basoeki.