Penyelenggaraan Met Gala 2019 di Metropolitan Museum of Art, New York, Amerika Serikat, Senin (6/5/2019) waktu setempat, berlangsung meriah. Ratusan selebritas ”berlomba” menjadi bintang dengan busana yang menyita perhatian.
Oleh
SEKAR GANDHAWANGI
·4 menit baca
NEW YORK, SENIN — Penyelenggaraan Met Gala 2019 di Metropolitan Museum of Art, New York, Amerika Serikat, Senin (6/5/2019) waktu setempat, berlangsung meriah. Ratusan selebritas ”berlomba” menjadi bintang dengan busana yang menyita perhatian.
Anggota Komite Costume Institute sekaligus Pemimpin Redaksi Vogue, Anna Wintour, membuka the red carpet walk (berjalan di karpet merah) pada pembukaan Met Gala 2019. Ia tampil dengan rambut bob ikoniknya dan gaun merah jambu rancangan rumah mode Chanel. Gaun itu hasil rancangan sahabat Wintour, Karl Lagerfeld, yang meninggal pada Februari 2019.
Gaun itu panjang dengan payet bermotif bunga kecil dari atas hingga bawah. Penampilannya disempurnakan dengan perhiasan di leher. Adapun luaran serupa mantel bulu merah muda-hitam membungkus tubuh Wintour.
Busana Wintour merupakan representasi tema Met Gala tahun ini, ”Camp: Notes on Fashion”. Tema ini merupakan ekstraksi esai penulis Amerika Serikat, Susan Sontag, pada 1964. Judul esainya ialah Notes on ’Camp’.
Camp memiliki arti yang luas. Namun, ada sejumlah elemen yang bisa membantu menjelaskan maknanya: humor, ironi, parodi, teatrikal, artifisial, dan berlebihan. Semua elemen itu lalu diterjemahkan menjadi mode. Tidak ada batasan untuk mengartikan camp.
Dalam esainya, Sontag menulis, ”camp is a woman walking around in a dress made of three million feathers”. Artinya, camp adalah ketika seorang perempuan berjalan-jalan dengan gaun dari tiga juta bulu. Agaknya Wintour menerjemahkan camp secara harfiah.
Penggalangan dana
Bukan hanya Wintour yang menyita perhatian. Masih ada penampilan ratusan selebritas dari beragam latar belakang yang tidak kalah menarik. Melansir The New York Times, sedikitnya ada 550 orang terpilih yang menghadiri Met Gala.
Met Gala merupakan acara penggalangan dana yang diadakan setiap tahun. Dana tersebut digunakan untuk membiayai riset dan pengembangan Costume Institute, departemen kostum pada Metropolitan Museum of Art (The Met).
Melansir dari laman resmi The Met, Costume Institute mengoleksi lebih dari 33.000 kostum dan aksesori dari lima benua di dunia. Koleksi itu mencakup busana dan aksesori perempuan, lelaki, dan anak-anak dari abad ke-15 hingga masa kini.
Butuh lebih dari sekadar keberuntungan untuk menghadiri Met Gala. Hanya undangan terpilih yang bisa menapaki karpet merah acara yang kerap disebut ”Oscars of the East Coast” itu. Ada pula yang menyebut acara ini sebagai fashion’s biggest night out.
Hanya Wintour yang tahu persis proses kurasi para undangan. Selama sekian tahun, media internasional berusaha menggali informasi itu darinya. Namun, Wintour terlalu ahli menjaga rahasia dapurnya.
Menurut The New York Times, harga satu tiket Met Gala ialah 35.000 dollar AS atau nyaris seharga Rp 500 juta. Sementara itu, harga untuk memesan satu meja di Met Gala berkisar Rp 2 miliar-Rp 4 miliar.
Bertabur bintang
Costume Institute memilih sejumlah tokoh berpengaruh untuk mendampingi Wintour menyelenggarakan Met Gala. Penyanyi Lady Gaga, Harry Styles, Direktur Kreatif Gucci Alessandro Michele, dan atlet tenis Serena Williams ialah orang-orang terpilih tahun ini.
Sementara itu, pengacara Amal Clooney, penyanyi Rihanna, dan desainer Donatella Versace terpilih menjadi Co-Host Met Gala 2018. Acara tahun lalu mengusung tema ”Heavenly Bodies: Fashion and the Catholic Imagination”.
Para tamu undangan pun tidak kalah populer. Beberapa undangan yang hadir di Met Gala 2019 antara lain Celine Dion, Katy Perry, Cardi B, Jared Leto, Awkwafina, Kacey Musgraves, Halsey, Kylie dan Kendall Jenner, Priyanka Chopra dan Nick Jonas, Cara Delevingne, Zendaya, Shawn Mendes, dan masih banyak lagi.
Semua tamu undangan tampil meriah dengan gaya camp dari jenama ternama. Aktor Billy Porter, misalnya. Bukan hanya tampil bergaya, ia pun melewati karpet merah dengan ”ekstra”.
Sebanyak enam lelaki dengan celana berwarna emas menggotong tandu yang ditumpangi Porter. Ia layaknya raja pada masa Mesir Kuno. Busana, aksesori, hingga riasan wajah Porter bernuansa emas yang menunjukkan kemegahan. Saat merentangkan tangan, bajunya akan serupa dengan sayap burung emas.
”Saya hanya berusaha hadir dan pantas untuk momen ini,” kata Porter dalam wawancara dengan Liza Koshy untuk Vogue. ”Camp berarti ekstra. Tema ini membawa kembali kehormatan pada seni dan kerajinan tingkat tinggi,” lanjutnya.