Menjaga yang Lama, Menyambut yang Baru
Pada 1 April 2019, PT Pegadaian (Persero) resmi memasuki usia 118 tahun. Didirikan di Sukabumi, Jawa Barat, perusahaan ini dibentuk pada 1901 setelah Pemerintah Inggris mengizinkan masyarakat memulai usaha gadai sendiri sejak 1811.
Tutik Lestari (37) masih ingat jelas ketika suaminya harus masuk ke rumah sakit sekitar enam tahun lalu. Waktu itu, ia sangat kalut lantaran membutuhkan dana lebih untuk biaya rumah sakit suaminya.
”Suami saya dulu sakit muntaber sehingga harus dirawat. Saya harus membayar uang muka untuk masuk ke Rumah Sakit Bhakti Mulia di Jakarta Barat,” kata Tutik di Jakarta, Selasa (7/5/2019).
Tak ayal, ia pun memutuskan untuk menggadaikan kalung emasnya di Pegadaian. Dari situ, ia memperoleh dana Rp 1,5 juta yang kemudian digunakan untuk biaya perawatan suaminya hingga sembuh.
Tutik merupakan satu dari ribuan orang yang pernah membutuhkan uang tunai dalam waktu cepat. Kebutuhan akan institusi keuangan yang menawarkan jasa gadai, seperti Pegadaian, pun tak terelakkan.
Pada 1 April 2019, PT Pegadaian (Persero) atau Pegadaian resmi memasuki usia 118 tahun. Didirikan di Sukabumi, Jawa Barat, perusahaan ini dibentuk pada tahun 1901 setelah Pemerintah Inggris mengizinkan masyarakat memulai usaha gadai sendiri sejak 1811.
Pegadaian identik dengan logo tiga lingkaran hijau yang disertai gambar timbangan. Sesuai namanya, perusahaan yang terkenal dengan slogan ”Mengatasi Masalah Tanpa Masalah” ini menjadi solusi bagi masyarakat yang membutuhkan uang tunai cepat melalui gadai barang.
Direktur Pemasaran dan Pengembangan Produk Pegadaian Harianto Widodo, di Jakarta, Minggu (28/4/2019), menyampaikan, sejak dulu kala, Pegadaian menerima segala jenis barang untuk digadaikan asalkan dapat dihitung nilainya.
”Bicara inklusi keuangan, kami terima semua jenis barang, mulai dari kaleng susu, rantang, tupperware, panci, magic jar, pompa air, traktor, hingga sepeda motor. Sekitar 10-15 tahun. Orang kalau membutuhkan dana untuk sekolah anak pasti ke Pegadaian,” tutur Harianto.
Kami terima semua jenis barang, mulai dari kaleng susu, rantang, tupperware, panci, magic jar, pompa air, traktor, hingga sepeda motor.
Bahkan, lanjutnya, Pegadaian sampai sekarang masih menerima barang-barang gadai dalam berbagai jenis dan rupa. Tidak heran, perusahaan ini memiliki sejumlah gudang besar tersebar di sejumlah daerah untuk menampung barang-barang tersebut.
Seiring dengan berjalannya waktu, Pegadaian terus merambah berbagai layanan jasa keuangan lain. Pegadaian melayani jasa remitansi, multi-pembayaran, investasi, dan tabungan emas. Inovasi terbaru adalah mendirikan kedai kopi The Gade Coffee and Gold untuk memenuhi kebutuhan gaya hidup generasi muda.
Sejauh ini, Pegadaian tercatat memiliki sekitar 13.000 karyawan tetap dan 12.000 karyawan alih daya. Ada lebih dari 4.200 outlet yang tersebar di seluruh Indonesia, ditopang oleh 7.000 agen distribusi. Sepanjang 2018, Pegadaian memperoleh laba sebesar Rp 2,77 triliun.
Perusahaan tersebut kini memiliki sekitar 10,5 juta nasabah hingga Maret 2019. Pegadaian menargetkan nasabah bertambah menjadi 12 juta orang dan laba sebesar Rp 3,1 triliun pada 2019.
”Untuk mencapai target itu, kami menambah produk layanan baru. Namun, apakah ini berarti kami akan meninggalkan produk layanan tradisional? Tentu tidak,” ujar Harianto.
Peta jalan transformasi
Harianto menuturkan, Pegadaian telah menyiapkan peta jalan (roadmap) transformasi untuk mengembangkan produk ataupun layanan bagi nasabah. Ada tiga jenis saluran (channel) yang dipersiapkan, yaitu traditional channel, hybrid channel, dan modern channel.
Traditional channel menyediakan produk layanan yang konservatif sehingga nasabah perlu ke kantor cabang untuk bertransaksi. Hybrid channel menyediakan produk konservatif yang dipadukan dengan layanan digital. Sementara modern channel diproyeksikan untuk menyediakan produk layanan murni berbasis teknologi digital.
”Roadmap ini merupakan langkah untuk menjaga nasabah yang sudah ada (existing) dan juga mengantisipasi regenerasi nasabah yang memiliki perilaku serta ekspektasi yang berbeda terhadap layanan Pegadaian,” ucapnya.
Direktur Utama Pegadaian Kuswiyoto mengatakan, dalam menyambut ulang tahun yang ke-118, Pegadaian meluncurkan tiga produk layanan, yaitu Gadai on Demand, Branch Transformation Office, dan Rahn Tasjily Tanah. Ketiga produk layanan ini bertujuan untuk menjawab kebutuhan nasabah yang menginginkan layanan keuangan yang cepat dan aman.
Gadai on Demand, misalnya, merupakan bagian dari hybrid channel. Produk layanan ini membantu nasabah yang ingin menggadaikan barang menggunakan jasa transportasi daring tanpa harus pergi ke kantor cabang. Nasabah cukup memesan jasa transportasi melalui gawai.
Baca juga: Pegadaian Siapkan Transformasi ke Digital
Kuswiyoto berharap, usia 118 tahun justru menunjukkan bahwa Pegadaian menawarkan layanan jasa keuangan yang semakin mudah. ”Namun, ini baru langkah awal dalam menyelesaikan proses transformasi Pegadaian dalam menghadapi industri jasa keuangan 4.0,” ucapnya.
Rencana bisnis
Harianto menambahkan, Pegadaian memiliki sejumlah rencana bisnis yang akan segera direalisasikan. Perusahaan ini ingin memperluas layanan jasa keuangan di sektor pembiayaan, sebuah konsep bisnis yang telah marak diterapkan oleh perusahaan teknologi finansial (tekfin) bidang penyaluran dana.
Menurut dia, perbedaan produk layanan Pegadaian dan perusahaan tekfin adalah target konsumen. Pegadaian hanya akan menyasar penyaluran dana produktif kepada segmen usaha mikro, kecil, dan menengah (UMKM). Data skor kredit akan diperoleh platform e-dagang tempat UMKM berjualan.
Rencana bisnis lainnya adalah produk layanan gadai efek. Pegadaian telah berkoordinasi dengan Otoritas Jasa Keuangan (OJK) guna memperoleh izin agar saham dan obligasi dapat digadaikan.
Pegadaian telah berkoordinasi dengan Otoritas Jasa Keuangan guna memperoleh izin agar saham dan obligasi dapat digadaikan.
Harianto menyampaikan, Pegadaian akan menguji coba sistem terlebih dahulu dengan menunjuk dua perwalian (custody), yaitu satu bank dan satu perusahaan anggota bursa. Sejauh ini, aplikasi, pasar, dan sistem custody telah siap.
”Banyak usaha gadai dan perusahaan tekfin yang bermunculan, tetapi tidak masalah karena ini kompetisi sehat. Biarlah nanti masyarakat yang memilih layanan terbaik bagi mereka,” tuturnya.