Bentrok antara massa pendukung calon legislatif dan petugas kepolisian terjadi saat rapat pleno rekapitulasi penghitungan suara di Kabupaten Empat Lawang, Sumatera Selatan, Selasa (7/5/2019). Massa merasa tidak puas dengan hasil dan menuntut adanya penghitungan suara ulang.
Oleh
RHAMA PURNA JATI
·2 menit baca
EMPAT LAWANG,KOMPAS—Bentrok antara massa pendukung calon legislatif dan petugas kepolisian terjadi saat rapat pleno rekapitulasi penghitungan suara di Kabupaten Empat Lawang, Sumatera Selatan, Selasa (7/5/2019). Massa merasa tidak puas dengan hasil dan menuntut adanya penghitungan suara ulang.
Kepala Kepolisian Resor Empat Lawag, Ajun Komisaris Besar Eko Yudi Karyanto menerangkan, kerusuhan terjadi sekitar pukul 15.00 WIB dimana saat itu terjadi pergolakan di dalam sidang pleno yang digelar di Kantor DPRD Empat Lawang. Dalam rapat yang dihadiri semua calon legislatif, KPU, Bawaslu, dan instansi terkait tersebut, terdapat sejumlah perdebatan.
Puncaknya, saat dua calon legislatif Raka Warsih dari Partai Golkar dan Suprianto dari Partai Nasdem meminta agar komisioner melakukan penghitungan suara melalui C1 hologram. Namun, permintaan itu ditolak karena itu merupakan ranah Panitia Pemilihan Kecamatan (PPK). “Dari saat itu, terjadi pergolakan, bahkan sampai ada gebrak meja,” ujar Eko.
Ada dua PPK yang dipermasalahkan saat itu yakni PPK Talang Padang dan Lintang Kanan. Kericuhan di dalam ruang DPRD tersebut akhirnya berdampak para mulai marahnya massa pendukung calon legislatif tersebut. Akhirnya, mereka mendobrak pagar. “Petugas terus berupaya untuk menghalau massa. Tembakan peringatan pun dilepaskan,” ucap Eko.
Massa pun membalas dengan melemparkan batu ke arah kantor DPRD. Akibatnya sejumlah kaca pun pecah. Karena, kondisi masa yang semakin anarkis, akhirnya semua komisioner KPU Empat Lawang dievakuasi ke tempat aman. Setelah itu, ujar Eko, pihaknya berkoordinasi dengan para calon legislatif untuk menenangkan masa mereka.
Beruntung, setelah itu massa bersikap koorporatif dan langsung membubarkan diri. “Kerusuhan terjadi sekitar 20 menit, namun setelah itu massa membubarkan diri dan situasipun kembali kondusif,” ungkapnya. Tidak ada korban dalam kericuhan tersebut baik dari sisi petugas maupun dari massa pendukung.
Atas situasi ini, lanjut Eko, pihaknya meminta agar lokasi pleno lanjutan tidak lagi dilakukan di lokasi yang sama karena dikhawatirkan akan lebih banyak massa yang datang. Agar kejadian ini tidak terulang, ungkap Eko, pihaknya akan memaksimalkan petugas yang ada yang berjumlah 200 orang. “Setelah kejadian ini, pengamanan tentu akan lebih diperketat,” katanya.
Sebelumnya, Kepala Polda Sumsel Inspektur Jenderal Zulkarnain Adinegara mengatakan, pihaknya telah memperkuat pengamanan di daerah rawan. Namun, Zulkarnain berharap calon legislatif dapat mengimbau para pendukungnya untuk menjaga situasi tetap kondusif.