Mohamed Salah hanya bisa menutupi wajahnya dan menangis ketika ditandu keluar lapangan saat laga Liga Inggris antara Liverpool kontra Newcastle United di Stadion Saint James’ Park masih berlangsung, Minggu (5/5/2019) dini hari WIB. Bintang Liverpool asal Mesir itu terkapar setelah berbenturan dengan kiper Newcastle, Martin Dubravka. Pemain kreatif ”The Reds” itu mengalami gegar otak.
Satu hari kemudian, Senin (6/5/2019), Pelatih Liverpool Juergen Klopp dengan berat hati menyatakan bahwa Salah tidak bisa tampil melawan Barcelona pada laga semifinal kedua Liga Champions, Rabu (8/5/2019) dini hari WIB. ”Salah merasa baik-baik saja, tetapi tidak dari sudut pandang medis. Dia tidak diperbolehkan tampil. Dia sangat putus asa, tetapi kami tidak bisa membiarkannya bermain,” ujarnya.
Ini merupakan kabar terburuk yang bisa didengar para pendukung Liverpool karena pemain yang dijuluki ”Si Raja Mesir” itu seharusnya tampil untuk membuat keajaiban di Stadion Anfield, Rabu nanti. Kemampuannya mencetak gol dibutuhkan untuk menutupi defisit gol karena ”The Reds” wajib menang 4-0 apabila ingin lolos ke final. Sebuah misi yang amat berat terutama karena Roberto Firmino juga bakal absen.
Salah tetaplah kunci penting serangan The Reds meskipun produktivitas golnya pada musim ini menurun. Musim lalu, ia bisa mencetak 44 gol di semua kompetisi, sedangkan pada musim ini ia baru mencetak 26 gol. Ia sempat mendapat kritikan dari para pendukungnya karena tidak garang lagi.
Salah ingin menunjukkan komitmennya kepada Anfield dan Liverpool.
Salah pernah menjawab kritikan itu dengan tendangan geledek saat mengalahkan Chelsea 2-0 pada pertengahan April lalu. Ia melakukan selebrasi gol dengan melakukan pose yoga di hadapan para fans Liverpool. Kaki kirinya terangkat dan kedua tangannya tertangkup di depan dada. Salah melakukan itu sambil memejamkan mata.
Seorang guru yoga, Emma Stubbs, menjelaskan bahwa itu adalah pose pohon. Sebagaimana pohon yang memiliki akar, pose itu menggambarkan penyatuan si pelaku yoga dengan bumi dan upaya menjaga hubungan tersebut. ”Bisa diartikan bahwa Salah ingin menunjukkan komitmennya kepada Anfield dan Liverpool,” kata Stubbs, seperti dikutip Liverpool Echo.
Terhalang cedera
Wajar apabila Salah menangis ketika kesempatan untuk bermain tiba-tiba direnggut cedera. Sejak bergabung dari AS Roma pada musim 2017-2018, ia ingin mempersembahkan trofi dan membuat bangga Liverpool. Namun, cita-citanya itu selalu terhalang oleh cedera.
Apalagi, cedera itu selalu terjadi saat Liverpool sedang memasuki masa-masa krusial. Sekarang, di Liga Champions, Liverpool di ujung tanduk setelah kalah 0-3 dari Barcelona. Di Liga Inggris, Liverpool sedang berlomba dengan Manchester City untuk mendapatkan trofi Liga Inggris yang mereka nantikan selama 29 tahun. Cedera datang ketika The Reds tinggal menyisakan satu laga wajib menang kontra Wolverhampton Wanderers pada akhir pekan nanti.
Musim lalu, Salah juga cedera ketika mereka tinggal sedikit lagi bisa mengangkat trofi Liga Champions. Persis seperti yang terjadi di Kiev, Ukraina, pada akhir Mei 2018. Waktu itu Salah cedera pada bagian bahu saat tampil di laga final Liga Champions melawan Real Madrid. Bek Real, Sergio Ramos, menjatuhkannya dengan sangat keras. Tanpa Salah di lapangan, Liverpool akhirnya kalah 1-3.
Meskipun selalu mengakhiri musim dengan tragedi dalam dua tahun berturut-turut, Salah tampaknya tetap tenang seperti saat melakukan pose yoga. Ia kemudian mengucapkan selamat bulan Ramadhan melalui akun Twitternya @MoSalah. (REUTERS)