Keberadaan transportasi antarmoda memudahkan penumpang untuk mengakses Bandara Internasional Yogyakarta, di Kabupaten Kulon Progo, DI Yogyakarta. Konektivitas dengan daerah sekitar bandara terus berusaha ditingkatkan guna menambah kenyamanan penumpang.
Oleh
NINO CITRA ANUGRAHANTO
·3 menit baca
KULON PROGO, KOMPAS — Keberadaan transportasi antarmoda memudahkan penumpang untuk mengakses Bandara Internasional Yogyakarta di Kabupaten Kulon Progo, Daerah Istimewa Yogyakarta. Konektivitas dengan daerah sekitar bandara terus berusaha ditingkatkan guna menambah kenyamanan penumpang.
Hal itu disampaikan Menteri Badan Usaha Milik Negara Rini Soemarno sewaktu mengunjungi Bandara Internasional Yogyakarta, di Kabupaten Kulon Progo, Daerah Istimewa Yogyakarta (DIY), Selasa (7/5/2019). Turut hadir bersama Rini, Direktur Utama PT Angkasa Pura I Faik Fahmi.
”Kita harus membuat program yang menarik untuk penumpang sehingga mereka merasa nyaman untuk datang atau bepergian melalui Kulon Progo (Bandara Internasional Yogyakarta),” kata Rini, di sela-sela kunjungannya.
Rini menyatakan, pihaknya tak memungkiri, masih ada pandangan masyarakat yang tinggal di Kota Yogyakarta yang merasa letak Bandara Internasional Yogyakarta cukup jauh. Oleh karena itu, konektivitas bandara tersebut terhadap tempat-tempat lain di sekitar wilayah DIY dan Jawa Tengah perlu disiapkan secara optimal.
Jarak antara pusat Kota Yogyakarta dan Bandara Internasional Yogyakarta sekitar 40 kilometer. Waktu yang diperlukan untuk sampai di bandara tersebut dengan mobil sekitar 1,5 jam.
Prinsipnya, orang bisa merasakan kenyamanan bepergian bukan saat sampai di bandara saja, tetapi sejak dia memutuskan akan menggunakan transportasi apa menuju bandara. Ini akan membuat penumpang lebih nyaman.
Bandara Internasional Yogyakarta mulai beroperasi secara komersial pada Senin (6/5/2019). Setiap hari baru ada satu rute penerbangan pergi-pulang, yaitu dari dan menuju Bandara Halim Perdanakusuma, Jakarta.
Demi mendukung dan memudahkan aksesibilitas penumpang terhadap bandara tersebut, ada dua moda transportasi yang turut dioperasikan, yaitu kereta bandara dan bus dari Perum Damri.
Direktur Pemasaran dan Pelayanan PT Angkasa Pura I Devy Suradji mengatakan, pihaknya berusaha mengoptimalkan pelayanan dengan menyediakan transportasi antarmoda. Ia ingin penumpang merasa nyaman tidak hanya saat berada di bandara, tetapi mulai dari perjalanan sebelum dari bandara hingga akan lepas landas dari bandara tersebut.
”Prinsipnya, orang bisa merasakan kenyamanan bepergian bukan saat sampai di bandara saja, tetapi sejak dia memutuskan akan menggunakan transportasi apa menuju bandara. Ini akan membuat penumpang lebih nyaman,” ujar Devy.
Layanan berupa kereta bandara memudahkan penumpang yang akan berangkat dari wilayah Yogyakarta. Penumpang yang menggunakan kereta bandara berangkat dari Stasiun Yogyakarta.
Satu rangkaian kereta bisa mengangkut 196 penumpang. Waktu yang diperlukan sekitar 35 menit untuk menuju stasiun terdekat dari bandara tersebut, yaitu Stasiun Wojo. Dari Stasiun Wojo, sudah tersedia bus ulang alik (shuttle bus) untuk menuju bandara dengan waktu 11-12 menit.
Manajer Humas PT Kereta Api Indonesia (KAI) Daerah Operasi VI Yogyakarta Eko Budiyanto mengatakan, saat ini, baru ada satu kereta yang beroperasi dengan rute pergi-pulang. Jadwal layanan kereta akan ditambah tergantung dari bertambahnya jadwal penerbangan di bandara tersebut.
Masuk kompleks bandara
Sementara itu, Menteri Rini menyampaikan, dalam waktu mendatang, kereta bandara tidak hanya akan berhenti di Stasiun Wojo, tetapi juga memasuki kompleks bandara sehingga menghubungkan langsung penumpang dengan penerbangan. Ia masih berproses dengan PT KAI untuk mewujudkan hal tersebut.
Dihubungi secara terpisah, Kepala Divisi Operasional Perum Damri Suyanto menyebutkan, demi mendukung operasionalisasi minimum bandara tersebut, pihaknya menyediakan 40 unit armada bus untuk beroperasi di 5 lintasan, yaitu dari bandara itu ke Yogyakarta, Purworejo, Magelang, Kebumen, dan Stasiun Wojo. Setiap lintasan tersedia 4-6 unit armada.
Hingga 12 Mei 2019, angkutan tersebut bisa dinaiki gratis bagi penumpang yang berangkat dan mendarat dari bandara tersebut. Mereka tinggal menunjukkan tiket atau boarding pass yang mereka miliki. Setelah 12 Mei, tarif normal akan diberlakukan. Tarifnya mulai dari Rp 10.000 hingga Rp 50.000, bergantung pada panjang lintasannya.
”Layanan akan kami tambah bergantung pada permintaannya. Kami terus berkoordinasi dengan PT KAI Daop VI Yogyakarta,” kata Suyanto.
Ia menambahkan, trayek bandara tersebut ke Kebumen dan Purworejo juga bisa diperpanjang hingga Cilacap dan Purwokerto ke depan. Kondisi itu dimungkinkan jika ada penumpang potensial dari kedua kota itu yang ingin bepergian dari bandara tersebut.