Meski cadangan devisa menurun, Bank Indonesia menegaskan ketahanan sektor eksternal dan stabilitas ekonomi makro tetap terjaga. Cadangan devisa masih berpotensi meningkat mengingat prospek ekonomi domestik yang tetap positif.
Oleh
Dimas Waraditya Nugraha
·2 menit baca
JAKARTA, KOMPAS — Meski cadangan devisa menurun, Bank Indonesia menegaskan ketahanan sektor eksternal dan stabilitas ekonomi makro tetap terjaga. Cadangan devisa masih berpotensi meningkat mengingat prospek ekonomi domestik yang tetap positif.
Bank Indonesia (BI) melaporkan posisi cadangan devisa pada akhir April 2019 senilai 124,3 miliar dollar AS. Posisi ini turun jika dibandingkan akhir Maret lalu yang senilai 124,5 miliar dollar AS. Penurunan ini terjadi akibat pelambatan aliran dana asing.
Direktur Eksekutif Departemen Komunikasi Bank Indonesia Onny Widjanarko mengatakan, secara umum posisi cadangan devisa relatif stabil kendati turun tipis. Posisi ini dinilai masih mampu mendukung ketahanan sektor eksternal serta menjaga stabilitas ekonomi makro dan sistem keuangan.
”Posisi cadangan devisa pada April 2019 terutama dipengaruhi oleh penerimaan devisa, penerimaan valas lainnya, dan pembayaran utang luar negeri pemerintah,” ujar Onny dalam keterangan resmi yang diterima Kompas, Rabu (8/3/2019).
Posisi cadangan devisa pada akhir April 2019 setara dengan pembiayaan 7,0 bulan impor atau 6,8 bulan impor dan pembayaran utang luar negeri pemerintah serta berada di atas standar kecukupan internasional sekitar 3 bulan impor.
”BI memandang cadangan devisa tetap memadai serta didukung keyakinan terhadap stabilitas dan prospek perekonomian domestik yang tetap baik,” ujar Onny.
Sebelumnya Deputi Gubernur Senior BI Mirza Adityaswara menegaskan, tren pertumbuhan devisa yang terjadi sepanjang September 2018 hingga Maret 2019 ditopang aliran dana asing ke portofolio dalam negeri.
”Kepercayaan investor terhadap pengelolaan ekonomi makro di dalam negeri sangat baik, terbukti aliran dana terus masuk, baik di pasar SBN (Surat Berharga Negara), pasar saham, maupun penanaman modal asing secara langsung dari luar negeri di sektor keuangan,” papar Mirza.
Kepercayaan investor terhadap pengelolaan ekonomi makro di dalam negeri sangat baik, terbukti aliran dana terus masuk, baik di pasar Surat Berharga Negara, pasar saham, maupun penanaman modal asing secara langsung dari luar negeri di sektor keuangan.
Berdasarkan catatan BI, aliran masuk dana asing mencapai Rp 132,4 triliun hingga 2 Mei 2019. Aliran yang masuk ke SBN mencapai Rp 66,3 triliun dan ke pasar saham Rp 66,1 triliun. Jumlah aliran itu di SBN sudah melebihi angka sepanjang 2018 yang sebesar Rp 57,1 triliun.
Mirza menambahkan, di tengah memanasnya situasi global akibat eskalasi tensi perang dagang antara AS dan China, Indonesia diuntungkan dengan pengelolaan fiskal dan moneter yang hati-hati. Ini terlihat dari inflasi yang rendah, defisit fiskal terkendali dan upaya menurunkan defisit transaksi berjalan menuju 2,5 persen.