Diduga Banyak Tak Terpilih Lagi, Rapat DPRD Sumbar Lengang
Tingkat kehadiran anggota DPRD Sumatera Barat dalam rapat paripurna ketiga sejak berakhirnya Pemilu 2019 rendah. Selain memasuki puasa, kondisi itu diduga karena banyak calon legislatif petahana tidak terpilih untuk periode 2019-2024.
Oleh
YOLA SASTRA
·3 menit baca
PADANG, KOMPAS - Tingkat kehadiran anggota DPRD Sumatera Barat dalam rapat paripurna ketiga sejak berakhirnya Pemilu 2019 rendah. Selain memasuki puasa, kondisi itu diduga karena banyak calon legislatif petahana tidak terpilih untuk periode 2019-2024.
Pantauan Kompas, Rabu (8/5/2019) sekitar pukul 11.00, masih banyak kursi ruang sidang utama DPRD Sumbar yang kosong. Meskipun demikian, rapat yang dijadwalkan pukul 09.00-12.00 itu tetap berlangsung.
Rapat membahas pengambilan keputusan DPRD terhadap raperda tentang penyelenggaraan pendidikan dan penyampaian jawaban Gubernur Sumbar terhadap pandangan umum fraksi atas raperda tentang pertanggungjawaban pelaksanaan APBD tahun 2018.
Ketua DPRD Sumbar Hendra Irwan Rahim di Padang menduga, rendahnya tingkat kehadiran anggota berkaitan dengan ibadah puasa dan hasil Pemilu 2019. “Pertama, karena bulan puasa. Kedua, banyak yang tidak terpilih lagi,” kata Hendra seusai rapat.
Di jajaran pimpinan, selain ketua DPRD, turut hadir tiga wakil DPRD lainnya, yaitu Arkadius Datuak Intan Bano, Darmawi, dan Guspardi Gaus. Sementara itu, dari Pemprov Sumbar di antaranya hadir Wakil Gubernur Sumbar Nasrul Abit, Sekretaris Daerah Alwis, dan Kepala Dinas Pendidikan Sumbar Adib Alfikri.
Sekretaris DPRD Sumbar Raflis mengatakan, rapat hanya dihadiri oleh 33 anggota dari total 65 anggota DPRD. Sebagian anggota tidak hadir karena berbagai alasan, mulai dari dinas keluar kota maupun izin. “Ukurannya (kuota) kan 42 (anggota yang hadir). Namun, cuma 33 (anggota) yang hadir,” kata Raflis.
Menurut Raflis, karena jumlah peserta rapat tidak kuorum, pimpinan rapat sempat menskors rapat untuk memutuskan rapat dilanjutkan ataupun tidak. Setelah satu kali skors, rapat akhirnya dilanjutkan kembali.
Raflis menambahkan, rendahnya tingkat kehadiran boleh jadi berkaitan dengan awal bulan Ramadhan dan proses rekapitulasi di KPU Sumbar yang sedang berlangsung. Walau demikian, kecenderungan penurunan tingkat kehadiran itu tidak mengganggu jalannya rapat.
Saat ini, proses rekapitulasi perolehan suara Pemilu 2019, termasuk calon legislatif DPRD Sumbar, di tingkat KPU Sumbar sedang berlangsung. Belum ada keputusan resmi caleg-caleg yang melenggang ke DPRD Sumbar.
Pengamat politik Universitas Andalas Asrinaldi berpendapat, rendahnya tingkat kehadiran anggota DPRD Sumbar dalam rapat paripurna bukan semata-mata karena tidak terpilih atau faktor puasa. Dalam keadaan normal sekalipun, banyak juga anggota DPRD tak hadir.
Ketidakhadiran ini saya lihat karena memang sikap dan perilaku mereka. Kehadiran mereka bergantung pada agenda yang dibahas. Kalau agenda yang tidak penting menurut mereka, ya tidak hadir
Menurut Asrinaldi, rendahnya kehadiran saat ini kemungkinan karena sebagian anggota DPRD Sumbar sibuk menghadapi pemilu. Memang ada sebagian anggota yang tidak terpilih kembali, tetapi jumlahnya tidak terlalu banyak.
"Ketidakhadiran ini saya lihat karena memang sikap dan perilaku mereka. Kehadiran mereka bergantung pada agenda yang dibahas. Kalau agenda yang tidak penting menurut mereka, ya tidak hadir," kata Asrinaldi.
Asrinaldi menambahkan, rendahnya tingkat kehadiran dalam rapat paripurna memang tidak berdampak langsung terhadap hasil rapat. Sebab, ada mekanisme pengambilan keputusan dalam tata tertib dewan terhadap sidang yang tidak mencapai kuorum. Dampaknya kepada penilaian masyarakat terhadap mereka yang tidak serius melaksanakan tugas-tugas kedewanan.
"Semoga komitmen anggota DPRD yang terpilih periode ini lebih baik daripada yang sebelumnya," ujar Asrinaldi.