JAKARTA, KOMPAS — Tren yang berkembang menunjukkan perilaku konsumen selama bulan Ramadhan tidak bisa dilepaskan dari jejak di dunia maya. Jejak-jejak digital yang ditinggalkan konsumen tersebut membentuk pola kebiasaan unik.
Google, dalam laporan ”Winning Ramadan with Digital”, menyebutkan lima tipe konsumen Ramadhan. Tipe pertama adalah konsumen yang suka berdevosi. Berdasarkan analisis Google pada 2018, pencarian istilah ”doa”, ”jadwal puasa”, dan ”zakat” bertambah tiga kali lipat selama Ramadhan dibandingkan dengan hari biasa.
Tipe kedua ialah konsumen yang gemar merawat rumah. Hal ini bisa dilihat dari hasil analisis Google pada 2018 yang menunjukkan pencarian kata ”oven listrik”, ”meja tamu”, dan ”penyedot debu” meningkat 1,8 kali lipat selama Ramadhan.
Tipe ketiga adalah perawat kecantikan pada bulan Ramadhan. Hasil analisis Google saat Ramadhan tahun lalu menunjukkan, pencarian kata ”baju lebaran 2018”, ”model rambut 2018”, dan ”hijab tutorial” tumbuh 10 kali lipat.
Sementara tipe keempat dinamakan konsumen pengikut teknologi. Temuan dan analisis Google selama Ramadhan 2018 menunjukkan, pencarian untuk ”smartphone terbaik 2018”, ”gaming laptop”, ”dan kamera” meningkat sebesar 1,3 kali lipat dibandingkan dengan hari biasa.
Adapun tipe terakhir adalah konsumen mudik yang suka berburu tiket pesawat dan mobil murah. Berdasarkan temuan Google, saat Ramadhan 2018, pencarian ”tiket pesawat murah” dan ”mobil murah” naik 2,2 kali lipat dibandingkan dengan hari biasa.
Riset
Mobile Marketing Association (MMA) juga mengeluarkan laporan riset ”Making The Most of Mobile Ramadhan 2019”. Isi riset yang dikerjakan bersama Inmobi dan Pulse ini menyoal perilaku konsumen Indonesia saat Ramadhan.
Fokus utama riset memang mengetahui jejak digital tingkah laku konsumen Indonesia yang mengakses internet melalui ponsel pintar. Keputusan menjangkau fokus ini masuk akal karena pengguna ponsel pintar di Indonesia hampir mencapai 100 juta orang pada 2019. Selain itu, 89 persen di antaranya tergolong pengguna internet aktif.
Dalam laporan riset itu, MMA mengelompokkan lima perilaku konsumen Indonesia saat Ramadhan, yakni belanja, bepergian, kegiatan spiritualitas, menyimpan makanan, dan media.
Untuk perilaku berbelanja, MMA menemukan enam kategori barang belanjaan, yaitu makanan, elektronik, kegiatan sosial, aksesori mode, mode, dan kebutuhan perjalanan.
Pada perilaku bepergian, temuan riset menunjukkan konsumsi konten bepergian di internet naik 1,2 kali lipat dibandingkan dengan hari biasa.
Terkait dengan perilaku spiritualis, temuan riset yang menarik adalah lalu lintas konsumsi internet saat jam sahur melonjak 2,5 kali lipat. Temuan lainnya ialah penggunaan aplikasi religi naik 1,5 kali lipat.
Sementara untuk perilaku makan, salah satu temuan riset ialah pencarian konten resep makanan di internet naik 1,3 kali lipat dibandingkan dengan hari biasa.
Adapun mengenai perilaku bermedia ada kecenderungan terjadi lonjakan konsumsi video digital sampai 50 persen, mengakses konten di ponsel pintar sambil menonton tayangan televisi naik 68 persen, dan bermain gim daring meningkat 20 persen.
Pengiriman barang
Vice President of Marketing JNE Eri Palgunadi, Rabu (8/5/2019), di Jakarta, menceritakan, jumlah permintaan pengiriman barang melalui JNE saat Ramadhan dan Idul Fitri meningkat rata-rata 30 persen dibandingkan dengan hari biasa. JNE telah mengantisipasi lonjakan permintaan jasa, antara lain dengan menambah armada dan sumber daya manusia.
”Kami juga memastikan titik-titik layanan, khususnya kantor pusat dan kantor cabang di kota-kota besar setiap provinsi, dapat melayani kebutuhan pengiriman pelanggan selama 24 jam,” ujarnya.
Pada Ramadhan 2019, JNE bekerja sama dengan Bukalapak dan Tokopedia untuk menawarkan promo gratis ongkos kirim kepada para pembeli yang berbelanja di aplikasi kedua laman pemasaran tersebut. Melalui promo ini, perusahaan berharap dapat membantu meningkatkan penjualan para usaha mikro, kecil, dan menengah (UMKM) dalam jaringan sekaligus memberikan kemudahan kepada para konsumen.
Layanan data
Chief Commercial Officer Hutchison Tri Indonesia Dolly Susanto menceritakan, selama Ramadhan, arus konsumsi layanan data biasa bergerak meningkat pada saat sahur pukul 03.00 sampai pukul 07.00. Kemudian, arus konsumsi kembali bergerak padat pada pukul 13.00 hingga pukul 16.00 dan saat jam berbuka puasa.
”Tiga hari menjelang perayaan Idul Fitri, arus konsumsi layanan data meningkat drastis. Konsumen pun biasanya mulai menambah kuota dengan isi ulang. Hal ini barangkali mereka mau mudik,” katanya. (MED)