Suasana kondusif sudah mulai terbentuk lagi di akar rumput. Hal itu tampak dari komunikasi dan perbincangan yang lebih cair dan bervariasi, tidak melulu tentang pemilu.
Oleh
FRANSISKUS WISNU WARDHANA DHANY
·2 menit baca
JAKARTA, KOMPAS — Pasangan calon presiden-calon wakil presiden nomor urut 01, Joko Widodo-Ma’ruf Amin, telah meraih 80 juta suara versi real count Tim Kampanye Nasional Jokowi-Amin. Kendati demikian, Tim Kampanye Nasional Jokowi-Amin akan terus mengawal proses penghitungan suara sampai ada hasil resmi dari Komisi Pemilihan Umum.
Berdasarkan real count Tim Kampanye Nasional (TKN) pada Rabu (8/5/2019) sore, Jokowi-Amin mendapat 80 juta suara atau 56 persen. Adapun pasangan calon presiden dan calon wakil presiden nomor urut 02, Prabowo Subianto-Sandiaga Salahuddin Uno, meraih 62 juta suara atau 43,9 persen. Jumlah suara ini merupakan rekapitulasi dari 716.718 TPS.
Ketua TKN Erick Thohir di Jakarta, Rabu, mengatakan, real count internal merupakan pembanding dengan penghitungan resmi dari Komisi Pemilihan Umum (KPU). TKN memberikan data dan fakta secara transparan agar tidak terjadi saling klaim.
”Tidak ada maksud jemawa bahwa berdasarkan real count internal suara sudah mencapai 80 juta. Pemilu kali ini banyak gonjang-ganjing dan momen bulan Ramadhan jadi waktu untuk introspeksi diri. TKN terus berupaya menjaga situasi yang kondusif. Apabila ada kekurangan atau hal yang kurang baik dapat diperbaiki tanpa saling menyalahkan,” ucap Erick.
Dengan partisipasi pemilih sebanyak 155 juta orang atau 81 persen, saat ini sudah direkapitulasi 142 juta suara. Artinya, masih tersisa 13 juta suara lagi.
”Sekali lagi, kita sama-sama menanti hasil resmi dari KPU pada 22 Mei. Kita sama-sama menjaga kondusivitas. Kalau ada kekurangan harus perbaiki, bukan menuduh-nuduh. Suatu hal yang terus dijadikan polemik tidak akan berguna. Kasihan bangsa ini. Segeralah bersatu untuk kembali membangun bangsa ini,” katanya.
Sementara Wakil Direktur Saksi TKN Lukman Edy menuturkan, angka psikologis 80 juta suara telah diperoleh Jokowi-Amin. Ketika mencapai angka itu, pertandingan telah usai.
”Jokowi-Amin sudah melewati angka psikologis atau perolehan suara yang harus diperoleh untuk meraih kemenangan dalam pilpres. Ini kerja keras bersama,” ujar Edy.
Etika politik
Semua pihak harus menahan diri, menghormati aturan, dan menjaga etika berpolitik. Oleh karena itu, elite politik beserta pendukung wajib menghindari spekulasi dan ketidakpastian terkait hasil pilpres.
Menurut sosiolog Universitas Gadjah Mada, Arie Sudjito, suasana kondusif sudah mulai terbentuk lagi di akar rumput. Hal itu tampak dari komunikasi dan perbincangan yang lebih cair dan bervariasi, tidak melulu tentang pemilu. Keadaan seperti inilah yang harus dijaga bersama, khususnya oleh kelas menengah dan elite politik.
”Kembali ke rutinitas. Segala ketidakpuasan ada saluran penuntasannya. Akar rumput telah aman dan damai. Kelas menengah dan elite politik jangan memprovokasi, tetapi tunjukkan sikap teladan. Beri kepercayaan kepada KPU sembari mengontrol dan mengawasi proses kerjanya,” kata Arie.