Bung Karno dan Kemerdekaan Palestina
Soekarno, presiden pertama Indonesia, sepenuh hati mendukung kemerdekaan Palestina dari pendudukan Israel. Ini tampak saat Bung Karno melarang Israel dan Taiwan ikut dalam perhelatan Asian Games 1962 di Jakarta.
Soekarno, presiden pertama Indonesia, sepenuh hati mendukung kemerdekaan Palestina dari pendudukan Israel. Ini tampak saat Bung Karno melarang Israel dan Taiwan ikut dalam perhelatan Asian Games 1962 di Jakarta.
Keputusan ini berdampak pada dijatuhkannya skors terhadap Indonesia dan pelarangan mengikuti Olimpiade Tokyo 1964. Indonesia kemudian membentuk Olimpiade tandingan di tahun 1963, yakni Games of New Emerging Forces (Ganefo).
Bung Karno dan Indonesia berdiri untuk Palestina melawan Israel sejak awal kemerdekaan Indonesia hingga tahun 1960-an. Israel didukung Blok Barat dengan motor Amerika Serikat dan negara-negara Sekutu Barat.
Sejarawan Didi Kwartanada mengatakan, dalam Konferensi Asia Afrika 1955 di Bandung, yang turut dimotori Bung Karno, isu Palestina masuk dalam agenda pembahasan konferensi yang diikuti 29 delegasi negara dan beberapa delegasi negara pengamat ini.
Berselang setengah abad, tanggal 5 Mei 2019, yang bertepatan dengan awal Ramadhan, serangan Israel kembali terjadi terhadap rakyat Palestina di Gaza. Dalam peristiwa ini, 20 warga Palestina menjadi korban jiwa. Bahkan, lokasi kantor berita Turki, Anadolu, di Gaza turut menjadi korban serangan militer Israel.
Sebelumnya, pada Desember 2017, Pemerintah Amerika Serikat juga memberikan dukungan dan pengakuan terhadap ibu kota Israel di Jerusalem serta memindahkan lokasi Kedutaan Besar Amerika Serikat ke Jerusalem.
Padahal, lokasi Jerusalem Barat merupakan daerah pendudukan militer Israel dan kota suci tiga agama, yakni Islam, Kristen, dan Yahudi, yang semestinya berada dalam kondisi status quo.
Bahkan, secara hukum internasional, wilayah tersebut diusulkan dalam pengaturan otoritas internasional. Keberadaan Israel menduduki bagian Jerusalem Barat sejauh ini diakui beberapa negara secara de facto, tetapitidak secara de jure pasca-Perang Arab-Israel antara Israel dan Jordania (1948-1949).
Pada tanggal 1 Mei 2019, Indonesia menduduki kursi Ketua Sidang Dewan Keamanan PBB. Hal itu sangat berpengaruh dalam proses perdamaian dunia, termasuk sengketa Israel-Palestina. Tentu kiprah lanjutan Menteri Luar Negeri Retno Marsudi dan para diplomat Indonesia di PBB sangat ditunggu terkait proses perdamaian Israel-Palestina, terutama masalah kemerdekaan bangsa Palestina.
Sikap tegas Indonesia
Sebelumnya, dalam Sidang Dewan Keamanan PBB tanggal 22 Januari 2019, Menlu RI Retno Marsudi menegaskan dukungan Indonesia pada kemerdekaan Palestina. Menlu Retno menyampaikan tiga poin yang perlu mendapat perhatian dalam mendorong penyelesaian konflik antara Palestina dan Israel.
Pertama, pentingnya semua pihak untuk mematuhi hukum internasional dan semua resolusi PBB terkait serta untuk tidak mengambil langkah-langkah provokatif.
Indonesia menekankan perlunya penghentian segera berbagai kekerasan dan pelanggaran terhadap hukum internasional. Indonesia melalui Menlu Retno juga menegaskan agar pembangunan permukiman ilegal oleh Israel segera dihentikan karena dinilai salah secara moral dan hukum.
Poin kedua, pentingnya proses perdamaian penyelesaian konflik Palestina-Israel yang memiliki legitimasi. Dalam hal ini, Indonesia menegaskan pentingnya proses perdamaian tetap mematuhi parameter internasional yang telah disepakati dan mendapat dukungan mekanisme multilateral.
Indonesia juga menyampaikan keprihatinan adanya upaya keluar dari prinsip solusi dua negara dalam penyelesaian konflik Palestina-Israel. ”Indonesia menegaskan, two-state solution merupakan satu-satunya jalan untuk memajukan proses perdamaian Palestina dan Israel,” kata Menlu Retno.
Poin ketiga terkait krisis kemanusiaan yang dialami Palestina. Indonesia sangat prihatin terhadap krisis kemanusiaan berkepanjangan yang dihadapi Palestina, khususnya di Gaza.
Menlu RI mengatakan bahwa blokade Israel di Gaza yang telah berlangsung selama 11 tahun dan menyebabkan krisis kemanusiaan berkepanjangan harus segera dihentikan.
Dalam kaitan ini, Retno juga mengapresiasi negara-negara anggota PBB yang telah mendukung United Nations and Relief Works Agency (UNRWA) dalam mengatasi defisit keuangan yang dialami serta membantu mengatasi masalah kemanusiaan di Gaza.
”Indonesia telah meningkatkan kontribusinya kepada UNRWA dan akan terus tingkatkan bantuan kemanusiaan kepada Palestina,” ujarnya.
Sebagai catatan soal solidaritas Palestina, Ketua Majelis Ulama Indonesia Kiai Haji Ma’ruf Amin pada Desember 2017 di Jakarta memimpin demonstrasi mendukung hak-hak dan kedaulatan Palestina. Ini dilakukan sebelum ia maju sebagai kandidat wakil presiden berpasangan dengan Joko Widodo.
Bung Karno ditinggal
Christianto Wibisono yang menulis kolom ”Wawancara Imajiner dengan Bung Karno” dan baru saja meluncurkan buku Kencan dengan Karma, Anti Memoir menceritakan ironi perjuangan Bung Karno.
”Bung Karno melarang Israel ikut Asian Games Jakarta 1962. Lalu membuat Olimpiade tandingan, yakni Ganefo, tahun 1963. Negara-negara Arab tidak turut mempermasalahkan larangan Israel ikut Asian Games di Jakarta,” kata Christianto.
Hasilnya, Indonesia diskors oleh IOC dan tidak boleh ikut Olimpiade Tokyo 1964. Sementara negara-negara Arab tetap ikut Olimpiade Tokyo. ”Bung Karno seperti ditinggal oleh negara-negara Arab,” ujarnya.
Komitmen Bung Karno memang tidak berubah. Mufti Agung Palestina Amin al-Hussainy diterima Indonesia dalam Konferensi Asia Afrika di Bandung tahun 1955, seperti diungkapkan sejarawan Didi Kwartanada. Mufti Agung Palestina hadir bersama delegasi Republik Arab Syria.
Pada tahun 1930-an pun terungkap sudah adanya keterlibatan pemuda-pemuda Indonesia di Palestina yang dijajah Inggris. Mengutip terbitan salah satu majalah Muhammadiyah di Jawa akhir dekade 1930-an, Didi menyebutkan adanya pemuda-pemuda Indonesia yang wafat karena mendukung Palestina dan kemudian dimakamkan di Jerusalem Timur.
Sikap Bung Karno atas solidaritas Palestina dan sesama negara berkembang berbuah penghargaan dan penghormatan terhadap Bung Karno dan Indonesia.
Komikus Aji Prasetyo dalam naskah komik Diplomasi sebagai Solusi menjabarkan beberapa negara yang mengabadikan nama Soekarno, seperti Mesir yang memberi nama Jalan Ahmed Soekarno di Kit Kat Agouza, Kairo; Rue Soekarno di kota Rabat, Maroko; Soekarno Square di Peshawar dan Soekarno Bazar di Lahore, Pakistan; Masjid Biru Soekarno di kota St Petersburg, Rusia; Pohon Soekarno di Padang Arafah, Arab Saudi; terbitan prangko seri Soekarno-Fidel Castro-Che Guevara di Kuba; dan Monumen Soekarno di Tokyo Tower, Jepang. Ada pula restorasi makam Imam Bukhari di Uzbekistan yang dilakukan atas permintaan Bung Karno.
Peran Indonesia memang penting dalam dialog Arab-Israel. Letnan Jenderal (Purn) Rais Abin yang pernah menjadi Force Commander PBB atau pemimpin misi pasukan PBB di Semenanjung Sinai mengatakan, atas nama Indonesia, dirinya merintis dialog Cairo-Tel Aviv antara Presiden Anwar Sadat dan Menachem Begin di Israel. Rintisan dialog ini berakhir dengan perjanjian Camp David di Amerika Serikat pada masa Presiden Jimmy Carter.
Momen Ramadhan kali ini menjadi pengingat bahwa pada suatu masa, seorang Presiden Indonesia, yakni Bung Karno, berani melawan Israel yang didukung Amerika Serikat dan negara Barat demi kemerdekaan rakyat Palestina di wilayah pendudukan Israel di Tepi Barat Sungai Yordan dan Jalur Gaza.