Genjot Ekspor, Kualitas Desain Visual Produk Kerajinan Ditingkatkan
Pemerintah berupaya mendorong kinerja ekspor produk kerajinan usaha mikro, kecil, dan menengah atau UMKM, melalui program peningkatan daya saing produk berbasis desain. Kementerian Perdagangan berkolaborasi dengan sektor usaha dan lembaga pendidikan agar kualitas desain visual dari produk UMKM semakin baik.
Oleh
Dimas Waraditya Nugraha
·3 menit baca
JAKARTA, KOMPAS – Pemerintah berupaya mendorong kinerja ekspor produk kerajinan usaha mikro, kecil, dan menengah atau UMKM, melalui program peningkatan daya saing produk berbasis desain. Kementerian Perdagangan berkolaborasi dengan sektor usaha dan lembaga pendidikan agar kualitas desain visual dari produk UMKM semakin baik.
Kesiapan kolaborasi ini ditandai melalui penandatanganan perjanjian kerja sama antara Kementerian Perdagangan dengan Dewan Kerajinan Nasional Daerah (Dekranasda) DKI Jakarta dan Universitas Multimedia Nusantara (UMN), di Auditorium Kementerian Perdagangan, Jakarta, Kamis (9/5/2019).
Direktur Jenderal Pengembangan Ekspor Nasional Kementerian Perdagangan (Kemendag), Arlinda, menuturkan peningkatan kualitas desain produk dapat mendorong kinerja ekspor produk kerajinan UMKM. Desain produk berkualitas tinggi diharapkan mampu meningkatkan nilai tambah terhadap harga jual komoditas.
“Kualitas desain bisa memberi nilai tambah sebuah produk. Contohnya, sebuah kursi kayu bisa dijual mencapai 1.350 euro karena kualitas desainnya berbeda dari produk sejenis yang harganya hanya sekitar 200 euro,” ujarnya.
Berdasarkan data Kemendag, ekspor produk kerajinan Indonesia 2018 mencapai 809,69 juta dollar AS, meningkat tipis 0,61 persen dari capaian tahun sebelumnya sebesar 804,75 juta dollar AS. Namun, porsi ekspor produk kerajinan masih tidak lebih dari 0,5 persen terhadap total ekspor nonmigas pada 2018 yang mencapai 162,8 miliar dollar AS.
Arlinda pun berkomitmen meningkatkan porsi ekspor produk kerajinan terhadap total ekspor nonmigas mencapai 1 persen, tahun ini.
Untuk itu, Kemendag akan mengintensifkan pengenalan produk-produk desain berkualitas, salah satunya melalui pameran.
“Melalui pameran, produk desain Indonesia menjadi bisa lebih dikenal tak hanya oleh pembeli lokal tapi juga pembeli internasional,” ujarnya.
Kolaborasi
Selain itu, Kemendag dan Dekranasda DKI Jakarta akan memberikan pendampingan bagi para pelaku usaha binaan Dekranasda DKI Jakarta melalui konsultasi desain komunikasi visual di Indonesia Design Development Center (IDDC). Pihak Kemendag akan merekomendasikan desainer yang ada dalam basis data mereka.
IDDC merupakan lembaga yang dibangun Kemendag sebagai wadah kolaborasi antara pelaku usaha dengan desainer untuk menghasilkan produk-produk unggulan berbasis desain.
“Kerja sama Kemendag dan Dekranasda DKI Jakarta diharapkan dapat meningkatkan pengetahuan serta pengembangan produk berbasis desain dan komunikasi visual antar-kedua belah pihak,” kata Ketua Dekranasda DKI Jakarta Fery Farhati Ganis.
Adapun bentuk kerja sama antara Kemendag dan UMN, pihak universitas akan memberikan pendampingan dalam peningkatan nilai tambah produk ekspor dari UMKM binaan Kemendag melalui desain komunikasi visual. Program Studi Desain Komunikasi Visual UMN akan memberikan rekomendasi desainer komunikasi visual kepada Kemendag untuk kegiatan Klinik Desain IDDC.
Wakil Rektor IV Bidang Hubungan Internasional dan Kerja Sama UMN, Muliawati G. Siswanto mengatakan, penandatanganan perjanjian memperkuat kerja sama yang telah terjalin sebelumnya. Para desainer dari UMN telah mulai bertugas di Klinik Desain IDDC sejak Februari 2019.
“Bagi pelaku usaha yang ingin berkonsultasi desain komunikasi visual dapat dilakukan setiap hari Kamis. Dari hasil konsultasi tersebut diharapkan akan menghasilkan minimal 10 purwarupa produk,” ujarnya.
Selain itu, Kemendag dan UMN akan melakukan kerja sama riset untuk mengembangkan produk ekspor melalui desain komunikasi visual. Riset tersebut dilakukan dengan menggunakan data dan informasi dari basis data IDDC atau Euro Monitor dan Stylus yang dapat diakses di IDDC.