Waktu masih 1 menit 28 detik saat CLS Knights Indonesia dan Singapore Slingers berbagi poin 47-47 di laga ketiga final ASEAN Basketball League (ABL), Rabu (8/5/2019) malam di Gedung Olahraga Kertajaya, Surabaya, Jawa Timur. Namun, selanjutnya, kemenangan tak berpihak ke tuan rumah. Di hadapan 4.000 penonton yang menyesaki “Kastil Kesatria”, para bentara CLS kebanggaan Surabaya itu menyerah 60-63 dari Slingers. Skor sementara final yang memakai format lima laga menjadi 1-2 untuk Slingers.
Oleh
AMBROSIUS HARTO
·3 menit baca
SURABAYA, KOMPAS – Waktu masih 1 menit 28 detik saat CLS Knights Indonesia dan Singapore Slingers berbagi angka 47-47 pada game ketiga final ASEAN Basketball League (ABL), Rabu (8/5/2019) di GOR Kertajaya, Surabaya, Jawa Timur.
Namun, kemenangan tak berpihak ke tuan rumah. Di hadapan 4.000 penonton yang menyesaki “Kastil Kesatria”, tim kebanggaan Surabaya itu menyerah 60-63 dari Slingers. Skor sementara final yang memakai format terbaik lima laga menjadi 1-2 untuk Slingers.
Knights sempat merebut laga pertama secara gemilang dengan skor 86-67, Jumat (3/5) di OCBC Arena, Singapura. Namun, dua hari kemudian, Slingers membalasnya dengan skor 77-57 di gelanggang yang sama.
Knights yang baru dua musim bergabung di ABL berambisi memenangi trofi dengan memanfaatkan laga kandang di Surabaya. Jika skenario mulus, laga keempat yang kembali diadakan di Surabaya akan mendekatkan tim ini dengan podium juara. Namun, John Fields, center Slingers, dan kawan-kawan mampu menahan ambisi tim berkostum ungu itu.
Meski dicemooh penonton, Fields menjadi motor kegemilangan Slingers dengan mencetak double-double yakni 16 poin dan 14 rebound. Jerran Young, forward Slingers, menyumbang poin yang sama ditambah 9 rebound dan 2 assist. Fields menjadi menara tangguh membendung serangan Knights sekaligus menjaga keunggulan tim sampai laga berakhir.
Center tuan rumah Maxie Esho membuat angka terbanyak dengan 19 poin dan 13 rebound. Brandon Jawato, guard lokal, menyumbang 13 poin, 3 rebound, dan 2 assist. Sayang, kontribusi penting mereka gagal menahan laju Slingers yang mampu menjaga keunggulan di masa kritis sampai pertandingan berakhir.
Knights sebenarnya punya peluang memaksakan perpanjangan waktu saat Jawato mendapat hadiah lemparan bebas dua kali dalam waktu tersisa 11,08 detik dan posisi tertinggal 58-60. Sayang, hanya satu lemparan yang masuk.
Buruknya eksekusi lemparan bebas Knights (6 masuk dari 13 percobaan) menjadi salah satu penyebab kekalahan tim asuhan Brian Rowson itu. Akhirnya, dua kali lemparan bebas Jerran Young menyudahi perlawanan Knights saat waktu tersisa 2,77 detik. Upaya terakhir Esho dengan lemparan tiga angka, gagal meraih poin.
Menanggapi kekalahan itu, Rowson mengatakan, lemparan bebas tim asuhannya memang tidak bagus. “Saya bilang ke pemain agar tidak kecewa dengan hasil ini,” katanya seusai laga.
Rowson menambahkan, tim akan melihat video rekaman pertandingan untuk evaluasi. Knights masih punya keyakinan menjadi juara dengan merebut dua laga sisa. Laga keempat sebagai tuan rumah, Sabtu (11/5) dan laga pamungkas sebagai tamu pada Rabu (15/5).
“Ayo bangkit dan fokus untuk game keempat,” kata Rowson, yang mengaku kecewa dengan kepemimpinan wasit Ricor Buaron, Wei Chuen Chu, dan Nettapong Jontapa dalam pertandingan itu.
Managing Partner Knights Christopher Tanuwidjaja menambahkan, akan meminta ABL untuk mengevaluasi kinerja wasit dalam pertandingan yang melibatkan timnya itu. Namun, Christopher tak ingin mencari alasan untuk menutupi kekalahan tim dalam dua laga terakhir. Ia masih yakin Knights akan merebut kemenangan di dua laga tersisa. “Harus percaya diri, fokus, dan tidak boleh goyah,” katanya.