Lima Orang Diperiksa Terkait Kericuhan di Lombok Tengah
Kepolisian Resor Lombok Tengah, Nusa Tenggara Barat, menangkap lima orang terkait kericuhan dan tindakan anarkis pada Rabu (8/5/2019) malam.
Oleh
ISMAIL ZAKARIA
·3 menit baca
PRAYA, KOMPAS - Kepolisian Resor Lombok Tengah, Nusa Tenggara Barat, menangkap lima orang terkait kericuhan dan tindakan anarkis pada Rabu (8/5/2019) malam. Kerusuhan itu tak sampai mengganggu rapat pleno terbuka rekapitulasi hasil penghitungan suara pemilu dan Pilpres 2019 tingkat kabupaten Lombok Tengah.
Kepala Kepolisian Resor Lombok Tengah Ajun Komisaris Besar Budi Santosa di Praya, Kamis (9/5/2019) belum mau menyebutkan identitas lima orang tersebut. Tetapi menurut dia, tiga orang merupakan warga Kecamatan Praya Timur dan dua lagi Kecamatan Pujut.
"Status belum (ditetapkan) karena kami masih melakukan pemeriksaan untuk mengetahui peran dan kapasitas masing-masing. Selain lima orang ini, kami juga akan memeriksa saksi-saksi lain sehingga perkara semalam lebih terang," kata Budi.
Seperti diberitakan, Rabu malam sekitar pukul 22.00 WITA sekitar 200 masa mendatangi kawasan Jalan Gajah Mada, Kota Praya. Begitu tiba di lokasi, mereka langsung berteriak, melempar batu, bahkan bom molotov. Sedikitnya, ada empat sisa botol pecahan bom molotov yang ditemukan di lokasi kejadian. Batu berbagai ukuran, menumpuk di dua titik. Batu diangkut dengan mobil bak terbuka.
"Saya tidak tahu motif atau pemicunya. Tetapi mereka diduga pendukung salah satu calon anggota legislatif yang pada malam sebelumnya (Selasa) menyampaikan ada indikasi kecurangan," kata Budi.
Aksi anarkis tersebut memang tidak terjadi ketika rapat pleno terbuka berlangsung. Melainkan beberapa saat setelah rapat pleno ditunda. Penundaan, menurut Budi karena peserta rapat tidak memenuhi kuorum serta anggota Badan Pengawas Pemilu Lombok Tengah tidak lengkap.
Saya tidak tahu motif atau pemicunya. Tetapi mereka diduga pendukung salah satu calon anggota legislatif yang pada malam sebelumnya (Selasa) menyampaikan ada indikasi kecurangan
Sekitar pukul 23.00 WITA, massa bisa dipukul mundur. Polres Lombok Tengah juga sempat melepaskan tembakan air atau water canon ke arah masa yang anarkis. Dua anggota Polres Lombok Tengah mengalami luka dan terkena lempara batu di bagian pelipus dan hidung.
Pascakericuhan hingga Kamis siang, pengamanan di sekitar lokasi kejadian diperketat. Dari dua jalur di Jalan Gajah Mada, hanya satu yang dibuka. Sementara satu jalur lagi ditutup. Polisi juga memasang pagar besi di belakang tembok, memeriksa setiap orang yang hendak masuk, termasuk ke area rapat pleno.
Sementara itu, seluruh barang bukti berupa kendaraan yang digunakan massa, termasuk batu-batu yang digunakan untuk melempar polisi, disita di Kantor Polres Lombok Tengah. Kepala Satuan Reserse Kriminal Polres Lombok Tengah Ajun Komisaris Rafles P Girsang mengatakan, sepeda motor yang diamankan berjumlah 20 unit dan mobil 7 unit.
Adapun proses pleno yang sempat ditunda, dimulai kembali sekitar pukul 11.00 WITA. Pleno yang dipimpin tiga anggota komisioner KPU Lombok Tengah berjalan hangat disertai interupsi dari para peserta, khususnya perwakilan partai politik. Hingga pukul 16.00 WITA, pleno masih berlangsung dengan pembahasan rekapitulasi hasil perhitungan suara calon anggota Dewan Perwakilan Rakyat Daerah (DPRD) kabupaten dan Provinsi.