Bertabur Hidangan ala Thailand di Hotel Tugu Malang
Selama Ramadhan, bukan berarti kita harus menghentikan hobi jelajah kuliner. Berbagai menu dalam dan luar negeri justru banyak disajikan oleh sejumlah hotel dan restoran untuk menarik minat konsumen. Salah satunya adalah menu-menu masakan Thailand dan Vietnam yang disajikan oleh Hotel Tugu, Kota Malang, Jawa Timur.
Oleh
DAHLIA IRAWATI
·3 menit baca
MALANG, KOMPAS — Selama Ramadhan, bukan berarti kita harus menghentikan hobi jelajah kuliner. Berbagai menu dalam dan luar negeri justru banyak disajikan oleh sejumlah hotel dan restoran untuk menarik minat konsumen. Salah satunya adalah menu-menu masakan Thailand dan Vietnam yang disajikan Hotel Tugu, Kota Malang, Jawa Timur.
Dengan konsep ”101 Street Foods of Southeast Asia and a Blissful Holiday”, Hotel Tugu mengusung keanekaragaman kuliner Asia Tenggara selama Ramadhan di Restoran Melati dan SaigonSan.
Pada Selasa (7/5/2019) menjelang waktu berbuka puasa, para jurnalis diajak mencicipi aneka kuliner Malaysia, Thailand, Vietnam, dan jajan pasar khas Indonesia.
Beberapa menu yang disajikan antara lain char kway teow penang, yaitu kwetiau goreng dengan udang dan kerang; laksa lemak melayu dengan santan segar dan pasta laksa buatan sendiri; bahn bao khas Hanoi, yaitu sajian daging bebek hangat; som tam atau salad pepaya hijau khas Bangkok. Aneka makanan itu bisa dicicipi selama bulan Mei.
Puasa hari itu kami buka dengan mencicipi buah kurma dan segelas teh hangat. Berikutnya semangkuk tom yam hangat berisi aneka seafood menghangatkan perut yang seharian tak terisi makanan. Tom yam sore itu rasanya sudah Indonesia banget. Rasa getir sezhuan pepper, yang biasanya sangat kentara dalam hidangan tom yam, sore itu hanya menyengat tipis-tipis. Rasa pedasnya pun samar-samar, tidak seperti tom yam sebagaimana jika kita memakannya langsung di Thailand.
Cukup menghangatkan perut, kami beranjak mencicipi char kway teow penang sambil mencicipi ayam barbeque. Belum ingin beranjak mengisi perut dengan makanan berat, saya pun memilih merasakan som tam, yaitu salad pepaya hijau khas Bangkok. Irisan tipis buah pepaya dengan bumbu garam itu terasa segar di mulut.
Masih bertema salad, maka pla tod yam mamuang pun menjadi pilihan. Ini adalah jenis salad, tetapi dengan bahan utama buah mangga. Rasa asam bercampur dengan asin rupanya menguatkan kesegaran menu sore itu.
Tidak ingin berlama-lama dengan menu ringan, akhirnya kami mencoba menu berat, yaitu nasi goreng tom yam. Nasi goreng ini dipadu dengan udang dan cumi.
Pilihan menu berat lain adalah aneka nasi warna-warni. Wangi nasi ungu, hijau, dan putih tersebut berbeda-beda. Nasi putihnya wangi sewangi melati, namanya adalah jasmine rice. Nasi warna ungu adalah nasi kentang ungu manis dengan campuran daun pandan, disebut purple rice. Adapun nasi hijau adalah nasi pandan atau pandanus rice. Ketiganya berasal dari beras Thailand.
Untuk menutup rangkaian makan berat, tak lupa kami meneguk aneka minuman dingin disajikan. Mulai dari pudding maphraw atau puding kelapa muda Thailand, es kurma kacang merah, es campur Samarra, es cendol jahe Penang, dan mocktail buah.
Sebagai penutup, tak lupa kami mencicipi jajanan pasar tradisional khas Indonesia, mulai dari onde-onde, kue tok, hingga apam.
”Kami menghadirkan menu ini selama bulan Mei untuk memberikan kesempatan masyarakat mengeksplorasi masakan Melayu. Selain menambah pengalaman menikmati cita rasa masakan dalam negeri, kami juga menyuguhkan menu-menu Asia Tenggara yang bisa dicoba,” kata Marketing and Communication Manager Hotel Tugu Pratiwi Sasotya.