Kubu oposisi mulai merasakan serangan balik selepas upaya kudeta pekan lalu. Wakil Ketua Majelis Nasional Venezuela Edgar Zambrano ditangkap agen intelijen Venezuela. Zambrano ditangkap pada Rabu (8/5/2019) sore waktu Caracas atau Kamis dini hari WIB.
Oleh
Kris Mada
·2 menit baca
CARACAS, KAMIS — Kubu oposisi mulai merasakan serangan balik selepas upaya kudeta pekan lalu. Wakil Ketua Majelis Nasional Venezuela Edgar Zambrano ditangkap agen intelijen Venezuela. Zambrano ditangkap pada Rabu (8/5/2019) sore waktu Caracas atau Kamis dini hari WIB. Sejumlah agen SEBIN, badan intelijen Venezuela, menderek mobil yang ditumpangi Zambrano.
Melalui media sosial, Zambrano menyatakan bahwa para agen SEBIN mengepung mobilnya yang diparkir di depan kantor DPP Partai Aksi Demokratik. ”Kami dikejutkan oleh SEBIN dan setelah menolak keluar kendaraan, mereka menderek paksa ke Heliocide (kantor pusat SEBIN),” tulisnya.
Tidak ada kejelasan di mana Zambrano sekarang. Penangkapan terjadi sehari setelah Majelis Konstitusi Venezuela mencabut kekebalan terhadap Zambrano dan sejumlah anggota parlemen lain. Keputusan itu dibuat setelah upaya kudeta yang didorong Ketua Majelis Nasional Juan Guaido, pekan lalu, gagal. Pada April 2019, Majelis Konstitusi juga pernah mencabut kekebalan terhadap Guaido, tetapi sampai sekarang ia tetap bebas.
Posisi berbeda
”Salah satu konspirator utama kudeta sudah ditangkap. Mereka harus mempertanggungjawabkan di pengadilan atas upaya kudeta yang gagal,” kata Ketua Majelis Konstitusi Diosdado Cabello.
Majelis Konstitusi memang mendukung Presiden Venezuela Nicolas Madura. Sementara Majelis Nasional dikuasai oleh oposisi.
Bukan hanya Majelis Nasional yang mendukung penangkapan para politisi oposisi. Mahkamah Agung Venezuela juga menuduh Zambrano dan sejumlah anggota parlemen terlibat pengkhianatan, pemberontakan, dan konspirasi. Total 10 anggota parlemen dikenai tuduhan itu oleh MA.
Penculikan
Guaido menyebut penangkapan Zambrano sebagai penculikan. Sementara Amerika Serikat mendesak Zambrano segera dibebaskan. AS bersama sejumlah negara mendukung Guaido dan mengakuinya sebagai presiden sementara Venezuela.
Guaido menyatakan bahwa dirinya sebagai presiden sementara Venezuela pada Januari 2019. Langkah itu menyusul penolakan Majelis Nasional Venezuela atas pelantikan kembali Maduro setelah memenangi pemilu tahun 2018. Maduro dilantik di Mahkamah Konstitusi.
Guaido dan para politisi oposisi beralasan, konstitusi Venezuela mewajibkan presiden dilantik di Majelis Nasional. Karena tidak ada presiden yang dilantik di sana, Guaido sebagai Presiden Majelis Nasional merasa berhak menyatakan diri sebagai presiden sementara Venezuela.
Namun, pertarungan politik Maduro dan para oposannya tidak selesai sampai sekarang. Berkali-kali unjuk rasa dan upaya kudeta yang didorong Guaido tetap gagal menggulingkan Maduro. (REUTERS)