Menjalankan puasa dalam bulan Ramadhan bukan halangan untuk atlet profesional, termasuk untuk pebasket NBA, Enes Kanter (26). Bagi center Portland Trail Blazers asal Turki itu, babak playoff NBA 2018-2019 menjadi momen pertamanya bertanding dalam bulan Ramadhan. Kanter pun meminta tips dari salah satu legenda NBA, Hakeem Olajuwon (56).
Kanter memperkuat Trail Blazer pada semifinal Wilayah Barat melawan Denver Nuggets. Dengan format yang terbaik dari tujuh laga, Trail Blazers tertinggal 2-3. Rabu (8/5/2019) pagi WIB, saat laga kelima berlangsung di Pepsi Center, Denver, adalah pertama kalinya Kanter berpuasa sebelum pertandingan. Sejak bermain di NBA pada 2011, puasa dijalani saat jeda kompetisi atau setelah timnya tersisih di playoff.
Kanter pun meminta saran pada Olajuwon, pebaket asal Nigeria yang dikenal selalu berpuasa saat bulan Ramadhan. Olajuwon membela Houston Rockets dan Toronto Raptors dalam kurun waktu 1984-2002. Berstatus warga negara ganda, Nigeria dan AS, Olajuwon menjadi bagian dari Tim Basket AS yang meraih medali emas pada Olimpiade Atlanta 1996.
”Saya bertukar pesan dengan Hakeem. Saya pernah bertemu dengannya beberapa tahun lalu dan tahu yang dilakukannya pada 1994 dan 1995,” kata Kanter dalam laman NBA. Tahun itu adalah saat Olajuwon mengantarkan Houston Rockets menjadi juara. Dia juga dua kali menjadi pemain terbaik final, serta pemain terbaik reguler pada 1994.
“Saat berpuasa, dia menjadi pemain terbaik dalam playoff. Saya bertanya padanya, ‘Bagaimana bisa kamu berpuasa saat Ramadan dan bermain dalam level tinggi?’. Dia pun memberikan beberapa tips,” ujar Kanter yang telah terbiasa puasa satu atau dua kali sepekan, meski bukan pada hari pertandingan.
Pemain yang dikenal sebagai salah satu center terbaik di NBA itu memberi tahu Kanter yang biasanya dimakan saat sahur, berapa banyak harus minum air, dan hal lainnya. ”Saat saya bertanya, dia sangat senang dan bangga. Kami pun membahas tentang basket,” kata Kanter.
Seperti Olajuwon, Kanter menilai penting untuk menjalankan ajaran agama yang dianut meski dengan pekerjaan berat untuk dijalani. “Saya ingin menjadi contoh untuk generasi muda. Menyenangkan mendapat nasehat dari legenda, saya pun ingin menjadi Hakeem generasi yang baru,” tuturnya.
Ketika Trail Blazers menjalani laga kelima, Kanter menjalani sahur dengan makan dalam porsi besar, minum banyak air, dan minum obat untuk mengatasi sakit pada cedera bahu kiri. Dia memulai sahur pada pukul 03.30.
Pertandingan dimulai pukul 20.30, atau 24 menit setelah waktu berbuka, sehingga Kanter punya waktu membatalkan puasanya. Saat timeout atau istirahat, dia pun minum air serta makan selai kacang dan roti dengan olesan selai.
“Saya menjalani puasa sejak usia sembilan atau 10 tahun dan selalu melakukannya hingga sekarang. Saya juga senang, pelatih dan teman-teman menghargai apa yang saya lakukan,” tuturnya.
Meski sebelumnya ada Olajuwon dan Kareem Abdul-Jabbar, atlet muslim dalam NBA, Kanter selalu berusaha menjelaskan identitasnya pada setiap klub yang dibelanya. Sebelum bermain di Portland, dia bermain untuk New York Knicks, Oklahoma City Thunder, dan Utah Jazz.
“Sebelum bergabung dengan tim ini, saya bilang, ‘Saya muslim dan harus shalat lima kali sehari. Mereka menghargainya dan memberi saya ruang untuk shalat. Jadi, sebelum, sesudah pertandingan, sebelum latihan, atau sebelum berangkat ke kota lain untuk bertanding, saya bisa shalat di ruangan itu. Dukungan mereka sangat penting bagi saya,” katanya, dikutip dari The New York Times.