JAKARTA, KOMPAS — Sebanyak 33 karya koreografi tari lolos dalam seleksi Gelar Tari Remaja 2019 yang digelar Direktorat Kesenian, Direktorat Jenderal Kebudayaan, Kementerian Pendidikan dan Kebudayaan. Sebelum ditampilkan di Gedung Kesenian Jakarta pada awal Juli mendatang, koreografer dan penata musik tim yang lolos akan diberikan pelatihan untuk meningkatkan kapasitas koreografi, garapan musik, dan aneka macam pengetahuan pertunjukan tari.
Sejak pendaftaran Gelar Tari Remaja 2019 dibuka pada 6 Maret hingga 12 April 2019, sebanyak 33 dinas kebudayaan di 33 provinsi langsung merespon dengan mengirim sekitar 5-10 karya tari dalam bentuk video. Hingga batas akhir pendaftaran, panitia menerima 118 video karya tari dari 33 provinsi.
Seluruh karya tersebut kemudian diseleksi oleh tim yang terdiri dari para ahli bidang seni tari. Akhirnya, terpilih sebanyak 33 karya dari 33 provinsi yang lolos tahap seleksi dan berhak mengikuti Gelar Tari Remaja 2019 dengan tema “Tarianku Indonesiaku”.
“Hanya satu provinsi, yaitu Maluku, yang tidak mengikuti ajang Gelar Tari Remaja 2019 karena pihak dinas terkait tidak merespon undangan kami. Untuk tahap berikutnya, koreografer dan penata musik dari tim yang lolos seleksi kami ajak mengikuti pelatihan peningkatan kapasitas koreografi, garapan musik dan pengetahuan terkait seni tari,” kata Restu Gunawan, Direktur Kesenian, Direktorat Jenderal Kebudayaan, Kementerian Pendidikan dan Kebudayaan, Rabu (8/5/2019), di Jakarta.
Hanya satu provinsi, yaitu Maluku, yang tidak mengikuti ajang Gelar Tari Remaja 2019.
Pembekalan lokakarya pra Gelar Tari Remaja 2019 diharapkan bisa memberikan pemahaman teknis dan estetis terkait seni tari kepada koreografer dan penata musik. Lokakarya digelar di Jakarta 2-4 Mei 2019 dengan menghadirkan tim pengamat, narasumber dan tim ahli.
Setelah mengikuti lokakarya ini, koreografer dan penata musik diberi kesempatan untuk memperbarui kembali data-data karya mereka, mulai dari konsep garapan, sinopsis, hingga ulasan mengenai konteks tradisi dari karya tari yang mereka ciptakan. “Deskripsi karya dan data pendukung karya kemudian dikirimkan lagi kepada panitia maksimal akhir bulan Mei ini,” ujar Restu.
Pertunjukan tiga hari
Gelar Tari Remaja 2019 akan berpuncak pada penampilan karya-karya terpilih pada 1-5 Juli 2019 di Gedung Kesenian Jakarta. Penampilan 33 karya dari 33 provinsi berlangsung selama tiga hari ditambah dengan pertemuan sebelumnya untuk membahas teknik dan orientasi pentas.
Tak berhenti di sini, pasca pementasan, para peserta akan dipandu oleh pengamat untuk mengikuti diskusi pasca pergelaran. Adapun, para peserta tersebut adalah para koreografer dan penata musik sehingga diskusi itu menjadi semacam pertanggungjawaban konsep dan teknik garapan yang sudah mereka tampilkan.
Diskusi ini menjadi ajang bagi seluruh peserta untuk melihat ulang karya dan saling tukar pengetahuan di antara mereka. Adapun, seluruh proses kreatif dari rangkaian Gelar Tari Remaja 2019 ini nantinya akan dirumuskan menjadi buku program.
Direktur Jenderal Kebudayaan Hilmar Farid mengatakan, dalam beberapa tahun terakhir pemerintah berupaya memperbaiki tata kelola kegiatan seni budaya yang berkelanjutan, berjejaring, dan berkembang. Berbagai macam pelatihan, diskusi, dan tukar pengalaman dalam kegiatan ini diharapkan bisa menciptakan lomba tari yang berkualitas dari sisi karya sekaligus meningkatkan tata kelola seni tari di dalamnya. Sehingga, lomba bukan sekadar untuk mencari pemenang, tetapi lebih jauh lagi sebagai media pembelajaran.