Siklon Tropis Timbulkan Kerusakan di Maluku Barat Daya
Sejumlah pulau di Kabupaten Maluku Barat Daya, Maluku, terdampak siklon tropis. Angin kencang merobohkan beberapa rumah penduduk. Sementara hujan deras memicu genangan air di jalanan serta merusak bandar udara setempat. Warga di pulau-pulau itu kini terisolasi karena gelombang tinggi masih terus melanda.
Oleh
FRANSISKUS PATI HERIN
·3 menit baca
AMBON, KOMPAS — Sejumlah pulau di Kabupaten Maluku Barat Daya, Maluku, terdampak siklon tropis. Angin kencang merobohkan beberapa rumah penduduk. Sementara hujan deras memicu genangan air di jalanan serta merusak bandar udara setempat. Warga di pulau-pulau itu kini terisolasi karena gelombang tinggi masih terus melanda.
Albert Efraim Kofit, warga Tiakur, ibu kota Kabupaten Maluku Barat Daya, lewat sambungan telepon pada Kamis (9/5/2019), mengatakan, sejumlah rumah warga di Tiakur dan desa-desa terdekat roboh dihantam angin yang berembus kencang sejak Rabu malam hingga Kamis siang ini. Kondisi yang sama terjadi di pulau terdekat lain. Tiakur berada di Pulau Moa.
Selain angin, wilayah tersebut dilanda hujan lebat. Banjir menggenangi jalanan di Tiakur. Sejumlah fasilitas di Bandar Udara Jos Orno Imsula Tiakur rusak sehingga tidak bisa didarati pesawat terbang. ”Tidak ada korban. Namun, banyak warga yang sudah mengungsi,” katanya.
Menurut Albert, kondisi serupa terjadi di Pulau Letti. Sejumlah rumah warga di pesisir roboh diterjang angin. Bendungan di pulau tersebut juga jebol. Belum ada laporan korban jiwa. Kompas berusaha menghubungi warga di Letti, tetapi belum tersambung lantaran pulau itu masih kesulitan mendapatkan layanan jaringan telekomunikasi.
Agar lebih mudah, komunikasi antarwarga di pulau-pulau terdekat itu menggunakan radio jarak jauh. Sementara transportasi antarpulau terputus lantaran gelombang tinggi sedang melanda perairan tersebut. Sarana transportasi hanya mengandalkan perahu motor berukuran kecil.
Seperti diberitakan sebelumnya, Badan Meteorologi, Klimatologi, dan Geofisika (BMKG) Stasiun Meteorologi Pattimura, Ambon, mengingatkan dampak siklon tropis yang tumbuh di wilayah tersebut. Siklon tropis itu menyebabkan hujan dengan intensitas sedang hingga lebat, angin kencang, dan gelombang tinggi.
Kecepatan angin diperkirakan antara 2 knot atau 3,7 kilometer per jam dan 50 knot atau 92,6 kilometer per jam. Sementara tinggi gelombang berkisar 1-7 meter berpeluang terjadi di sejumlah perairan Maluku. Kondisi itu diperkirakan mulai terjadi pada Rabu pukul 21.00 WIT hingga 24 jam ke depan dan dapat berlanjut. Cuaca diperkirakan kembali mereda mulai Jumat (11/5/2019).
”Masyarakat diminta waspada dan berhati-hati terhadap dampak yang dapat ditimbulkan, seperti banjir, tanah longsor, banjir bandang, serta potensi gangguan transportasi laut akibat angin kencang dan gelombang tinggi,” kata Kepala BMKG Stasiun Meteorologi Pattimura, Ambon, O Sem Wilar.
Hingga Kamis siang, Kepala Badan Penanggulangan Bencana Daerah Maluku Barat Daya John Pattinama yang berada di Tiakur belum berhasil dihubungi. Jaringan telekomunikasi mengalami gangguan. Belum diperoleh data secara keseluruhan terkait dengan dampak yang ditimbulkan akibat cuaca buruk tersebut.
Sementara itu, berdasarkan informasi yang dihimpun Kompas, hampir semua pelayaran rakyat di Maluku dihentikan, termasuk dari dan menuju Kota Ambon. Bahkan, kapal milik PT Pelni, yakni KM Pangrango, dilarang berlayar dari Banda ke Kabupaten Kepulauan Tanimbar. Perairan yang akan dilewati itu kini sedang dilanda gelombang tinggi.