Udang Jerbung Dikembangkan Melengkapi Vaname dan Windu
Penaeus merguiensis atau udang jerbung dinilai memiliki cita rasa yang tak kalah dengan udang vaname dan windu. Udang jerbung yang kini tengah dikembangkan Balai Besar Perikanan Budidaya Air Payau Jepara pun dinilai potensial bagi masyarakat Indonesia.
Oleh
ADITYA PUTRA PERDANA
·2 menit baca
JEPARA, KOMPAS - Citarasa udang jerbung dinilai tak kalah dengan udang vaname dan windu. Udang jerbung yang sedang dikembangkan Balai Besar Perikanan Budidaya Air Payau Jepara pun dinilai potensial bagi masyarakat.
Perekayasa calon induk udang di Balai Besar Perikanan Budidaya Air Payau (BBPBAP) Jepara, Kadek Ariawan, Kamis (9/5/2019), mengatakan, saat ini lebih populer udang vaname dan windu. Udang jerbung sebatas pada tangkapan, bukan budidaya.
"Sebelumnya, kami juga pernah mengembangkan udang rostris, tetapi dari segi rasa kurang enak sehingga pasarnya sulit. Sementara udang jerbung ini, dikupas dan langsung dimakan pun rasanya manis. Citarasanya enak, tak kalah dari vaname dan windu," ujarnya.
Kadek menambahkan, udang jerbung lebih dikenal para nelayan sebagai udang baratan karena biasanya melimpah pada saat musim baratan. Di sejumlah tempat pelelangan ikan (TPI) pun kerap jadi komoditas yang diperjualbelikan. Karena itu, jerbung potensial dibudidaya.
Adapun BBPBAP Jepara mulai mengembangkan jerbung pada tahun 2017 dengan mengambil indukan alam dari Kabupaten Pangandaran, Jawa Barat, dan Kabupaten Pati, Jateng. Hingga April 2019, sudah diproduksi 20 juta ekor, yang 12 juta di antaranya dari indukan hasil budidaya.
Ketua Kelompok Kerja National Shrimp Broodstock Center (NSBC), BBPBAP Jepara, Abidin Nur, menuturkan, hasil pengembangan udang jerbung, antara lain sebagai bantuan ke masyarakat dan penelitian. Ada juga yang di-restrocking (pemulihan stok) ke laut.
Sejumlah kelebihan yang dimiliki udang jerbung, antara lain siklus reproduksi yang cepat dan ketersediaan induk karena melimpah di perairan Indonesia. "Selain itu, memiliki nilai ekonomi juga. Harganya kompetitif dengan vaname dan windu," kata Abidin.
Ia menambahkan, induk hasil budidaya diperlukan untuk mengontrol spesies itu agar tahan penyakit. Tahun 2020, pihaknya akan semakin ketat dalam ketahanan pada penyakit, karena udang jerbung diarahkan agar memiliki kualitas produk.
Sementara itu, Plt Kepala Bidang Uji Terap dan Dukungan Teknik BBPBAP Jepara, Moh Arifin mengemukakan, udang jerbung dikembangkan untuk mengoptimalkan spesies lokal. Selain itu, potensi alam Indonesia yang besar juga menjadi pertimbangan pengembangan itu.
"Memang hingga saat ini masih diuji dan belum benar-benar aplikatif ke masyarakat, tetapi diharapkan 2020 sudah terlaksana. Selain itu, sebagaimana fungsi balai, setelah melakukan pembenihan, kami lakukan restocking (pemulihan stok) ke laut," katan Arifin.