Delapan pelajar dari sejumlah daerah di Indonesia akan mengikuti ajang Intel International Science and Engineering Fair 2019 di Phoenix, Arizona, AS, pada 12-18 Mei mendatang.
Oleh
HERLAMBANG JALUARDI
·2 menit baca
JAKARTA, KOMPAS — Delapan pelajar dari sejumlah daerah di Indonesia akan mengikuti ajang Intel International Science and Engineering Fair 2019 di Phoenix, Arizona, AS, pada 12-18 Mei mendatang. Kedelapan pelajar tingkat SMA dan madrasah tsanawiyah itu merupakan para pemenang Lomba Karya Ilmiah Remaja yang diselenggarakan Lembaga Ilmu Pengetahuan Indonesia tahun 2018.
Kepala Lembaga Ilmu Pengetahuan Indonesia (LIPI) Laksana Tri Handoko melepas keberangkatan kedelapan pelajar itu pada Jumat (10/5/2019) di Jakarta. ”Kami menginginkan para pelajar Indonesia mendapat kesempatan seluas-luasnya untuk membangun koneksi global dengan peneliti remaja dari negara lain,” kata Handoko dalam keterangan persnya.
Menurut Handoko, pengalaman berkompetisi di ajang internasional, seperti Intel International Science and Engineering Fair (ISEF), akan membuka wawasan dan perspektif para pelajar. Pengalaman itu bisa memberikan inspirasi baru dalam bidang penelitian. Ajang Intel ISEF ini akan diikuti ribuan pelajar dari 75 negara di seluruh dunia. Para kontestan akan berkompetisi mempresentasikan proyek penelitian yang terbagi ke dalam 22 kategori.
Kontingen Indonesia diisi oleh William dari SMA Santa Laurensia dengan proyek penelitian modifikasi teknologi sayap pesawat untuk efisiensi dan keselamatan penerbagan. Michaela Samanta dari SMAK Penabur Gading Serpong akan mengusung proyek penelitian teknologi genetika untuk menghasilkan beras berprotein hewani sebagai akses pangan bagi keluarga miskin.
SMA Negeri 8 Yogyakarta mengirimkan wakilnya, Angeline Freshbi Chesa Halim dan Anglila Siddha Paramarthastri, yang mengembangkan terapi autisme online pada kanal Youtube. I Made Wiratathya Putramas dan Carolline Mathilda Nggebu dari SMA Negeri 3 Denpasar akan memaparkan penelitian pengembangan zat aktif dari tumbuhan mangrove jenis Rhizopora apiculata sebagai cat ramah lingkungan untuk kapal laut. Perwakilan dari Bali lainnya adalah Putu Diwyandaani Priyahita dari SMA Negeri 7 Denpasar yang meneliti potensi listrik dari mikrolga (biological photovoltaic).
Seorang pelajar lainnya, Shafina Amelia Kansa dari Madrasah Tsanawiyah Negeri 2 Kediri, juga diberangkatkan untuk mengikut program Broadcom Masters International and Official Oberver to Intel ISEF. Program ini diperuntukkan bagi pelajar setingkat SMP untuk melihat kegiatan Intel ISEF, serta berbagi pengalaman dan proyek penelitian dengan 26 delegasi dari 19 negara.
Shafina adalah finalis LKIR LIPI tahun 2018 bidang ilmu pengetahuan hayati. Ia akan membagikan proyek penelitiannya tentang penggunaan daun sengon (Paraserianthes falcataria) dan cabai rawit (Capsicum frustences) sebagai pengganti penggunaan karbit pada pemeraman pisang Cavendish.
Ajang Intel ISEF diselenggarakan sejak 1950 atas kerja sama Society for Science and the Public (SSP) dan Intel Foundation. Keikutsertaan para pelajar Indonesia ini merupakan hasil kerja sama antara LIPI dan Intel Foundation.