Galnas Suguhkan Koleksi-koleksi Andalan dari Masa ke Masa
Oleh
Aloysius Budi Kurniawan
·3 menit baca
JAKARTA, KOMPAS — Galeri Nasional Indonesia kembali membuka pameran tetap setelah melakukan penataan ulang selama kurang lebih empat bulan. Penataan ulang dilakukan pada sisi interior dan tata karya berdasarkan konsep kurasi yang dirancang oleh tim Kurator, Bayu Genia Krishbie, dan Teguh Margono.
Penataan ulang pameran tetap koleksi Galnas 2019 disajikan melalui tiga pendekatan kuratorial. Pertama, MONUMEN INGATAN yang menampilkan karya-karya koleksi Galnas yang dikontekstualisasikan dalam perkembangan sejarah nasional. Koleksi tersebut dibagi ke dalam tujuh periode penting yang menandai perjalanan seni rupa Indonesia.
Tujuh periode tersebut meliputi Kolonialisme dan Orientalisme 1800-an – 1930-an (Ruang 1), Nasionalisme dan Dekolonisasi 1930-an – 1940-an (Ruang 2), Pembentukan Identitas Nasional 1950-an (Ruang 3), Masa Transisi: Prahara Politik dan Kebudayaan 1960-an (Ruang 4), Orde Baru dan Depolitisasi Kesenian 1970-an (Ruang 5), Masa Keemasan Orde Baru: Puncak Pembangunan 1980-an (Ruang 6), serta Globalisasi dan Demokratisasi 1990-an – 2000-an (Ruang 7). Masing-masing era dikelompokkan menjadi beberapa bagian yang secara keseluruhan berjumlah delapan belas bagian. Seluruh karya-karya dalam Monumen Ingatan ini ditampilkan pada Galeri 1.
Kedua, PARIS 1959 JAKARTA 1995 yang menampilkan karya-karya koleksi internasional Galnas yang utamanya bersumber dari dua peristiwa penting yaitu hibah seniman-seniman dunia yang berbasis di Paris pada tahun 1959 melalui Atase Kebudayaan dan Pers Bapak Ilen Surianegara, serta hibah dari seniman peserta Pameran Gerakan Non-Blok tahun 1995 di Jakarta.
Ketiga, KODE /D merupakan pameran tematik yang secara berkala memamerkan sejumlah koleksi dari 20 Tahun Akusisi Karya Seni Rupa oleh Galnas dalam rentang tahun 1999-2019. Karya-karya dalam Paris 1959 Jakarta 1995 dan Kode /D disajikan di Galeri 2.
Kepala Galnas Pustanto mengatakan, tujuan penataan ulang ini adalah memberikan penyegaran terhadap tampilan pameran tetap koleksi Galnas, mempresentasikan karya-karya koleksi Galnas atau koleksi negara yang belum pernah ditampilkan pada pameran tetap sebelumnya, dan juga meningkatkan layanan edukasi kultural Galnas kepada publik khususnya di bidang seni rupa.
Tujuan penataan ulang ini adalah memberikan penyegaran terhadap tampilan pameran tetap koleksi Galnas.
“Dibukanya kembali pameran tetap koleksi Galnas melalui konsep penyajian yang baru ini merupakan wujud upaya Galnas dalam memberikan layanan edukasi–kultural sekaligus kesempatan bagi publik untuk mengakses, mendapatkan pengetahuan atau informasi, memahami, serta mengapresiasi karya-karya para perupa Indonesia, dan juga mengenal lebih dekat sosok para perupa Indonesia melalui presentasi karyanya,” kata Pustanto, Kamis (9/5/2019), di Jakarta.
Lihat perjalanan seni rupa
Melalui karya-karya yang ditampilkan, diharapkan publik mendapatkan rujukan tentang perjalanan seni rupa Indonesia sekaligus referensi dalam mengenali dan mencermati orisinalitas karya seni rupa. Pameran ini juga diharapkan dapat menjadi destinasi wisata visual bagi publik luas.
Dari segi kelembagaan, pameran ini merupakan bentuk pertanggungjawaban Galnas kepada publik atas tugas dan fungsinya dalam pelindungan, pengembangan, dan pemanfaatan karya seni rupa untuk mendukung praktik-praktik terkait pengembangan ilmu pengetahuan khususnya seni rupa.
Ruang pameran tetap koleksi Galnas sebelumnya pernah ditata pada 2013-2015. Sebelum 2013, Pameran tetap koleksi Galnas menampilkan karya-karya perupa Indonesia dan mancanegara berdasarkan kurasi tertentu dan bergantian secara periodik, dengan tiga kategori penyajian yaitu kategori kronologis sejarah seni rupa modern Indonesia; kategori tematik seperti pemandangan alam dan abstrak; serta kategori karya-karya seniman mancanegara.