Generasi muda itu pasti energik, tetapi perlu juga didampingi oleh yang berpengalaman. Untuk itu, kolaborasi menjadi sangat penting saat ini antara generasi Y dan generasi X.
Oleh
DEONISIA ARLINTA
·3 menit baca
Generasi milenial kini menjadi sorotan. Kelompok usia yang lahir antara tahun 1980 dan 2000 ini digandang-gadang menjadi generasi emas yang memegang kunci kemajuan ekonomi Indonesia di masa depan. Namun, apa saja yang harus disiapkan agar generasi milenial benar-benar bisa memajukan Indonesia?
Jonathan Tahir, Group CEO Mayapada Healthcare, yang juga masuk dalam kelompok milenial kelahiran tahun 1987, punya pandangan tersendiri agar milenial mampu menjawab tantangan masa depan.
Berikut petikan wawancara Kompas dengan Jonathan Tahir di Jakarta, Kamis (9/5/2019) malam.
Tantangan apa saja yang akan dihadapi generasi milenial?
Kaum milenial harus siap-siap karena kita akan menghadapi banyak perubahan masa depan. Kita lihat saja dengan bantuan teknologi saat ini, dunia berubah sangat cepat. Bahkan, perubahan bisa terjadi dalam sehari. Industri yang sudah lama ada juga bisa menghilang.
Jadi yang bisa saya imbau, kita sebagai milenial harus siap-siap terhadap apa saja yang akan terjadi. Kita harus gesit dan harus fleksibel. Kita harus bisa lihat peluang.
Sekarang bisa lihat banyak sekali lapangan kerja itu di dalam ekonomi kreatif, seperti menjadi youtuber. Ini harus tetap digarap dan harus didukung oleh pemerintah. Menurut saya, ini pekerjaan yang sangat kurang diperhatikan. Jadi pemerintah harus perhatikan.
Pekerjaan ini sangat normal dan punya potensi besar. Lapangan pekerjaan seperti ini perlu lebih diakui. Jadi harus didukung untuk memaksimalkan kreativitas dan jiwa wirausaha para generasi muda. Saya yakin, orang Indonesia itu sangat kreatif dan giat untuk memulai hal baru.
Vokasi
Pemerintah saat ini pun sudah baik karena sudah fokus pada pendidikan berbasis vokasi. Itu sangat bagus dan penting. Pada periode saat ini sudah fokus pada hard infrastructure (infrastruktur fisik), seperti jalan tol dan bandara.
Sekarang, kita akan fokus pada soft infrastructure (infrastruktur lunak), yaitu sumber daya manusia. Jadi itu langkah yang sangat benar dan bagus. Tentunya sangat klop juga dengan milenial. Kaum yang sangat penting. Kita tidak boleh lupakan milenial dan pastikan mereka juga dapat akses kesehatan dan pendidikan yang baik.
Dalam rangka menyongsong 100 tahun Indonesia pada 2045. Apa yang harus dirancang pemerintah dalam mendukung peran generasi milenial di masa depan?
Fokus sekarang ke kualitas SDM. Itu sangat penting. Secara demografi kita sudah masuk pada bonus demografi. Artinya, banyak sekali generasi muda, generasi milenial di Indonesia yang akan menjadi tumpuan negara. Jadi saya kira sangat perlu untuk memfokuskan program rencana pemerintahan kepada generasi milenial. Sementara, untuk generasi yang saat ini berusia 40-50 tahun harus juga ambil langkah dengan memberi kesempatan bagi generasi milenial.
Dalam organisasi yang Anda pimpin, adakah ketimpangan antara kaum milenial dan generasi sebelumnya?
Saya lihat tantangan itu ada di tiap level. Ketimpangan juga pasti ada. Bagi saya pribadi masih harus memastikan apa maunya milenial, milenal itu seperti apa. Saya sendiri merasa sudah menjadi milenial yang agak tua jadi saya pun harus mengerti sebenarnya milenial itu apa.
Mungkin ini juga yang harus dilakukan pemimpin ataupun pemerintah. Harus banyak melihat dan mencari tahu sifat milenial, karakteristik milenial, kemauan milenial. Pertanyaan itu hanya bisa dijawab dengan banyak berinteraksi dengan milenial. Itulah yang saya pikir cara paling bagus untuk mengetahui karakteristik milenial.
Dari sisi pekerjaan. Generasi X dan generasi Y atau milenial ini bisa dilihat dari dua perspektif. Generasi muda pasti energik, tetapi perlu juga didampingi oleh yang berpengalaman. Untuk itu, kolaborasi menjadi sangat penting saat ini antara generasi Y dan generasi X. Namun, yang pasti harus didorong, generasi muda harus mau bekerja keras.