Kerusakan Jalan Diperbaiki jika Proyek Selesai
TANGERANG, KOMPAS — Kerusakan parah di tiga jalan di Kota Tangerang belum akan diperbaiki hingga proyek pemerintah di sekitar kawasan itu selesai. Pemerintah Kota Tangerang, Banten, beralasan jalan rusak disebabkan hilir-mudik truk material untuk proyek itu.
Ketiga jalan rusak parah itu ialah Jalan Garuda, Jalan Juanda, dan Jalan Husein Sastranegara.
Kepala Seksi Pemeliharaan Jalan Dinas Pekerjaan Umum dan Perumahan Rakyat (PUPR) Kota Tangerang Yosa Yogaswara, Kamis (9/5/2019), mengatakan, kerusakan jalan merupakan dampak proyek tol dan perluasan bandara. Truk-truk bertonase berat kerap melintas di jalan itu.
Perbaikan permanen hanya akan dilakukan setelah semua proyek itu selesai. Selama proyek berlangsung, PUPR hanya menambal jalan berlubang itu.
Pantauan di Jalan Garuda, kemarin, terdapat kerusakan di lajur kiri jalan dari Jalan Pembangunan I menuju Pintu Air, Kebon Besar. Kerusakan jalan hampir merata.
Sementara di Jalan Husein Sastranegara lubang ditemukan menyebar di sejumlah lokasi. Dari Jalan Halim Perdanakusuma, Jalan Husein Sastranegara mulai berlubang setelah sekitar 1 kilometer. Satu titik terparah ada di depan Perumahan Direktorat Jenderal Perhubungan Udara, Basecamp Tangerang. Jika tidak waspada, pengendara roda dua bisa jatuh karena jalan rusak.
Dari pantauan di kedua jalanan rusak, tidak banyak rumah penduduk di pinggir jalan. Bangunan berupa bengkel alat berat ada di beberapa lokasi. Ada juga kompleks pergudangan. Semua jenis usaha itu juga memiliki truk.
Idalina (50), warga di Jalan Garuda, mengatakan, jalan di depan rumahnya berkali-kali ditambal pemerintah, tetapi umurnya tak lama. Berselang dua bulan, jalanan berlubang lagi. Oleh karena itu, ia berharap pemerintah memperbaiki jalan itu secara permanen.
Ia mengatakan, setiap truk bermuatan material lewat, getarannya terasa hingga depan rumah Ida.
Nuraeni (51), warga di Jalan Garuda, mengatakan, sebulan lalu pemerintah menambal jalan di depan rumah. Sekarang jalan itu rusak lagi. Ia juga menyarankan pemerintah memperbaiki jalan secara permanen. ”Tapi, jangan sampai ada pelebaran karena rumah warga sudah mentok jalan.”
Boru Sitorus (48), pengontrak di Jalan Halim Perdanakusuma, mengatakan, muatan truk sering tercecer. Tanah yang tercecer itu berubah menjadi debu di siang yang terik. Jika hujan, jalan menjadi becek.
Hendrik (33), pak ogah di pertemuan Jalan Garuda dan Jalan Halim Perdanakusuma, mengatakan, beberapa bulan lalu, pengendara motor masuk lubang jatuh dan terempas ke kolong truk. ”Untung yang punya motor enggak meninggal.”
Beban berat
Sebelumnya, Sekretaris Dinas PUPR Kota Tangerang Decky P Koesrindartono mengatakan, dalam kondisi standar saja kemampuan truk merusak jalan 3-4 kali lipat dibandingkan dengan satu mobil. Truk kapasitas tanggung, beban untuk merusak jalan hingga dua kali lipat.
Sementara truk besar bisa mempercepat kerusakan jalan enam kali lipat daripada mobil biasa. ”Itu dalam kondisi kendaraan standar. Belum kalau (truk) itu kelebihan muatan, bisa semakin parah mempercepat kerusakan jalannya. Bisa mencapai 10 kali lipat,” kata Decky.
Seperti diberitakan, tidak imbangnya kekuatan jalan dan bobot kendaraan yang melintas membuat sekitar 16 persen jalan di Kota Tangerang rusak. Tiga ruas jalan di antaranya tergolong rusak berat.
Decky mengatakan, kerusakan jalan bukan hanya berbicara mengenai kualitas jalan semata. Akan tetapi, juga termasuk beban berat jalan. Salah satu solusi adalah dinas PUPR bekerja sama dengan dinas perhubungan mengawasi kendaraan bermuatan melebihi kapasitas.
Akibat beban jalan yang sudah melebihi kapasitas, kata Decky, jalan yang belum waktunya diperbaiki, tetapi sudah harus diperbaiki.
Baca juga: Rakyat Tangerang Melawan ”Transformers”
Decky mengatakan, dalam membangun jalan, tanggung jawab pihaknya untuk membuat desain sesuai spesifikasi. Juga pemeliharaan jalan itu.
Baca juga: Jalan di Tangerang Rusak dan Berdebu
”Jalan itu harus dilakukan pemeliharaan, baik rutin maupun berkala. Untuk rutin, persoalannya sepele, seperti memperhatikan saluran, membabat rumput, dan lainnya. Kalau rumput atau sampah masuk ke gorong-gorong, air tidak jalan dan saluran atau gorong-gorong itu mampat. Air tumpah ke jalan dan bisa merusak senyawa aspal pada jalan sehingga jalan menjadi rusak,” kata Decky.
Pemeliharaan jalan oleh petugas telah dilakukan setiap harinya, baik dari hasil tinjauan lapangan maupun laporan masyarakat yang masuk ke aplikasi Laksa dan media sosial.
”Melalui aplikasi ini, kami bisa memantau keluhan warga dan jalan yang rusak seperti berlubang, langsung segera diperbaiki petugas. Sementara kategori rusak berat akan ditangani dalam program kegiatan lanjutan,” ucap Dicky.