JAKARTA, KOMPAS—Direktorat Kesenian Direktorat Jenderal Kebudayaan Kementerian Pendidikan dan Kebudayaan kembali menggelar program Belajar Bersama Maestro. Kegiatan itu menerapkan model pembelajaran dengan cara menjadi “cantrik” di mana para peserta didik menjadi bagian suatu perguruan seni atau anggota komunitas yang melekat pada sang guru.
Seperti tahun lalu, kali ini 20 maestro seni siap berbagi pengalaman dengan para pelajar dari seluruh Indonesia. Dalam program ini, para pelajar yang lolos seleksi berkesempatan tinggal dan belajar di lingkungan para maestro pada 1-14 Juli 2018 sembari belajar mengenal proses kreatif kerja seni para maestro.
Belajar Bersama Maestro (BBM) adalah wahana belajar di mana para peserta didik akan menjadi bagian dari proses kreatif yang dijalankan para maestro sebagai sumber ruang pemahaman seni budaya dalam spektrum yang lebih luas untuk memperkuat pembentukan karakter para peserta didik.
“Jadi, program ini tidak bertujuan ‘mencetak’ peserta menjadi seniman, melainkan untuk menyerap segala pengetahuan dan pengalaman maestro sehingga mereka dapat memahami dan menghayati semangat berkesenian sebagai bekal dalam menjalani masa depan. Program ini sekaligus juga bentuk apresiasi dari pemerintah terhadap pencapaian dan dedikasi para maestro di bidang kesenian,”kata Direktur Kesenian Kemdikbud Restu Gunawan, Jumat (10/5/2019) di Jakarta.
Program BBM dibuka bagi seluruh pelajar SMA/SMK/Sederajat di seluruh Indonesia. Penjaringan dan seleksi peserta dilakukan sejak 22 Maret 2019 lalu hingga 15 Mei 2019 mendatang. Sebanyak 300 pelajar yang lolos seleksi akan tinggal 14 hari di rumah para maestro yang tersebar di delapan provinsi di Indonesia.
Para maestro seni yang siap mendampingi para siswa berasal dari bidang seni rupa, pertunjukan, tari, media, dan musik. Mereka adalah Djaduk Ferianto, Irwansyah Harahap, Ayu Laksmi, Purwacaraka, Addie MS, Miroto, Didik Nini Thowok, Wangi Indriya, Ni Luh Menek, Jose Rizal Firdaus, Putu Sutawijaya, Hanafi, Tisna Sanjaya, Manteb Soedharsono, Iman Sholeh, Bahar Merdu, Iswadi Pratama, Made Sidia, Fendi Siregar, dan Angki Prabandono.
“Yang disebut maestro seniman adalah para seniman yang terbukti secara konsisten aktif berkesenian dan mempunyai jaringan ekosistem di masyarakat,”tambah Restu.
Yang disebut maestro seniman adalah para seniman yang terbukti secara konsisten aktif berkesenian dan mempunyai jaringan ekosistem di masyarakat.
Direktorat Kesenian Kemdikbud bersama para pakar telah memilih para maestro melalui diskusi serta penilaian yang panjang. Mereka memilih para maestro berdasarkan sejumlah kriteria, antara lain seniman yang mumpuni di bidang seni tari, musik, teater, rupa, dan media baru; seniman yang telah berkarya minimal 20 tahun secara terus-menerus; serta seniman yang telah memperoleh reputasi atau pengakuan tingkat nasional dan Internasional.
Paham proses kreatif
Program BBM itu dilaksanakan dengan titik tekan pada pemahaman proses kreatif dan kemampuan merefleksikan kehidupan para maestro. Karena itu, kegiatan ini tidak dimaksudkan agar peserta didik menjadi penampil seni, melainkan agar mereka bisa memahami substansi seni, yaitu proses kreatif dan pelajaran hidup dari maestro. Meski demikian, tidak menutup kemungkinan jika ada peserta yang memiliki potensi menjadi seniman, maka mereka bisa mulai mengembangkannya setelah mengikuti program.
Lokasi pelaksanaan BBM berada di delapan provinsi meliputi: DKI Jakarta, DI Yogyakarta, Jawa Tengah, Jawa Barat, Bali, Sumatera Utara, Sulawesi Selatan, dan Lampung. Sementara itu, waktu pembelajaran berlangsung selama 14 hari dengan 12 hari masa efektif pembelajaran.
Putu Sutawijaya, pelukis senior Yogyakarta mengatakan, BBM menjadi kesempatan bagus bagi pelajar untuk melihat dan berkolaborasi langsung dengan seniman dari berbagai bidang karya. “Dalam perjumpaan ini, diharapkan para peserta bisa belajar olah rasa bersama para seniman,”ujarnya.
Ini adalah tahun kelima program BBM digelar sejak dicanangkan pertama kali pada 2015. Selama menjalani program, para peserta akan tinggal bersama maestro atau tinggal bersama warga setempat di lingkungan maestro tinggal.