VALENCIA, KAMIS — Turnamen antarklub Eropa, sejak pertama kali diperkenalkan pada 1955, selalu menjadi mimpi buruk bagi Arsenal. Namun, kutukan itu mulai surut pada musim ini. Di bawah asuhan Unai Emery, pelatih spesialis Liga Europa, ”The Gunners” menatap final turnamen Eropa pertama setelah penantian 13 tahun.
Arsenal memastikan diri ke partai puncak Liga Europa setelah memenangi laga kedua semifinal atas Valencia, 4-2, Jumat (10/5/2019) dini hari WIB, di Stadion Mestalla. Hattrick penyerang Pierre-Emerick Aubameyang mengantarkan tim asal London Utara ini unggul agregat 7-3.
”Kami punya kepercayaan diri. Kami tahu laga semifinal ini akan sulit. Akan tetapi, kami fokus dalam pikiran. Kami bangga bisa mencapai final, tinggal satu langkah lagi,” ucap Emery, pelatih pertama yang lolos empat kali ke final Liga Europa.
Ini merupakan final pertama Arsenal di kompetisi Eropa dalam kurun 13 tahun. Terakhir kali mereka berada di final adalah pada 2006 saat dikalahkan Barcelona dalam partai puncak Liga Champions.
Sepanjang sejarahnya, tim asuhan Emery ini baru sekali menjuarai kejuaraan antarklub Eropa. Kejayaan itu terjadi pada 1993 di Piala Winner UEFA. Turnamen yang sudah dihentikan pada 1999 itu diikuti pemenang kejuaraan domestik, seperti Piala FA.
Kutukan ini seperti menjadi anomali bagi Arsenal. Sebab, prestasi domestik mereka begitu mentereng. Mereka total meraih masing-masing 13 gelar Liga Primer dan Piala FA. Namun, jumlah piala di kompetisi Eropa mereka kalah dari Notthingham Forrest (2 gelar).
Kehadiran Emery mengubah kesialan Arsenal di kejuaraan Eropa. Pengalamannya membawa Sevilla juara tiga kali beruntun Liga Europa (2014-2016) dipraktikkan bersama The Gunners.
Meskipun Liga Europa hanya turnamen kasta kedua, hal ini begitu penting bagi Arsenal. Jika mampu juara, mereka akan mendapatkan tiket langsung ke Liga Champions pada musim depan.
”Kami harus berangkat ke final dan memenangi trofi ini. Kami harus gunakan kesempatan ini untuk bisa menuju Liga Champions, musim depan. Itu tujuan utama kami,” kata penyerang Arsenal, Alexandre Lacazette, yang mencetak satu gol pada laga kedua semifinal.
Di final, Arsenal akan berhadapan dengan sesama tim asal Inggris, Chelsea. Duel yang dikenal dengan Derbi London ini akan berlangsung pada 29 Mei 2019, di Stadion Olimpiade Baku, Azerbaijan.
Akhir karier
Arsenal tampil kurang meyakinkan pada awal laga kedua semifinal. Dengan formasi 3-4-1-2, lini pertahanan yang dipimpin Laurent Koscielnya sempat dibombardir tuan rumah. Valencia langsung tancap gas lewat gol Kevin Gamiro di menit ke-11.
Setelah gol itu, Valencia sempat mendapatkan beberapa peluang. Namun, ketenangan kiper berpengalaman Petr Cech mampu mengamankan gawang Arsenal.
Justru, The Gunners berhasil menyamakan kedudukan lewat serangan balik cepat. Aubameyang dengan tenang menceploskan bola lewat tendangan dari luar kotak penalti.
Pada awal babak kedua, Arsenal kembali mengejutkan tuan rumah, kali ini lewat sepakan Lacazette. Sejak kebobolan, Valencia sedikit kehilangan gairahnya. Dengan dua gol itu, mereka membutuhkan setidaknya empat gol dalam kurang dari 40 menit.
Tuan rumah sempat membawa harapan lewat gol kedua Gamiero. Namun, dua gol tambahan yang membuat Aubameyang hattrick, menutup pertandingan menjadi 4-2.
Cech yang memutuskan pensiun pada akhir musim ini bertekad tampil habis-habisan di partai puncak. ”Anda harus berani, tenang, dan mainkan permainan terbaik (di final). Mimpi terakhir saya adalah memenangi final ini bersama Arsenal,” ucapnya.
Pengalaman kiper asal Ceko ini akan sangat berguna untuk The Gunners. Cech telah memenangi Liga Champions dan Liga Europa saat masih berseragam Chelsea.