Adrianus Sunarko Dikukuhkan sebagai Guru Besar Teologi
Adrianus Sunarko dikukuhkan sebagai Guru Besar ke-11 Sekolah Tinggi Filsafat (STF) Driyarkara, Sabtu (11/5/2019), di Jakarta. Guru Besar bidang Teologi ini diharapkan dapat memelihara kedinamisan diskursus teologi yang bermuara pada perbaikan bangsa.
Oleh
INSAN ALFAJRI
·2 menit baca
JAKARTA, KOMPAS—Adrianus Sunarko dikukuhkan sebagai Guru Besar ke-11 Sekolah Tinggi Filsafat (STF) Driyarkara, Sabtu (11/5/2019), di Jakarta. Guru Besar bidang Teologi ini diharapkan dapat memelihara kedinamisan diskursus teologi yang bermuara pada perbaikan bangsa.
Sunarko dikukuhkan dalam Sidang Terbuka Senat STF Driyarkara. Sidang itu dihadiri oleh dewan senat dan guru besar dari berbagai perguruan tinggi. Prosesi pengukuhan berlangsung di Ruang Auditorium STF Driyarkara, Jakarta Pusat.
Ketua Sekolah Tinggi Filsafat (STF) Driyarkara Simon Petrus Lili Tjahjadi menyatakan, ilmu tentang ketuhanan di STF dibingkai dalam horizon keanekaragaman kepercayaan lain serta dialog terbuka dengan ilmu lain yang relevan. Oleh sebab itu, panitia juga mengundang sejumlah guru besar di luar disiplin ilmu filsafat dan teologi. Disiplin ilmu lain itu bakal menjadi teman dialog filsafat pada umumnya dan teologi pada khususnya.
“STF dinilai berperan mempromosikan dialog dan saling menghargai antarbangsa dan budaya. Saya ucapkan selamat kepada kolega kami, semoga maju dan berkembanglah saudara,” katanya.
Dalam pidato ilmiahnya, Sunarko yang juga Uskup Pangkal Pinang ini membahas tentang hadirnya agama di ruang publik. Pidato itu dia beri judul Agama di Zaman Post-Sekular: Tersingkir Atau Mendominasi Politik?
Pidato berdurasi sekitar satu jam itu bertujuan mencari jalan keluar dari dua posisi ekstrem dalam teologi. Pertama, kaum fundamentalis yang hanya menerima tafsiran harfiah tentang kitab suci.
Kedua, kelompok yang hendak menyesuaikan, bahkan mengubah sumber wahyu dan iman agar sesuai dengan tuntutan dunia modern. Kedua posisi ekstrem itu dikritisi oleh Sunarko
“Mudah-mudahan bagi Teologi masih ada jalan tengah di antara kedua pilihan ekstrem tersebut,” katanya.
Prosesi pengukuhan Adrianus Sunarko sebagai Guru Besar ke-11 Sekolah Tinggi Filsafat (STF) Driyarkara, Sabtu (11/5/2019), di Jakarta.Pada bidang akademik, Sunarko telah menghasilkan sejumlah karya ilmiah. Dia menulis 63 artikel ilmiah yang terbit di jurnal dalam maupun luar negeri. Selain itu, lulusan Albert-Ludwig University of Freiburg, Jerman, ini juga berpartisipasi dalam penulisan 10 buku. Dalam buku-buku itu, ia berperan sebagai pengarang, editor, dan penerjemah.
Ketua Yayasan Pendidikan Driyarkara Andang Binawan berterima kasih atas pengabdian Sunarko di STF. Dengan segala macam pertanyaan dan "kenakalan"nya, Sunarko membuat diskusi akademik di STF berjalan dinamis. Andang berharap ini bisa menjadi teladan bagi civitas academica selingkung STF. “Jangan segan-segan menjadi mahasiswa yang ‘nakal’,” katanya.