Siklon tropis Lili telah menjauh dari Kabupaten Maluku Barat Daya Maluku. Hujan telah berhenti, angin kecang serta gelombang tinggi mulai mereda. Penerbangan dari dan menuju daerah itu kembali normal pada Sabtu (11/5/2019). Warga mulai beraktivitas seperti biasa.
Oleh
FRANSISKUS PATI HERIN
·3 menit baca
AMBON, KOMPAS — Siklon tropis Lili telah menjauh dari Kabupaten Maluku Barat Daya, Maluku. Hujan telah berhenti, angin kencang serta gelombang tinggi mulai mereda. Penerbangan dari dan menuju daerah itu kembali normal pada Sabtu (11/5/2019). Warga mulai beraktivitas seperti biasa.
Albert Efraim Kofit, warga Tiakur, ibu kota Kabupaten Maluku Barat Daya yang dihubungi pada Sabtu, menuturkan, langit di kota itu kembali cerah. Genangan air di jalanan ataupun permukiman penduduk sudah surut. Sebagian besar sudah kering. Warga yang tinggal di pengungsian telah kembali ke rumah mereka masing-masing.
Sementara warga yang rumahnya roboh diterjang angin atau dihantam ombak untuk sementara tinggal di rumah keluarga dan kerabat. Korban yang rumahnya rusak ringan mulai memperbaiki kediamannya. Mereka bergotong royong dibantu warga yang lain.
”Di daerah ini jarang terjadi bencana semacam ini sehingga pemerintah daerah dan masyarakat belum terbiasa melakukan penanggulangan bencana, apalagi upaya mitigasi. Bencana ini menjadi peringatan bagi semua pihak untuk menghadapi segala risiko ke depan,” katanya.
Selama empat hari sejak Rabu (8/5/2019) hingga Jumat, daerah itu dilanda cuaca buruk. Di Tiakur, hujan deras menyebabkan genangan air setinggi 150 sentimeter. Sebanyak 485 warga di Tiakur mengungsi ke rumah keluarga dan gedung serbaguna milik pemerintah daerah.
Di Pulau Letti, tak jauh dari Tiakur yang berada di Pulau Moa, warga dari lima desa mengungsi ke perbukitan karena embung di pulau itu jebol. Para korban sudah kembali ke rumah. Selain Moa dan Letti, siklon tropis Lili juga menyebabkan kerusakan di dua pulau lainnya, yakni Lakor dan Luang.
Kepala Bidang Pencegahan dan Kesiapsiagaan Badan Penanggulangan Bencana Daerah Provinsi Maluku John Hursepuny mengatakan, dampak bencana itu telah dilaporkan kepada Gubernur Maluku. Untuk tahap rekonstruksi dan perbaikan, pihaknya menunggu keputusan dari gubernur yang akan dikeluarkan pada pekan depan.
John menjamin, segala kerusakan yang timbul akibat bencana tersebut akan dibantu oleh pemerintah daerah. Tim penanggulangan bencana di tingkat kabupaten masih mendata kerusakan di Pulau Moa. Selanjutnya, mereka akan bergerak mendata kerusakan di tiga pulau yang lain. Pendataan memerlukan waktu paling cepat satu pekan.
Gelombang tinggi
Kendati siklon tropis Lili telah berlalu, gelombang tinggi masih berpeluang terjadi di wilayah itu. Tinggi gelombang mencapai 4 meter. Pada saat siklon tropis Lili berkecamuk, tinggi gelombang sempat mencapai 7 meter dengan kecepatan angin mencapai 50 knot atau 92,6 kilometer per jam.
Ruth Christie, prakirawan Badan Meteorologi, Klimatologi, dan Geofisika (BMKG) Stasiun Meteorologi Pattimura, Ambon, mengatakan, terdapat tekanan rendah di Laut Arafura. Tekanan rendah itu menarik massa udara sehingga wilayah yang dilewati massa udara itu akan terjadi angin kencang hingga 40 knot atau 74 kilometer per jam.