Jakarta Antisipasi Titik Baru Timbunan Sampah di Kali
Unit Pelaksana Kebersihan Badan Air Dinas Lingkungan Hidup DKI menyiagakan 4.500 personel sekaligus mengidentifikasi titik-titik baru timbunan sampah. Persiapan ini diharapkan mengurangi potensi banjir.
Oleh
Helena F Nababan/Dhanang David Aritonang
·3 menit baca
JAKARTA, KOMPAS — Unit Pelaksana Kebersihan Badan Air Dinas Lingkungan Hidup DKI menyiagakan 4.500 personel sekaligus mengidentifikasi titik-titik baru timbunan sampah. Persiapan ini diharapkan mengurangi potensi banjir.
Kepala UPK Badan Air Dinas Lingkungan Hidup DKI Jakarta Yayat Supriatna, Jumat (10/5/2019), menjelaskan, banjir pekan lalu menghanyutkan ribuan ton sampah dari hulu dan membuat air kali luber di wilayah Kampung Melayu.
Dengan kejadian itu, kata Yayat, UPK Badan Air mengidentifikasi empat titik baru sampah, yaitu Situ Babakan, Kali Krukut Hulu, Embung Asri, dan Kampung Melayu. ”Kami membentuk satuan petugas banjir yang bersiaga 24 jam,” ujar Yayat.
Upaya melibatkan semua personel UPK Badan Air, kata Yayat, dilakukan karena di Jakarta ada 1.500 titik kumpul sampah yang harus ditangani di 13 kali dan seluruh saluran penghubung.
Yayat mengatakan, pihaknya terus berkoordinasi dengan BMKG serta menyiagakan peralatan. Untuk alat berat, baru satu alat yang disiagakan di Manggarai. Di Kampung Melayu, ada ekskavator tangan panjang. Ada pula 100 truk yang siaga untuk mengangkut sampah dari sungai.
Kerja sama dengan pemda di sekitar Jakarta juga dibutuhkan untuk mengurangi sampah yang terbawa arus sungai hingga Jakarta. ”Tanpa ada arus banjir yang menghanyutkan sampah saja, dari 1.500 titik kumpul sampah itu tiap hari kita mengangkut 300-350 ton sampah,” papar Yayat.
Kepala Bidang Pengendalian Dampak Lingkungan Dinas Lingkungan Hidup DKI Andono Warih mengakui dibutuhkan koordinasi dengan pemda di sekitar Jakarta untuk mengatasi sampah di sungai.
”Dari sampah-sampah yang terbawa banjir, lebih banyak rumpun bambu dan batang-batang pohon besar. Bisa jadi, tebing di daerah hulu juga sudah rawan,” kata Andono.
Bangun waduk
Program naturalisasi sungai yang dijalankan Pemerintah Provinsi DKI Jakarta diharapkan selesai sebelum Jakarta dikepung banjir. Saat ini, banjir di DKI belum terlalu parah karena curah hujan yang relatif rendah dan tidak merata.
Pengamat tata kota Yayat Supriatna menjelaskan, Jakarta akan dilanda banjir jika curah hujan sudah mencapai 50-100 mm per hari. Menurut ia, intensitas hujan masih rendah dan pada April lalu, wilayah Jakarta hanya dilanda banjir kiriman.
”Biasanya yang parah jika curah hujan tinggi dan merata adalah di Jakarta serta daerah sekitarnya. Jika terjadi seperti itu, Jakarta akan dikepung air dari berbagai sisi, yaitu banjir kiriman, genangan yang muncul dalam kota, serta banjir rob,” ucapnya saat dihubungi dari Jakarta, Jumat.
Sebelumnya, Gubernur DKI Jakarta Anies Baswedan menyebutkan, Pemprov DKI Jakarta segera menjalankan program naturalisasi dengan membangun sejumlah waduk di kawasan Kabupaten Bogor dan ditargetkan selesai akhir 2019. Menurut dia, pembangunan dua waduk di Bogor nantinya bisa mencegah terjadinya banjir.
”Kalau menurut saya, banjir di Jakarta disebabkan oleh tingginya intensitas air. Kalau bisa ditampung di waduk, intensitas air ke Jakarta akan berkurang,” ucapnya.
Yayat menjelaskan, jika banjir yang terjadi pada tahun ini tidak lebih parah dibandingkan beberapa tahun lalu, hal tersebut disebabkan karena pemerintahan sebelumnya sudah menjalankan program normalisasi sungai.
”SKPD yang ada diberikan wewenang untuk membebaskan lahan dan permukiman warga di bantaran sungai sekaligus bekerja sama dengan BBWSCC untuk proses normalisasinya.”
Aktivis Wahana Lingkungan Hidup (Walhi) Indonesia, Dwi Sawung, menjelaskan, jika hanya genangan, Pemprov DKI Jakarta masih sanggup untuk mengatasinya. Namun, ia belum tahu apakah pemprov bisa mengatasi siklus banjir lima tahunan yang parah dan biasa terjadi di Indonesia.
”Kita tahu ada siklus banjir lima tahunan, di mana Jakarta dikepung oleh air dari berbagai sisi. Oleh sebab itu, perlu ada antisipasi sejak dini untuk mengatasi hal ini.”