Kapolda Riau: Aparat Masih Bernegosiasi dengan Napi dan Tahanan
Kerusuhan di Rumah Tahanan Siak, Kabupaten Siak, Riau, Sabtu (10/5/2019) dini hari, berhasil dikendalikan. Puluhan petugas polisi dari jajaran Kepolisian Daerah Riau juga bernegosiasi dengan tahanan agar mereka menghentikan aksinya.
Oleh
SYAHNAN RANGKUTI
·3 menit baca
PEKANBARU, KOMPAS — Kerusuhan di Rumah Tahanan Siak, Kabupaten Siak, Riau, Sabtu (10/5/2019) dini hari, berhasil dikendalikan. Tidak ada lagi lemparan batu terhadap petugas. Puluhan petugas polisi dari jajaran Kepolisian Daerah Riau juga bernegosiasi dengan tahanan agar mereka menghentikan aksinya.
”Kondisi sudah aman. Api sudah padam. Sekarang aparat sedang masuk ke dalam untuk melakukan negosiasi. Kami akan cek jumlah (tahanan/napi) yang di dalam. Sementara di luar ada 110 orang yang berhasil ditahan. Dari selisih angka itu akan diketahui berapa orang yang kabur,” kata Kepala Polda Riau Inspektur Jenderal Widodo Eko Prihastopo di Siak.
Menurut Widodo, yang langsung berangkat ke Siak setelah mendengar informasi dari anggotanya, belum ada laporan korban jiwa dalam kerusuhan itu. Ia juga mengatakan, belum menerima laporan tentang petugas polisi yang terkena tembakan seperti informasi yang beredar terkait kejadian itu.
Akan tetapi, Widodo membenarkan ada letusan senjata dari dalam rutan pada saat kejadian. Petugas rutan memang memiliki senjata, tetapi hanya peluru karet. Selain itu, petugas menggunakan gas air mata.
Pemukulantahanan
Secara terpisah, Kepala Bidang Humas Polda Riau Komisaris Besar Sunarto mengatakan, masih melakukan penyelidikan atas penyebab kerusuhan. Meski demikian, mengutip keterangan dari petugas Rutan Siak, Mulyadi, penyebab diduga pemukulan petugas sipir terhadap tahanan yang kedapatan menggunakan sabu di blok perempuan.
Pada pukul 21.00, petugas sipir menemukan empat laki-laki menggunakan sabu. Kejadian itu segera dilaporkan petugas kepada Kepala Rutan Gatot yang kemudian menghubungi Kepala Satuan Reserse Kriminal Narkoba Polres Siak.
Petugas polisi kemudian melakukan pemeriksaan terhadap terduga pemakai sabu yang diamankan petugas. Dari empat orang itu, tiga orang di antaranya, yaitu IM, ZP, dan DI, terbukti menyabu. Sementara seorang lainnya tidak terbukti dan dikembalikan ke sel.
Setelah dilakukan pemberkasan, petugas sipir membawa tiga penghuni yang ketahuan menyabu ke ruangan lain di rutan. Diduga, dalam perjalanan pindah ruangan, petugas melakukan pemukulan yang dilihat oleh banyak penghuni lain. Tahanan yang tidak dapat menerima perlakuan itu marah dan mulai menyulut kerusuhan.
Pada pukul 23.00, ratusan tahanan berhasil menjebol pintu blok sel. Aliran massa yang begitu besar tidak mampu lagi dikendalikan petugas jaga. Petugas rutan kemudian meminta bantuan dari Polres Siak.
Kerusuhan terus berlanjut dan polisi tidak berhasil menenangkan para tahanan dan napi yang marah. Pada Sabtu pukul 01.30, bagian depan bangunan rutan dibakar. Ratusan tahanan menjebol rutan dan melarikan diri. Beberapa orang di antara mereka langsung ditangkap dan ada pula yang langsung menyerahkan diri. Sampai pukul 07.00, jumlah tahanan/napi yang ditahan mencapai 110 orang, sementara Rutan Siak diisi 648 orang.
Salah satu bangunan rutan yang terbakar adalah gudang senjata. Di dalam ruangan itu sebelumnya terdapat tiga pucuk pistol dan enam shotgun. Setelah dicek ulang, senjata yang ditemukan baru tujuh. Dua lainnya masih dalam pencarian.