Pelaku Usaha dan Pasar Semakin Minati Produk Syariah
Minat pelaku usaha untuk mengembangkan industri keuangan syariah terus bertumbuh. Antusiasme pasar untuk memperoleh layanan keuangan syariah pun meningkat, tetapi sosialisasi untuk membeli produk syariah perlu terus dilakukan.
Oleh
ELSA EMIRIA LEBA
·3 menit baca
JAKARTA, KOMPAS — Minat pelaku usaha untuk mengembangkan industri keuangan syariah terus bertumbuh. Antusiasme pasar untuk memperoleh layanan keuangan syariah pun meningkat, tetapi sosialisasi untuk membeli produk syariah perlu terus dilakukan.
Berdasarkan data Otoritas Jasa Keuangan (OJK) yang dikutip Sabtu (11/5/2019), pangsa pasar keuangan syariah (tidak termasuk saham syariah) tumbuh 8,55 persen per 31 Januari 2019. Jumlah ini masih lebih rendah dibandingkan pangsa pasar keuangan konvensional sebesar 91,78 persen.
Direktur Keuangan PT Adira Dinamika Multi Finance Tbk (Adira Finance), I Dewa Made Susila mengatakan, perusahaan menyadari potensi dan pasar keuangan syariah besar. Kesadaran tersebut terlihat dari pembentukan unit syariah dalam menyalurkan pembiayaan.
”Total penyaluran pinjaman unit syariah kami Rp 4,3 triliun per April 2019. Saat ini, booking loan (pembiayaan baru) mencapai Rp 631 miliar per April 2019, lebih tinggi dibandingkan dengan periode yang sama sebesar Rp 325 miliar pada 2018 atau tumbuh 95 persen,” kata Made di Jakarta.
Secara keseluruhan, Adira Finance menyalurkan pinjaman Rp 51,6 triliun per April 2019. Jumlah booking loan Rp 12,55 triliun per April 2019. Dengan begitu, komposisi penyaluran pinjaman unit syariah 8,4 persen dan booking loan unit syariah 5,02 persen dari total pembiayaan.
Menurut Made, Adira Finance sudah membuka 25 kantor cabang unit syariah. Kantor cabang tersebut merupakan bagian dari rencana perusahaan untuk membuat pembiayaan syariah menjadi produk unggulan perusahaan.
Direktur Syariah PT Bank Danamon Indonesia Tbk Herry Hykmanto mengatakan, perusahaan melakukan diversifikasi produk syariah guna menjaring lebih banyak nasabah. Selain tabungan syariah, Danamon meluncurkan produk pembiayaan kepemilikan rumah syariah dengan akad musyarakah mutanaqisah (MMQ) atau pembiayaan dengan skema modal kerja sama.
Pembiayaan kepemilikan rumah akan menambah jenis pembiayaan produktif perusahaan yang saat ini didominasi pembiayaan korporasi bidang infrastruktur.
Hingga April 2019, Danamon unit syariah mencatat penyaluran pembiayaan Rp 3,5 triliun atau tumbuh 3 persen secara tahunan. Penyerapan dana pihak ketiga (DPK) Rp 3,3 triliun atau tumbuh 19 persen secara tahunan. Rasio pembiayaan bermasalah (NPF) bersih 1,3 persen.
”Kami targetkan aset perusahaan tumbuh sekitar 10 persen pada 2019. Jumlah aset sekarang Rp 3,2 triliun,” kata Herry.
Ia melanjutkan, perbankan syariah memiliki potensi besar untuk berkembang. Untuk itu, sosialisasi dan edukasi dari seluruh pihak untuk membeli produk syariah menjadi penting.
Chief Sales and Distribution Officer PT Asuransi Adira Dinamika (Adira Insurance) Auralusia Rimadiana menambahkan, perusahaan asuransi syariah berkomitmen untuk terus mengedukasi nasabah terkait produk-produk keuangan syariah.
”Perusahaan kami berkomitmen agar pembeli produk asuransi syariah bukan hanya kalangan tertentu, melainkan lebih kepada seluruh pelanggan akan kita dorong untuk membeli produk yang menerapkan prinsip syariah,” tuturnya.