Penenggelaman kapal yang terbukti mencuri ikan di wilayah Indonesia turut menyehatkan perairan Indonesia. Saat ini, tingkat kesuburan dan kesehatan laut di Indonesia meningkat 300 persen.
Oleh
Tri Agung Kristanto
·2 menit baca
NATUNA, KOMPAS — Menteri Kelautan dan Perikanan Susi Pudjiastuti memastikan, penenggelaman kapal yang terbukti mencuri ikan di wilayah Indonesia turut menyehatkan perairan Indonesia. Saat ini, tingkat kesuburan dan kesehatan laut di Indonesia meningkat 300 persen.
”Ikan kita kini lebih besar,” kata Susi dalam upacara penenggelaman kapal asing yang terlibat pencurian ikan (illegal fishing) di Kabupaten Natuna, Kepulauan Riau, Sabtu (11/5/2019).
Kepala Kejaksaan Negeri Natuna Juli Isnur menjelaskan, ada 10 kapal asing yang akan ditenggelamkan.
Di Natuna, ada tujuh kapal asing asal Vietnam yang ditenggelamkan dahulu. Tiga kapal lain menyusul minggu depan. Selain itu, tiga kapal asing asal Malaysia ditenggelamkan di Belawan, Sumatera Utara, dan tiga kapal asing asal Vietnam ditenggelamkan di perairan Tanjung Datuk, Kalimantan Barat, bersamaan dengan penenggelaman di Natuna.
Penenggelaman kapal asing di Natuna dilakukan dengan cara dibebani dan disiram air. Penenggelaman ini disaksikan pula oleh Duta Besar Polandia untuk Indonesia Beata Stoczyńska, Duta Besar Armenia untuk Indonesia Dziunik Aghajanian, dan Duta Besar Swedia untuk Indonesia Marina Berg.
Polandia dan Swedia, menurut Susi, adalah negara yang mendukung pencurian ikan sebagai kejahatan lintas negara.
Susi menjelaskan, selama empat tahun terakhir atau sejak tahun 2014, sudah ada 514 kapal asing, yang terbukti mencuri ikan, yang ditenggelamkan. Penenggelaman itu merupakan perintah undang-undang. Dengan logika bisnis, penenggelaman kapal asing yang terbukti mencuri ikan di Indonesia adalah menguntungkan.
Saat ini, lanjut Susi, potensi ikan di Indonesia meningkat, menurut perkiraan lembaga internasional, lebih dari 13 juta ton. Indonesia juga menjadi negara pengekspor tuna terbesar di dunia.
Rata-rata konsumsi ikan oleh penduduk Indonesia pun meningkat dari 36 kilogram per kapita per tahun menjadi 50 kilogram per kapita per tahun.
”Sekarang ikan mudah didapat, lebih segar, dan lebih besar,” ujar Susi.
Selain menenggelamkan kapal asing di Natuna, Susi bersama duta besar dan pejabat lain juga melepaskan 35 penyu sisik dan penyu hijau, yang sebelumnya tertangkap oleh nelayan dan kapal asing, di perairan Sahi, Natuna. Selain itu, ada lima ikan napoleon yang dilindungi juga dilepasliarkan.