Pemerintah Provinsi DKI Jakarta menawarkan pilihan relokasi bagi warga setempat. Salah satu pilihan yang ditawarkan yaitu membangun rumah susun bagi warga yang memiliki KTP DKI Jakarta.
Oleh
Stefanus ato
·3 menit baca
JAKARTA, KOMPAS — Kebakaran menghanguskan 450 rumah semipermanen di kawasan padat penduduk, Kampung Bandan, Ancol, Jakarta Utara, Sabtu (11/5/2019) siang. Sebagian rumah yang terbakar itu berada di lahan PT Kereta Api Indonesia. Pemerintah Provinsi DKI Jakarta memberi opsi relokasi bagi warga yang terdampak kebakaran.
Rohman (30), warga Kampung Bandan yang turut menjadi korban, mengatakan, kebakaran bermula dari salah satu rumah kontrakan sekitar pukul 14.00. Api itu kemudian membesar dan merambat ke salah satu warung yang menyimpan puluhan tabung gas isi ulang.
”Tidak ada yang teriak kalau ada kebakaran. Saya baru sadar saat api sudah membesar,” ucap Rohman, Minggu (12/5/2019), di Kampung Bandan, Jakarta Utara.
Menurut Rohman, api yang terus membesar dan merambat ke tumpukan tabung gas itu menyulut nyala api lebih besar dan tak mampu diantisipasi. Warga yang panik berhamburan menyelamatkan diri dan tak sempat menyelamatkan harta bendanya.
”Saya lari dengan pakaian di badan saja. Semua barang di rumah habis. Angin kencang sekali, baru 10 menit rumah-rumah di sini sudah tersambar api,” ucap Nur (40), warga lain yang terdampak.
Berdasarkan pemantauan Kompas, titik awal kebakaran yang sudah terpasang garis polisi hanya berjarak sekitar 10 meter dari pagar Stasiun Kampung Bandan. Kebakaran itu berada paling belakang atau paling sudut dari permukiman warga.
Akses ke lokasi kebakaran jika ditelusuri dari puing kebakaran hanya bisa dilalui menggunakan sepeda motor. Bagian depan permukiman itu tertutup pagar Ruko Grand Boutique Center dengan tinggi sekitar 3 meter.
Rohman mengakui, saat kebakaran, proses evakuasi warga terkendala karena sempitnya akses untuk keluar. Jalan masuk ke kampung itu hanya bisa diakses melalui satu jalur, dengan lebar sekitar 3 meter.
”Kemarin itu warga mau menyelamatkan diri saja harus antre. Ada pintu lain di belakang ruko, tetapi selama ini dikunci. Warga baru bisa keluar lewat sana setelah saya jebol pintu itu,” kata lelaki asal Tegal, Jawa Tengah, tersebut.
Kepala Suku Dinas Penanggulangan Kebakaran dan Penyelamatan Jakarta Utara Satriadi Gunawan mengakui, petugas kesulitan memadamkan api karena akses masuk ke lokasi sempit. Material konstruksi rumah yang semuanya semi- permanen dan beratap asbes dan tripleks itu mudah terbakar dan memiliki potensi perambatan yang cukup tinggi.
”Petugas pemadam kami tiba sekitar pukul 14.30. Proses pemadaman baru selesai pada Minggu dini hari sekitar pukul 02.00,” kata Satriadi.
Opsi relokasi
Camat Pademangan Mumu Mujtahid menambahkan, jumlah korban terdampak kebakaran sebanyak 3.500 jiwa atau 400 kepala keluarga dan tersebar di tiga rukun tetangga (RT), yaitu RT 011, 012, 013 di RW 005, Kelurahan Ancol, Jakarta Utara. Sebagian besar perumahan di kampung itu merupakan rumah kontrakan yang disewakan oleh pemiliknya.
”Ada sekitar 1.500 jiwa yang ngontrak di sana. Sebagian lahan yang ditempati warga itu juga milik PT KAI, tetapi ada juga yang dimiliki warga,” kata Mumu.
Menurut Mumu, karena sebagian besar lahan itu milik PT KAI, Pemerintah Provinsi DKI Jakarta menawarkan pilihan relokasi bagi warga setempat. Salah satu pilihan yang ditawarkan yaitu membangun rumah susun bagi warga yang memiliki KTP DKI Jakarta.
”Kami tawarkan opsi relokasi warga ke beberapa rusun. Kami juga dorong untuk dibangun rusun yang tidak terlalu jauh dari lokasi semula,” katanya.