Awal kenal olahraga lari, seseorang bisa keranjingan latihan setiap hari dan mengikuti hampir setiap lomba. Namun, tidak sedikit yang akhirnya jenuh dan kendur semangatnya. Oleh karena itu, penting bagi para pelari untuk menjaga "napas" berlari dari tahun ke tahun, dari satu lomba ke lomba yang lain.
Pegiat lari Chia Harijanto dan Riefa Istamar berbagi cerita dalam The Tour-Borobudur Marathon 2019 bertema ”Menjaga Konsistensi Berlari” di Medan, Sumatera Utara. The Tour dimulai dengan bincang-bincang dengan para komunitas lari, Jumat (10/5/2019) malam, diikuti dengan lari 5 kilometer, 10K, dan 15K, serta sahur bersama pada Sabtu dini hari.
Acara The Tour yang dipandu wartawan Kompas, yang juga pegiat lari Agus Hermawan tersebut, untuk menyambut Borobudur Marathon 2019 yang terselenggara atas kerja sama Harian Kompas, Pemerintah Provinsi Jawa Tengah, dan Bank Jateng. The Tour dihadiri para pelari dari sejumlah komunitas lari di Kota Medan, antara lain RunMdn dan RunVolution.
Chia bercerita, para pelari biasanya menghadapi naik turun semangat. Rasa jenuh datang setelah bertahun-tahun latihan dan mengikuti banyak lomba. ”Di tahun-tahun pertama berlari, rasanya saya ingin mengikuti semua perlombaan,” kata Chia.
Beberapa tahun kemudian, rasa jenuh pun menginggapi diri Chia. Grafik latihan dan lomba yang ia ikuti pun menurun drastis. Dalam menghadapi rasa jenuh, Chia pun melakukan beberapa hal untuk membangunkan kembali semangatnya. ”Kalau sudah menghadapi rasa jenuh, kita harus ingat tujuan kita berlari adalah untuk sehat dan senang,” kata Chia.
Menurut Chia, beberapa hal yang bisa mengembalikan semangat adalah dengan semakin sering berlari bersama teman-teman komunitas, mengikuti perlombaan berkualitas dan menarik, serta mencoba olahraga lain selain lari.
”Kalau sudah coba olahraga lain, kok, kangen, ya, sama lari,” kata Chia.
Riefa mengatakan, para pelari harus tetap menjaga rasa senang dalam berlari. ”Tetaplah berupaya lari sesantai-santainya. Yang penting melakukannya jangan terpaksa. Kalau badan lagi enggak enak, jangan juga dipaksa lari,” katanya.
Riefa menuturkan, meskipun pegiat lari, bukan berarti rasa jenuh tidak pernah menghinggapinya. Sama seperti Chia, Riefa pun biasa melawannya dengan mencoba beralih ke olahraga lain. Ia biasanya bersepeda atau berenang.
Menurut Riefa, para pelari harus tetap mengikuti lomba secara rutin. Mengikuti lomba akan membuat para pelari semakin disiplin dalam merencanakan dan melaksanakan program latihan sebelum lomba.
Kyky Siregar, co-founder komunitas lari RunMdn mengatakan, rasa jenuh para pelari adalah lawan yang dihadapi para komunitas-komunitas lari. ”Melawan rasa jenuh itu tugas utama komunitas. Kami pun harus membuat program latihan yang menarik agar anggota tetap semangat. Kami juga memilih lomba-lomba berkualitas dan menyenangkan untuk diikuti para anggota,” kata Kyky.
Agus mengatakan, acara Borobudur Marathon 2019 akan dilaksanakan pada 17 November. Peserta dapat mendaftar secara daring pada 1-30 Mei 2019. Dalam pendaftaran tersebut akan diterapkan sistem ballot atau pemilihan peserta secara acak.
Sistem ini telah diterapkan dalam lomba-lomba besar seperti New York Marathon, Boston Marathon, dan Tokyo Marathon. Bagi komunitas yang sebagian anggotanya tidak lolos dalam sistem ballot, bisa mendaftar melalui agen perjalanan yang bekerja sama dengan Borobudur Marathon 2019.