Kesuksesan heroik duo klub Inggris, Liverpool FC dan Tottenham Hotspur, melaju ke final Liga Champions Eropa 2019 disambut sukacita, bahkan histeria, para penggemarnya. Namun, dalam sekejap pula, euforia itu berganti kegalauan, bahkan kemarahan. Biaya menonton final di Madrid meroket setinggi langit, yaitu hingga 20 kali lipat dari hari biasanya dan menembus ratusan juta rupiah.
Matthew Headon, musisi muda asal Inggris, menumpahkan unek-uneknya ke sosial media seusai tim kesayangannya, Liverpool, merebut tiket ke final Liga Champions. “Kita berangkat ke Madrid! Tanya ke Google, berapa lama perjalanan ke Madrid dengan berjalan kaki,” kicaunya di akun Twitternya, Kamis (9/5/2019).
Kicauannya itu mewakili kegundahan para fans Liverpool maupun Spurs yang ingin menonton langsung final di Madrid, 1 Juli mendatang. Final sesama tim Inggris boleh saja menjadi kebanggaan negeri sepak bola itu. Namun, tingginya permintaan penerbangan dari negara itu ke Madrid di saat bersamaan mengakibatkan melambungnya harga tiket pesawat.
Hampir semua tiket penerbangan langsung dari Liverpool dan London ke Madrid telah ludes terjual, Kamis. Skyscanner, situs pencari tiket perjalanan, mencatatkan lonjakan lalu lintas luar biasa pencarian tiket pesawat dari Inggris ke Madrid, Spanyol, pada sekitar tanggal itu. Tak tanggung-tanggung, lonjakannya mencapai 3.105 persen dari hari biasa.
Tak heran, maskapai berlomba-lomba meroketkan harga tiket. Tarif tiket yang pada hari biasanya tidak lebih dari 100 poundsterling, kini naik menjadi 1.300 pounds atau setara Rp 24 juta untuk perjalanan pendek, yaitu hanya 2,5 jam. “Ini bukan masalah permintaan dan penawaran. Itu jelas tindakan mengambil untung besar dari fans fanatik sepak bola,” ungkap Wali Kota Liverpool Steve Rotheram menumpahkan kemarahannya di Twitter.
Mahalnya biaya transportasi itu belum seberapa dibandingkan menggilanya kenaikan harga tiket laga dan biaya akomodasi. Pada final di Stadion Wanda Metropolitano, masing-masing klub, baik “The Reds” maupun Spurs, hanya dijatah tiket sebanyak 16.613 lembar. Tiket yang bisa dibeli dengan harga resmi, yaitu berkisar 60 hingga 513 pounds per lembar itu biasanya diberikan kepada fans setia alias pemegang tiket langganan laga kandang Liga Champions.
Padahal, diperkirakan 40.000 fans Liverpool dan 30.000 pendukung Spurs bakal membanjiri Madrid. Mereka yang tidak mendapat jatah tiket resmi harus berburu dari pihak ketiga. Namun, harganya kini nyaris tidak masuk akal, yaitu berkisar 3.150 pounds atau Rp 58 juta per lembar untuk kategori empat hingga 7.800 pounds atau Rp 146 juta untuk kategori satu.
“Saatnya berhenti mengeruk uang dari fans loyal. Laga final bukanlah pertunjukkan satu malam. Itu adalah titik kulminasi dari perjalanan panjang satu musim fans mendukung timnya dan berkeliling menghabiskan ribuan pounds. Alokasi tiket oleh UEFA dan kedua klub haruslah transparan,” bunyi pernyataan resmi gabungan kelompok suporter Liverpool dan Spurs seperti dikutip BBC.
Drew Hathi, salah satu fans Spurs, berencana mengendarai mobil sendiri sejauh 1.738 kilometer dari London ke Madrid untuk mengirit biaya menonton. Ia bahkan mengaku bakal tidur di mobilnya karena ikut menggilanya biaya penginapan. Sejak Kamis malam, nyaris tidak lagi tersedia penginapan, baik hotel maupun apartemen sewa ibukota Spanyol itu..
“Saya sudah memesan dengan harga 1.400 pounds semalam. Sehari seusai Spurs mengalahkan Ajax, saya lihat harganya itu naik jadi 3.900 pounds. Ini gila. Padahal, besok malamnya (2 Juli), harganya normal lagi jadi 150 pounds,” tutur Michael Edward, fans The Reds lainnya, dari Leeds.
Liga Europa
Perjuangan menonton final juga bakal dirasakan fans Chelsea dan Arsenal, dua tim yang memastikan lolos ke partai puncak Liga Europa. Menurut BCC, kedua fans tim London itu bakal menempuh perjalanan sulit serta melelahkan karena tidak tersedianya penerbangan langsung dari Inggris ke Baku, Ajerbaizan, lokasi final Liga Europa 2019, pada 29 Mei.
Meskipun terletak di Eropa, Baku lebih dekat dan mudah dijangkau dari benua lain, yaitu Mumbai, India. Para penggila sepak bola asal London harus menempuh rute berliku sejauh 3.970 km ke Baku. Namun, tantangan itu semua dipastikan tidak akan menghalangi mereka berbondong-bondong menyaksikan langsung tim kesayangannya demi kebanggaan dan fanatisme.