Kontingen Indonesia menempati posisi ketujuh dalam kejuaraan yang diikuti 43 negara tersebut.
Oleh
Korano Nicolash LMS
·3 menit baca
YOKOHAMA, MINGGU - Kontingen Amerika Serikat masih mendominasi cabang esfatet dalam Kejuaraan Dunia Estafet 2019 atau IAAF World Relays di Stadion Nissan, Yokohama, Jepang. Dalam kejuaraan yang berlangsung pada Sabtu (11/5/2019) dan Minggu (12/5/2019), tim AS masih unggul dibandingkan atlet dari 43 negara lain.
Dalam kejuaraan yang diikuti 634 atlet tersebut, tim AS membawa pulang 5 medali emas. Mereka memenangkan estafet nomor 4x200 meter putra, 4x100 meter putri, serta 3 medali emas dari nomor campuran.
Adapun kontingen Jamaika menduduki peringkat kedua dan tim tuan rumah, Jepang, berada di posisi ketiga. Kontingen AS meraih 54 poin, Jamaika (27 poin), dan Jepang (27 poin).
Jamaika berada di posisi kedua karena mampu mendulang 2 medali perak. Masing-masing dari nomor 4x400 meter putra dan 4x100 meter putri. Berikut 1 medali perunggu pada nomor 4x200 meter putri.
Adapun Jepang harus lega menempati urutan ke-3, sekali pun poinnya sama karena hanya meraih 1 medali perak dari nomor lari gawang bolak-balik. Satu medali perunggu lagi diperoleh dari nomor 2x2x400 meter.
Memang dalam sistem pemberian nilai IAAF sekarang, yang memperoleh poin itu yakni peraih medali emas dengan 8 poin, perak mendapat 7 angka, perunggu dapat 6 poin.
Dari 43 negara yang mengikuti Kejuaraan Dunia Estafet ke-4 2019 Yokohama ini, hanya 24 negara yang bisa meraih poin. Indonesia sendiri juga menurunkan tim estafet 4x100 meter putra yang berbeda dari tim peraih medali perak Asian Games 2018 lalu.
Zohri tersingkir
Tim estafet Indonesia yang turun di Yokohama ini terdiri Mochammad Bisma Diwa Abina, Lalu Muhammad Zohri, Eko Rimbawan dan Bayu Kertanegara. Mereka oleh PB PASI dipersiapkan menuju Olimpiade 2020 Tokyo mendatang.
Zohri dan kawan-kawannya sudah tersingkir lebih dulu pada heat 1 yang berlangsung Sabtu (11/5) malam lalu di Stadion Internasional Yokohama, Yokohama, Jepang. Saat itu tim Indonesia harus menghadapi Inggris, Brasil, Jamaika, Afrika Selatan, Jerman, Australia, Venezuela dan Polandia.
Dengan mencatat waktu 39,39 detik, Indonesia hanya bisa menempati urutan 7 pada heat 1 itu. Sedangkan yang di urutan pertamanya Inggris, 38,11 detik, dan secara berturut-turut diikuti Brasil (38,22 dentik), Jamaika (38,51 detik), Afrika Selatan (38,66 detik), Jerman (38,91 detik), Australia 39,05 detik. Sedangkan Venezuela di bawah tim Indonesia, dengan waktu 39,76 detik.
Menurut pelatih kepala sprinter PB PASI yang baru menjadi pelatih terbaik Asia, Eni Nuraini Sumartoyo, "Sebenarnya kami menargetkan mereka bisa berlari di bawah 39 detik.”
Sebab memang rekor nasional 4 x 100 meter putra Indonesia sudah mencapai 38,77 detik, seperti yang dicapai Muhammad Fadlin, Zohri, Eko Rimbawan dan Bayu Kertanegara pada Asian Games 2018 Jakarta Palembang lalu, di Stadion Utama Senayan.
Fadlin, yang mengundurkan diri usai Asian Games 2018, kepada Kompas menegaskan kalau adik-adiknya termasuk yang bakal mengganti posisinya bakal bisa mempertahan rekor nasional yang sudah bisa mereka catat di Asian Games.(iaaf.org/AP)