FIRENZE, MINGGU - Dua klub besar asal Kota Milan, AC Milan dan Inter Milan, berlomba menjaga konsistensi pada laga-laga terakhir Liga Italia. Kesalahan kecil bisa memupus harapan mereka untuk kembali tampil di Liga Champions musim depan.
Milan sudah mengambil keuntungan dengan mengalahkan tim yang cukup tangguh, Fiorentina, Minggu (12/5/2019) dini hari WIB di Stadion Artemio Franchi. Berkat gol tunggal gelandang Milan, Hakan Calhanoglu pada menit ke-35, tim “Rossoneri” menang 1-0 dan mengamankan kans finis di peringkat empat sebagai syarat untuk tampil di Liga Champions.
Tampil sebagai tamu, Milan mampu mengambil inisiatif serangan lebih banyak. Mereka mencatat total lima tembakan tepat ke gawang, sedangkan Fiorentina hanya tiga tembakan. Gol Calhanoglu tercipta berkat asis Suso. Ini merupakan gol kedua pemain asal Turki itu pada musim ini.
Agresivitas Milan tidak terpengaruh meski tampil tanpa gelandang Lucas Paqueta yang mendapat kartu merah saat mengalahkan Bologna 2-1 pada laga sebelumnya. Paqueta melakukan kesalahan konyol dengan memprotes keras wasit. Sebagai hukumannya, pemain asal Brasil ini dilarang tampil dalam tiga laga atau tugasnya pada musim ini telah selesai karena Milan tingggal menyisakan dua laga lagi.
Inilah yang disebut Pelatih Milan Gennaro Gattuso sebagai kelemahan dalam timnya. “Kami harus tampil lebih dewasa. Banyak juga pemain muda yang kehilangan kepercayaan diri pada laga-laga penting,” ujarnya seperti dikutip Football-Italia.
Gattuso dan Milan menyesal kehilangan banyak poin ketika mereka sudah berada di peringkat empat besar sejak Januari lalu. Mereka sudah punya striker tajam seperti Krzysztof Piatek yang kini kehilangan ketajamannya. Jika bisa membobol gawang Fiorentina, Piatek sebenarnya bisa mengukir sejarah Serie A dengan menjadi pemain ketiga setelah John Carles dan Ronaldo yang bisa mencetak gol terhadap 15 tim yang berbeda selama satu musim. Carles (Juventus) melakukannya pada musim 1957-1958 dan Ronaldo (Inter) pada musim 1997-1998.
Masalah yang dihadapi pemain Milan adalah mereka mudah terpengaruh komentar-komentar negatif dari luar. “Seharusnya Piatek tidak perlu khawatir (ketika kehilangan ketajaman dan mendapat banyak kritikan). Dia sudah mengawali musim dengan baik bersama Genoa dan kini melanjutkannya bersama kami,” ujar Gattuso.
Kepada timnya, Gattuso terus menekankan bahwa mereka kini telah banyak berkembang. Laga kontra Fiorentina merupakan puncaknya karena mereka mengalahkan tim yang dilatih oleh mantan pelatih Milan, Vincenzo Montella. Gagal mengangkat Milan, Montella dipecat pada akhir 2017 dan digantikan Gattuso.
Seperti mengulang kesalahan saat menangani Milan, Montella juga gagal mengangkat mental para pemain Fiorentina. “Tim kami sangat ketakutan, kami hanya menunggu lawan untuk mencetak gol. Kami sudah kehilangan kepercayaan diri,” ujarnya.
Keberhasilan Milan menakuti Fiorentina membuat mereka saat ini mengantongi 62 poin dan berada di peringkat kelima. Mereka menempel Inter yang mengantongi 63 poin sebelum Inter menghadapi Chiveo yang merupakan penghuni dasar klasemen.
Kehadiran Conte
Di atas kertas, Inter bisa mengatasi Chievo dengan mudah. Namun, mereka masih menghadapi Napoli dan juga Empoli. Napoli menjadi rintangan terberat bagi Inter untuk bisa finis dengan memenangi tiga laga terakhir dan mengumpulkan 72 poin. Mereka wajib mengatasi rintangan ini dan kembali ke Liga Champions musim depan karena Antonio Conte dikabarkan sudah bersedia melatih Inter.
La Repubblica mengabarkan Conte bersedia meneken kontrak selama tiga musim dengan nilai 9 juta euro atau sekitar Rp 145 miliar per musim. Pengeluaran besar ini bisa membuat Inter rugi apabila mereka gagal mendapat tempat di Liga Champions. Bola saat ini pun berada di tangan pelatih Inter Luciano Spalletti untuk tancap gas pada tiga laga terakhirnya.
Meski nanti Spalletti bisa kembali membawa Inter ke Liga Champions, ia tidak peduli apabila manajemen tidak mempertahankannya. “Saya tidak peduli dan pemain saya rasa juga tidak memikirkan hal ini. Para pemain tidak memikirkan seperti apa tim ini musim depan karena mereka peduli dengan apa yang terjadi saat ini,” ujar Spalletti dalam konferensi pers jelang laga kontra Chievo yang diunggah di laman klub.
Inter saat ini hanya perlu menjaga konsistensi dan membangkitkan mental juara. Apalagi ketika tetangganya, Milan, tinggal menjalani laga yang relatif mudah, yaitu melawan Frosinone dan SPAL. (AFP/REUTERS)