Penetrasi internet ”broadband” di Indonesia masih 9,5 persen dari total jumlah penduduk. Di Singapura, tingkat penetrasi internet ”broadband” sudah 100 persen dan Filipina 40 persen.
Oleh
satrio pangarso wisanggeni/kurnia yunita rahayu
·2 menit baca
JAKARTA, KOMPAS — Perusahaan penyedia jasa televisi berbayar PT Link Net Tbk menargetkan meningkatkan jangkauan pelanggannya. Pemegang merek First Media itu menyiapkan rencana ekspansi ke empat kota besar di Pulau Jawa.
Chief Executive Officer dan Presiden Direktur PT Link Net Tbk Marlo Budiman di Menara Kompas, Jakarta, Senin (13/5/2019), mengatakan, empat kota tersebut adalah Solo dan Semarang (Jawa Tengah), Serang (Banten), dan Denpasar (Bali). ”Fokus kami memang masih di Jawa dan Sumatera,” kata Marlo dalam kunjungannya ke Redaksi Harian Kompas.
Keputusan itu diambil, kata Marlo, karena pihaknya telah berinvestasi membangun konektivitas Java Backbone. Jaringan ini menggunakan kabel serat optik yang menyambungkan 43 kota besar di Jawa. Bahkan, pada 2020, PT Link Net Tbk juga siap berekspansi ke sejumlah kota penyangga (secondary city) di Jawa.
Dengan perluasan tersebut, Marlo menargetkan pada 2019 jumlah rumah yang dapat terakses (homepass) jaringan serat optik First Media naik sekitar 11 persen. Saat ini, jaringan First Media melewati 2,2 juta rumah. Targetnya, naik menjadi 2,45 juta.
Marlo mengatakan, sebetulnya persaingan industri penyedia internet broadband masih terbuka lebar di Indonesia. Sebab, tingkat penetrasi internet broadband di Indonesia masih tergolong rendah, yaitu 9,5 persen dari total jumlah penduduk.
Tingkat penetrasi ini jauh lebih rendah dibandingkan dengan negara-negara lain di kawasan Asia Pasifik. Di Singapura, tingkat penetrasi internet broadband sudah 100 persen. Sementara itu, Filipina telah mencapai 40 persen.
Pelayanan
Guna meningkatkan jumlah pelanggan, kata Deputy Chief Marketing Officer PT Link Net Tbk Santiwati Basuki, perseroan juga menyiapkan strategi pemasaran yang menekankan kemudahan pelanggan dalam mengakses konten hiburan.
Tanpa perantara
Belakangan ini penyedia jasa televisi kabel atau berbayar harus bersaing langsung dengan layanan streaming atau produsen film. Dengan keberadaan teknologi internet, pelanggan dapat mengakses konten tanpa perantara televisi berbayar. Sistem ini disebut layanan over-the-top atau OTT.
”Kami justru akan mengakomodasi aplikasi dan layanan streaming over-the-top. Misalnya aplikasi Netflix, Hooq, hingga HBO Go, kami sediakan di set top box First Media,” kata Santi.
Santi mengatakan, strategi ini diharapkan dapat menggaet konsumen baru dari kalangan milenial.
Taktik lain untuk menarik perhatian milenial, tambah Santi, adalah dengan masuk ke dalam dunia e-sports. Langkah ini sudah dilakukan dengan mendukung penyelenggaraan Piala Presiden E-Sports 2019 sebagai salah satu sponsor.
Di masa depan, Santi mengatakan, First Media akan menyelenggarakan turnamen dan bahkan membentuk tim e-sports.