Ibarat film ”Anvengers: Endgame”, persaingan sengit di Liga Inggris musim ini berakhir dengan Manchester City sebagai juara. Kompetisi musim ini akan dikenang sebagai yang terbaik.
LONDON, MINGGU – Nyaris setiap musim, Liga Inggris menyuguhkan kompetisi menarik, sengit, dan penuh drama. Seperti juara detik-detik akhir Manchester City di 2012, atau dongeng Leicester City di 2016, yang hanya bisa ditandingi tayangan fantasi ala Hollywood. Namun, di luar itu semua, tiada yang seistimewa seperti musim ini.
Jutaan pasang mata dunia tertuju pada akhir pekan mendebarkan di Liga Inggris, Minggu (12/5/2019), ketika para pemain di liga-liga top Eropa lainnya seperti Spanyol dan Italia mulai berancang-ancang liburan. Sengitnya persaingan hingga pekan terakhir di Liga Inggris itu digambarkan The Guardian sebagai ”Avengers: Endgame”, film tersukses dalam jagat komik Marvel.
Musim ini, puncak klasemen telah 32 kali berganti dari total 38 pekan yang berjalan. Manchester City dan Liverpool menjadi dua lakon dari salip-menyalip tersengit sepanjang sejarah Liga Inggris itu. ”Ini adalah musim saat tidak satu pun orang berani mengedipkan matanya hingga detik-detik terakhir,” tulis koran terkemuka di Amerika Serikat, The New York Post, memberikan penilaian.
Tidak pernah terjadi sebelumnya di Inggris, bahkan di liga-liga besar Eropa lainnya, sebuah tim gagal menjadi juara meski mengemas total 97 poin dan hanya sekali kalah. Realita baru dan pahit itu diderita Liverpool FC, runner-up Liga Inggris musim ini seusai mengalahkan Wolverhampton Wanderes 2-0 di Stadion Anfield, semalam. Di saat yang sama, City menang 4-1 atas Brighton & Hove Albion.
Tertinggi
Padahal, jumlah poin itu adalah yang tertinggi yang pernah diraih Liverpool di Liga Inggris sejak eksisnya klub itu 126 tahun silam. Jumlah 97 poin itu juga yang tertinggi ketiga sepanjang sejarah Liga Inggris dan lima poin lebih baik dari tim juara tidak terkalahkan alias ”the invincibles” di musim 2003-2004, Arsenal. Hanya City satu-satunya yang melampaui capaian poin itu di Liga Inggris, yaitu pada musim ini dengan 98 poin dan musim lalu yang menjadi rekor terbesar dengan 100 poin.
Musim ini, baik City dan Liverpool memang berlari sengit menembus batas. Mereka tidak berhenti mengejar kesempurnaan di setiap laga agar tidak disalip rival masing-masing. City misalnya, hanya sekali kehilangan poin tahun ini, yaitu saat dibekap Newcastle 1-2 akhir Januari lalu di Stadion St James Park. Sejak itu, mereka tidak sekali pun berkedip serta mengemas 14 kemenangan beruntun hingga semalam.
Jumlah kemenangan beruntun City itu hanya bisa ditandingi diri mereka sendiri, musim sebelumnya, dengan catatan 18 kemenangan beruntun yang menjadi rekor di Liga Inggris. Terlepas dari kegemilangan City itu, predikat tim paling ”melesat” justru dipegang The Reds. The Guardian mengungkap, koleksi poin Liverpool adalah 12,6 poin lebih banyak dari yang diekspetasikan pada mereka awal musim ini.
Di liga domestik, poin adalah ”mata uang” kesuksesan yang dapat menentukan posisi di klasemen, gelar juara, bahkan tiket menuju kompetisi Eropa. Dalam tiga dekade terakhir, tidak sekali pun The Reds meraih lebih dari 90 poin. Musim lalu, mereka hanya mengemas 75 poin dan menempati peringkat keempat. Tak ayal, Klopp berkata, timnya bisa dikatakan sukses meskipun kembali gagal menyabet trofi Liga Inggris musim ini.
Raihan 97 poin itu akan menjadi patokan alias standar baru dalam mengejar trofi juara Liga Inggris di musim depan. ”Banyak suporter tim lainnya senang jika kami gagal juara. Nyatanya, mereka jauh tertinggal di belakang kami kecuali City. Kami hanya tidak punya keberuntungan konstan,” tutur Klopp. (AFP/Reuters)