JAKARTA, KOMPAS — PT Pertamina (Persero) menjamin kecukupan pasokan bahan bakar minyak di sepanjang jalan tol trans Jawa selama arus mudik dan arus balik Idul Fitri 2019. Di jalur sepanjang hampir 1.000 kilometer itu, Pertamina menyediakan 112 titik layanan bahan bakar minyak. Kesiapan ini untuk mengantisipasi lonjakan kebutuhan bahan bakar pengguna jalan tol.
Menurut Vice President Corporate Communication Pertamina Fajriyah Usman, 112 titik layanan BBM tersebut tersedia sejak dari Merak, Banten, sampai ke Pasuruan di Jawa Timur. Titik layanan BBM tersebut terdiri dari 44 stasiun pengisian bahan bakar umum (SPBU), 25 dispenser bergerak (mobil tangki yang bisa digunakan sebagai pengisian BBM), dan 43 kios Pertamina. Tak hanya itu, Pertamina menyiagakan 50 motor pengirim BBM.
"Pasokan BBM juga diperkuat dengan adanya 19 titik kantong pemasok BBM. Upaya ini diharapkan memberikan kecukupan pasokan BBM bagi para pemudik yang menggunakan jalur tol trans Jawa," ujar Fajriyah saat dihubungi, Minggu (12/5/2019), di Jakarta.
Selain menjanjikan kecukupan pasokan BBM, lanjut Fajriyah, Pertamina juga menyediakan sembilan titik yang dinamai "Rumah Pertamina Siaga" di sepanjang jalur tol trans Jawa. Tempat itu berfungsi sebagai tempat istirahat bagi pengguna jalan tol selama arus mudik dan balik Idul Fitri 2019. Layanan pijat gratis dan area bermain anak-anak disediakan bagi pengunjung.
"Layanan Rumah Pertamina Siaga tersedia mulai 10 hari sebelum Lebaran. Keselamatan tetap aspek utama. Oleh karena itu, pengguna jalan tol kami sarankan beristirahat apabila sudah merasa lelah di jalan," ucap Fajriyah.
Berkaca pada peristiwa selama arus mudik Lebaran 2018, antrean pengisian BBM di beberapa titik peristirahatan di jalan tol menyebabkan kemacetan. Pasokan BBM menggunakan motor oleh petugas Pertamina diharapkan menjadi solusi bagi kendaraan yang membutuhkan BBM tetapi terjebak macet. Pertamina juga menjual BBM dalam kemasan kaleng berbagai ukuran.
Selama arus mudik dan arus balik Lebaran, konsumsi BBM bakal melonjak signifikan, khususnya jenis premium. Data Badan Pengatur Hilir Minyak dan Gas Bumi (BPH Migas), ada kenaikan konsumsi premium selama akhir Mei-28 Juni 2018 atau selama penyelenggaraan Posko ESDM Idul Fitri 2018. Menurut anggota Komite BPH Migas, Muhammad Ibnu Fajar, sehari sebelum Idul Fitri, konsumsi premium melonjak 59 persen menjadi sekitar 41.000 kiloliter per hari.
BBM satu harga
Sementara itu, akhir pekan lalu Menteri Energi dan Sumber Daya Mineral Ignasius Jonan meresmikan lembaga penyalur BBM satu harga di Kecamatan Poco Ranaka, Kabupaten Manggarai Timur, Nusa Tenggara Timur. Itu adalah titik ke-132 dalam program BBM satu harga sejak 2017. Sampai tutup tahun ini, pemerintah menargetkan pengoperasian 170 penyalur BBM satu harga di seluruh Indonesia, khususnya di wilayah tertinggal, terdepan, dan terluar.
Menurut Jonan, program BBM satu harga akan dilanjutkan sampai 2024. Pemerintah daerah dipersilakan mengajukan usulan pendirian lembaga penyalur BBM satu harga. Pemilihan wilayah harus sesuai kriteria bahwa daerah itu merupakan daerah tertinggal, terdepan, dan terluar.
"Nanti program ini akan diperluas hingga mencapai 500 titik sampai 2024. Jadi, akan perlu tambahan sebanyak 330 titik baru di seluruh Indonesia. Dukungan pemerintah daerah menjadi kunci keberhasilan program BBM satu harga," ujar Jonan dalam keterangan resmi.
Badan usaha yang terlibat dalam program BBM satu harga adalah PT Pertamina (Persero) dan PT AKR Corporindo Tbk. Dari 39 lembaga penyalur BBM satu harga yang ditargetkan tahun ini, Pertamina akan membangun sebanyak 38 titik, sedangkan sisanya oleh AKR. Program BBM satu harga menjual premium dan solar bersubsidi sesuai harga yang ditetapkan pemerintah, yakni masing-masing Rp 6.450 per liter dan Rp 5.150 per liter.