Satu anggota TNI Angkatan Darat dilaporkan tertembak dalam kontak senjata dengan kelompok kriminal separatis bersenjata di Distrik Mugi, Kabupaten Nduga, Papua, Senin (13/2/2019). Kelompok Egianus Kogoya terlibat dalam insiden ini.
Oleh
FABIO COSTA
·3 menit baca
JAYAPURA, KOMPAS — Satu anggota TNI Angkatan Darat dilaporkan tertembak dalam kontak senjata dengan kelompok kriminal separatis bersenjata di Distrik Mugi, Kabupaten Nduga, Papua, Senin (13/5/2019). Kelompok Egianus Kogoya terlibat dalam insiden ini.
Diketahui Tim Satgas Penegakan Hukum TNI AD yang dipimpin Sersan Kepala Acep Sujai diserang kelompok Egianus Kogoya saat berpatroli di sekitar Lapangan Terbang Mugi pada pukul 11.15 WIT.
Kelompok Egianus Kogoya melepaskan tembakan dari atas bukit setinggi 200 meter. Saat itu, Serka Acep bersama 15 anggotanya sedang berupaya mengambil air bersih yang berada dekat Lapter Mugi.
Salah satu anggota, yaitu Prajurit Satu Kasnun, dilaporkan terkena tembakan di bahu bagian kiri. Saat ini, korban sudah dievakuasi ke pos pengamanan di Mugi untuk mendapatkan perawatan medis.
Saya masih berupaya mengumpulkan laporan dari anggota di sana. Hingga sore ini, masih terjadi kontak antara anggota kami dan kelompok kriminal separatis bersenjata di sana.
Kepala Penerangan Kodam XVII Cenderawasih Kolonel (Inf) Muhammad Aidi saat dikonfirmasi di Jayapura membenarkan insiden penyerangan di Distrik Mugi pada Senin siang.
”Saya masih berupaya mengumpulkan laporan dari anggota di sana. Hingga sore ini, masih terjadi kontak antara anggota kami dan kelompok kriminal separatis bersenjata di sana,” ujarnya.
Ia menambahkan, kehadiran Satgas Gakkum TNI di Mugi untuk mengamankan pelaksanaan pembangunan 30 unit jembatan yang menghubungkan Jalan Trans-Papua dari Wamena ke Mamugu sepanjang 284,30 kilometer.
Diketahui sebelumnya kelompok Egianus menyerang dua anggota TNI AD di Distrik Nirkuri, Kabupaten Nduga, pada 24 April 2019, pukul 10.45 WIT.
Berdasarkan data dari Penerangan Komando Daerah Militer XVII Cenderawasih, identitas kedua anggota TNI AD yang tertembak adalah Prajurit Dua M Hoirul Zahman Zahri dan Sersan Dua Dedi. Keduanya selamat dalam insiden ini. Hoirul terkena tembakan pada kaki kiri, sedangkan Dedi terkena peluru di bagian punggungnya.
Penyerangan terhadap pekerja
Kepala Balai Besar Pelaksanaan Jalan Nasional XVIII Papua Osman Marbun mengatakan, penyerangan terhadap puluhan pekerja Istaka Karya pada 2 Desember 2018 menyebabkan tak ada lagi badan usaha milik negara (BUMN) yang berani melanjutkan proyek itu.
Total dua BUMN yang mengerjakan 35 unit penghubung ruas jalan Wamena ke Mamugu, yaitu PT Brantas Abipraya dan PT Istaka Karya. Kedua BUMN ini baru menuntaskan pembangunan 5 unit jembatan karena sering mendapat gangguan keamanan dari kelompok kriminal separatis bersenjata.
Diketahui, kelompok Egianus Kogoya menyerang 28 pekerja Istaka Karya di Bukit Kabo, Distrik Yigi, Kabupaten Nduga. Total sebanyak 17 orang meninggal, 7 orang selamat, dan 4 orang belum ditemukan tim gabungan TNI dan Polri hingga saat ini.
”Pihak TNI yang mengerjakan proyek ini agar dapat tuntas secepatnya. Ruas Wamena-Mamugu sangat efektif membuka keterisolasian di wilayah pegunungan tengah Papua. Jalan ini menghubungkan tiga kabupaten, yaitu Jayawijaya, Nduga dan Asmat,” tutur Osman.