Beroperasinya Jalan Tol Bakauheni-Terbanggi Besar, Lampung, diprediksi berdampak besar pada lonjakan jumlah pemudik pada arus mudik tahun ini. Pemerintah terus melengkapi fasilitas di Pelabuhan Merak dan Bakauheni serta ruas tol yang akan dilintasi pemudik.
Oleh
VINA OKTAVIA
·3 menit baca
KALIANDA, KOMPAS — Beroperasinya Jalan Tol Bakauheni-Terbanggi Besar, Lampung, diprediksi berdampak besar pada lonjakan jumlah pemudik pada arus mudik tahun ini. Pemerintah terus melengkapi fasilitas di Pelabuhan Merak dan Bakauheni serta ruas tol yang akan dilintasi pemudik.
Hal itu mengemuka dalam rapat membahas persiapan arus mudik di Pelabuhan Bakauheni, Kabupaten Lampung Selatan, Senin (13/5/2019). Rapat tersebut dihadiri Deputi I Kepala Staf Kepresidenan Darmawan Prasodjo serta Direktur Operasional dan Teknik PT Angkutan Sungai, Danau, dan Penyeberangan (ASDP) Indonesia Ferry Persero La Mane. Selain itu, hadir pula Kepala Cabang PT Hutama Karya Tol Bakauheni-Terbanggi Besar Hanung Hanindito dan sejumlah pejabat dari instansi terkait.
Menurut La Mane, jumlah pemudik yang melintas di Pelabuhan Merak selama masa mudik diprediksi naik sekitar 15 persen dibandingkan periode yang sama tahun lalu. Pada 2018, saat puncak arus mudik, jumlah penumpang kapal yang menggunakan kendaraan mencapai 143.025 orang per hari. Adapun jumlah penumpang tanpa kendaraan 27.973 orang.
”Mayoritas penumpang kendaraan roda empat dan roda dua masuk pelabuhan pada malam hari,” ujar La Mane.
Untuk mengantisipasi penumpukan penumpang, PT ASDP Indonesia Ferry Persero menyiapkan 64 kapal motor penyeberangan dan menambah loket pembelian tiket. Selain itu, pihaknya juga akan memprioritaskan pengoperasian kapal-kapal besar sehingga jumlah pemudik yang terangkut bisa lebih banyak. Kapal diprediksi dapat mengangkut sekitar 350 kendaraan roda empat.
Di Pelabuhan Bakauheni, PT ASDP bekerja sama dengan Pemerintah Provinsi Lampung dan penyedia jasa angkutan darat akan menyiapkan bus tambahan pada malam hingga pagi hari. Dengan begitu, penumpang dapat segera melanjutkan perjalanan setelah turun dari kapal.
Dia menambahkan, PT ASDP juga akan memberikan insentif untuk mengganti biaya bahan bakar bagi sopir bus yang berangkat dari Bandar Lampung ke Pelabuhan Bakauheni. Pasalnya, selama ini bus yang berangkat dari Bandar Lampung sering kali dalam kondisi kosong. Hal itu membuat sopir bus kerap tidak kembali lagi ke Pelabuhan Bakauheni setelah mengangkut penumpang. Padahal, tumpukan penumpang masih terjadi di terminal kedatangan Pelabuhan Bakauheni.
Sementara itu, Darmawan menyatakan, dari hasil pantauan tim staf kepresidenan, persiapan menyambut arus mudik di Pelabuhan Merak dan Bakauheni serta Tol Bakauheni-Terbanggi Besar sudah cukup matang. Menurut dia, hal yang perlu diantisipasi adalah menjaga pasokan bahan bakar minyak tersedia di jalur tol.
Berbayar
Dari pantauan, tempat peristirahatan dan pelayanan (rest area) di Jalan Tol Bakauheni-Terbanggi Besar masih dalam tahap pembangunan. Di lokasi, sejumlah pekerja sedang meratakan tanah. Tempat peristirahatan sementara yang dilengkapi fasilitas tempat ibadah dan toilet didirikan di pinggir jalan tol, tepatnya di Kilometer 49+800, Kilometer 33, dan Kilometer 20 di ruas Tol Bakauheni-Terbanggi Besar.
Terkait tarif tol, Hanung menyebutkan, Tol Bakauheni-Terbanggi Besar mulai berbayar pada 17 Mei 2019. Tarif tol Rp 803 untuk kendaraan golongan I. Hingga saat ini, pihaknya terus menyosialisasikan penerapan tarif melalui pengumuman di pintu tol, spanduk, media sosial, dan media massa.
Pada masa mudik tahun ini, ruas Tol Bakauheni-Terbanggi Besar sepanjang 140,7 km akan beroperasi penuh selama 24 jam. Adapun Tol Pematang Panggang-Kayu Agung yang belum diresmikan akan beroperasi selama 12 jam pada pagi hingga sore hari. Ruas tol ini juga masih gratis.