Hadapi Transformasi Digital, Korporasi Bangun Anak Perusahaan Modal Ventura
Sejumlah perusahaan membentuk anak usaha modal ventura untuk memudahkan investasi ke perusahaan rintisan bidang teknologi. Upaya ini sekaligus untuk memperlancar korporasi mendapatkan inovasi untuk membantu inti bisnis agar tetap relevan dengan perubahan.
Oleh
MEDIANA
·5 menit baca
JAKARTA, KOMPAS — Sejumlah perusahaan membentuk anak usaha modal ventura untuk memudahkan investasi ke perusahaan rintisan bidang teknologi. Upaya ini sekaligus untuk memperlancar korporasi mendapatkan inovasi untuk membantu inti bisnis agar tetap relevan dengan perubahan.
CEO Telkomsel Mitra Inovasi (TMI), Andi Kristianto di Jakarta, Senin (13/5/2019), mengatakan, sejak tiga tahun lalu, PT Telekomunikasi Selular (Telkomsel) sudah menggodok rencana mendirikan perusahaan modal ventura korporat. Perusahaan modal ventura korporat dikemas sebagai anak usaha yang bernama TMI.
Dia menganggap kehadiran TMI tidak terlambat meski ekosistem industri usaha rintisan bidang teknologi di Indonesia tengah melaju cepat ke arah matang. Dia justru menilai masih banyak peluang penyertaan investasi ke perusahaan rintisan yang bisa dikerjaan TMI.
”Pada saat bersamaan, pendapatan bisnis layanan seluler berupa suara dan pesan pendek atau legacy terus menurun dan diganti oleh data,” ujar Andi.
Pada triwulan I-2019, Telkomsel membukukan pendapatan Rp 22,18 triliun dan laba bersih Rp 6,47 triliun. Jumlah pelanggan 168,6 juta orang dan 111,1 juta orang di antaranya merupakan pengguna aktif data. Lalu lintas data tumbuh 56,6 persen menjadi 1.408.872 terabyte.
Telkomsel kini mulai mengelola data berukuran besar (big data) hasil perilaku pelanggan yang gemar mengakses internet. Selain itu, Telkomsel telah menjajaki bisnis solusi benda terhubung dengan internet atau IoT.
Menurut Andi, MTI akan selalu menggunakan dana Telkomsel. Total dana yang telah disiapkan induk kepada MTI mencapai 40 juta dollar AS dan ini berlaku dua tahun.
”Kami mencari perusahaan rintisan bidang teknologi dengan solusi yang bisa mendukung inti bisnis. Masih berkaitan dengan bisnis telekomunikasi. Sasaran utama MTI adalah perusahaan rintisan bidang teknologi dalam fase pertumbuhan awal,” katanya.
Untuk kegiatan operasional, MTI bekerja sama dengan MDI Ventures Telkom dan Singtel Innov8. Keduanya merupakan perusahaan modal ventura korporat sekaligus inkubator. Merekalah yang akan membantu MTI menyeleksi calon perusahaan rintisan yang cocok menerima investasi.
Andi menambahkan, sejak tahun 2015, lebih dari 5.000 perusahaan rintisan dari 20 kota mengikuti program kompetisi dan pelatihan di Telkomsel The NextDev. Contoh lulusan The NextDev adalah Marlin Booking dan Habibie Garden.
Perusahaan modal ventura korporat dapat berbentuk cabang independen atau divisi khusus investasi yang ditunjuk internal korporasi. Tujuan pendiriannya sama dengan perusahaan modal ventura pada umumnya, yaitu melakukan penyertaan investasi kepada perusahaan rintisan bidang teknologi.
Perusahaan modal ventura korporat lebih menekankan pada perusahaan rintisan teknologi yang mempunyai inovasi menguntungkan bagi kinerja korporasinya. Mereka biasanya lebih suka berinvestasi pada perusahaan rintisan bidang teknologi dalam fase pertumbuhan awal hingga menengah.
Kolaborasi
Perusahaan modal ventura atau disebut juga modal ventura institusional biasa mengelola modal dari mitra terbatas. Dana itu kemudian dikelola untuk disalurkan kepada perusahaan rintisan bidang teknologi.
CEO PT Mandiri Capital Indonesia (MCI) Eddi Danusaputro berpendapat, perusahaan modal ventura korporat akan senantiasa mencari inovasi baru guna membantu bisnis perusahaan induknya. Ini merupakan bukti perusahaan besar berkolaborasi dengan perusahaan rintisan bidang teknologi.
”Kami senantiasa mendukung strategi pengembangan bisnis dari grup (Bank Mandiri). Pada jangka panjang, kami berencana menjadi pusat inovasi bagi grup. Dengan kata lain, kami tidak harus melakukan penyertaan investasi kepada perusahaan rintisan dan lebih mengutamakan kolaborasi,” ujarnya.
Perusahaan modal ventura korporat akan senantiasa mencari inovasi baru guna membantu bisnis perusahaan induknya.
Dengan menjadi pusat inovasi, MCI bisa menghubungkan Bank Mandiri grup ke perusahaan rintisan bidang teknologi di luar portofolio MCI. MCI merupakan perusahaan modal ventura korporat yang beroperasi sejak Januari 2016. Penyertaan investasi yang dilakukan MCI fokus kepada perusahaan rintisan bidang teknologi finansial. Sampai sekarang, portofolio MCI mencapai 10 perusahaan rintisan, antara lain Privyid, Jurnal, dan Amartha.
Eddie mengatakan, mayoritas produk atau layanan perusahaan rintisan tersebut telah dipakai oleh Grup Bank Mandiri. Sebagai contoh, tanda tangan digital dari Privyid dipakai untuk pembukaan rekening efek di Mandiri Sekuritas dan onboarding nasabah di Bank Mandiri.
Contoh lain, nasabah Bank Mandiri bisa menggunakan perangkat lunak akuntansi dari Jurnal. Selain itu, Bank Mandiri dan Mandiri Tunas Finance telah mendistribusikan pinjaman melalui sistem Amartha.
Direktur Teknologi Informasi dan Operasi Bank Mandiri Rico Usthavia, seusai konferensi pers kompetisi hackathon ”What the Hack!”, mengatakan, teknologi digital mengganggu tatanan berbagai sektor industri. Salah satunya adalah perbankan dan kebutuhan talenta di bidang teknologi digital.
Strategi transformasi
Di luar MCI, Bank Mandiri menyelenggarakan kompetisi hackathon pada 27-30 Juni 2019. Para peserta kompetisi, kata dia, nantinya akan diajak bekerja sama dengan Bank Mandiri untuk mendesain aplikasi percontohan yang bisa mendukung kebutuhan perbankan digital.
Dewan Pengawas Asosiasi Modal Ventura dan Start-Up Indonesia (Amvesindo) Wilson Cuaca memandang, perusahaan modal ventura korporat menjadi bagian dari strategi transformasi digital. Apabila korporasi memahami cara kerja perusahaan rintisan dan mulai mengambil risiko dengan melakukan investasi, ini akan membangun ekosistem digital yang sehat.
Mengutip hasil penelitian CB Insights The 2018 Global Corporate Venture Capital Report, total penyertaan investasi yang dilakukan oleh perusahaan modal ventura korporat mencapai 52,59 miliar dollar AS pada 2018. Nilai penyertaan investasi sebanyak itu disalurkan untuk 2.740 kesepakatan. CB Insights merupakan perusahaan yang bergerak di bidang riset industri usaha rintisan bidang teknologi.
Pada 2018, penyertaan investasi dari perusahaan modal ventura korporat berkontribusi 23 persen terhadap total kesepakatan penyertaan investasi seluruh pemodal ventura secara global. Persentase keterlibatan itu naik dibanding lima tahun sebelumnya, yaitu sebesar 16 persen.
Secara global, laporan itu menyebut terdapat sekitar 773 perusahaan modal ventura korporat aktif pada 2018. Sekitar 264 perusahaan modal ventura korporat baru aktif melakukan penyertaan investasi pertama kalinya tahun 2018.
Selama kurun waktu 2013-2018, penyertaan investasi yang dilakukan pemodal ventura korporat kepada perusahaan rintisan bidang teknologi di Asia mengalami kenaikan. Sebagai gambaran, porsi kesepakatan investasi mencapai 19 persen terhadap total global pada 2013. Adapun pada 2018, porsi kesepakatan investasi investasi naik menjadi 38 persen.