Indonesia terus mempromosikan dan mengupayakan perdamaian dunia di ranah internasional. Posisi Indonesia yang netral secara politik dapat menjadi kunci strategis untuk menggalang kolaborasi internasional guna meraih perdamaian.
Oleh
ELSA EMIRIA LEBA
·2 menit baca
JAKARTA, KOMPAS — Indonesia terus mempromosikan dan mengupayakan perdamaian dunia di ranah internasional. Posisi Indonesia yang netral secara politik dapat menjadi kunci strategis untuk menggalang kolaborasi internasional guna meraih perdamaian.
Menteri Luar Negeri Retno LP Marsudi, dalam Pejambon Ifthar 2019 di Jakarta, Selasa (14/5/2019), mengatakan, Indonesia berkomitmen untuk mewujudkan perdamaian dunia. Oleh karena itu, pemerintah akan mengoptimalkan posisi sebagai anggota Dewan Keamanan Perserikatan Bangsa-Bangsa (DK PBB).
”Sebagai Presiden DK PBB selama Mei 2019, Indonesia menggelar agenda dengan tema ’Investing in Peace’ (Menabur Benih Perdamaian). Kami mengadakan diskusi terbuka mengenai perdamaian serta membahas pelatihan dan pembangunan kapasitas di Afghanistan,” kata Retno.
Indonesia terpilih menjadi anggota DK PBB untuk masa jabatan 2019-2020. Agenda utama Indonesia adalah memperkuat ekosistem perdamaian dan stabilitas global, meningkatkan sinergi organisasi kawasan, serta membentuk pendekatan global dan komprehensif untuk memerangi terorisme dan radikalisme.
Indonesia turut mendorong penciptaan kemitraan global untuk menghasilkan perdamaian demi mencapai Tujuan Pembangunan Berkelanjutan (SDGs) 2030. Sementara itu, isu prioritas yang menjadi perhatian adalah menyangkut kedaulatan Palestina.
”Pada akhir Mei, negara-negara anggota Organisasi Kerja Sama Islam akan menggelar pertemuan. Indonesia akan memanfaatkan pertemuan itu untuk mendorong persatuan antarnegara dan kontribusi negara Islam ke perdamaian dunia, termasuk Palestina,” tutur Retno.
Indonesia akan mendorong persatuan antarnegara dan kontribusi negara Islam ke perdamaian dunia, termasuk Palestina.
Guru Besar Universitas Islam Negeri Syarif Hidayatullah, Jakarta, Komaruddin Hidayat menambahkan, dalam berbagai konflik yang saat ini terjadi di sejumlah wilayah, Indonesia merupakan negara yang dapat dianggap netral secara geografis dan politik karena tidak terlibat.
Oleh karena itu, Komaruddin melanjutkan, Indonesia dapat menjadi inisiator mengajak negara netral lain yang turut memimpikan perdamaian dunia untuk berkolaborasi. Apalagi, Indonesia dengan rekam jejak yang baik dalam mengupayakan perdamaian dan posisi sebagai anggota DK PBB mendapat rasa hormat di mata internasional.
”Indonesia dapat mengajak negara seperti Malaysia, Brunei Darussalam, Jordania, dan Eropa untuk menggalang kekuatan sebagai sponsor perdamaian. Indonesia tidak bisa berusaha sendirian,” katanya.
Menurut dia, konflik yang perlu menjadi perhatian saat ini adalah isu Palestina, Afghanistan, dan Suriah. Adapun upaya penggalangan kekuatan tersebut juga akan menguntungkan Indonesia dalam berkampanye sebagai negara Muslim yang berhasil menerapkan prinsip berdemokrasi secara matang.