Kriminolog: Pelaku dan Korban Mutilasi Biasanya Punya Hubungan
Kriminolog Universitas Brawijaya, Prija Djatmika, mengatakan, kasus mutilasi biasanya dicirikan dua hal, yaitu pelaku berusaha menghilangkan jejak dan dilatarbelakangi dendam atau amarah besar. Biasanya, antara pelaku dan korban sebelumnya memiliki hubungan.
Oleh
DAHLIA IRAWATI
·3 menit baca
MALANG, KOMPAS — Kriminolog Universitas Brawijaya, Prija Djatmika, mengatakan, kasus mutilasi biasanya dicirikan dua hal, yaitu pelaku berusaha menghilangkan jejak dan dilatarbelakangi dendam atau amarah besar. Biasanya, antara pelaku dan korban sebelumnya memiliki hubungan.
Hal itu dikatakan Prija pada Selasa (14/5/2019) malam. ”Tindak mutilasi itu untuk menghilangkan bukti dan menghambat penyidikan. Namun, biasanya, kasus seperti ini pasti akan meninggalkan jejak. Entah berupa tulisan, sidik jari, alat, atau lainnya,” ujarnya.
Mutilasi, lanjutnya, bukan merupakan kasus musiman. Menurut Prija, itu adalah cara pelaku menghilangkan jejak korban sehingga pelaku berharap tidak ditemukan.
Wakil Dekan I Fakultas Hukum UB tersebut menambahkan, biasanya kasus mutilasi disebabkan oleh dendam atau amarah berlebihan.
”Biasanya pasti ada hubungan sebelumnya antara korban dan pelaku. Nanti kalau ditemukan identitas korban, polisi bisa mencari orang-orang terdekat yang memiliki masalah dengan korban sebelum diketahui meninggal, untuk mencari si pelaku,” kata Prija.
Pernyataan Prija tersebut mengomentari kasus temuan korban mutilasi di lantai 2 dan 3 Pasar Besar Kota Malang pada Selasa sekitar pukul 13.30 WIB. Saat ditemukan, kondisi tubuh korban sudah membusuk. Hingga kini polisi masih menyelidiki kasus tersebut.
Korban ditemukan pedagang di pasar tersebut yang saat itu mencium bau tidak sedap. Ia semula menduga bau itu berasal dari tikus mati di lantai 2. Posisi pedagang tersebut berjualan di lantai 1 pasar.
Pedagang bernama M Chilman (48) itu kemudian mengajak petugas satpam untuk mencari asal bau tersebut. Keduanya naik ke lantai 2 dan menemukan sepasang kaki manusia dalam kondisi membusuk. Mereka kemudian melaporkan kejadian itu ke polisi.
Pukul 14.00 WIB, saat dilakukan proses evakuasi jasad korban, kembali ditemukan potongan tubuh lain di lantai 3 bangunan pasar tersebut. Di lokasi itu juga ditemukan tulisan pada tembok dan pada selembar kertas di sekitar potongan tubuh. Tulisan itu berisi ucapan belasungkawa dan sumpah serapah.
”Ditemukan bagian tubuh dengan mengenakan celana dalam di kamar mandi lantai 2 di pojok parkiran. Juga ada potongan 2 kaki, kepala, dan 2 tangan ditemukan di lantai 3 menuju arah bekas Matahari Department Store,” kata Agus Demit, saksi mata kejadian.
Saat itu, Agus Demit yang juga relawan SAR Kota Malang turut membantu polisi melakukan evakuasi jasad korban.
Agus Demit menduga, korban dieksekusi di kamar mandi dan tubuhnya ditinggalkan. Adapun bagian tubuh lain dibawa dengan menggunakan kantong plastik ke lantai atas.
”Ujung lengan dan kaki yang berdarah dibungkus plastik, tampaknya agar darah tidak berceceran. Adapun kepala langsung dibungkus plastik,” ujarnya.
Trisno Harianto, warga yang turut menyaksikan penemuan jasad tersebut, turut melihat potongan-potongan tubuh tergeletak di antara timbunan sampah. ”Ada tulisan di tembok di dekatnya, berisi kalimat …orang ruwet nanti belakangannya akan mendapat kutukan dari Allah SWT...,” katanya.
Kepala Kepolisian Resor Malang Kota Ajun Komisaris Besar Asfuri mengatakan, hingga kini polisi masih menyelidiki kasus tersebut. Korban diperkirakan berusia 34 tahun.
”Korban ditemukan dalam enam potongan tubuh. Hingga kini identitas dan motif pembunuhan masih didalami. Belum bisa menduga-duga karena setiap kasus tidak bisa disamakan dengan kasus-kasus lain,” kata Asfuri.
Hingga kini, polisi sudah meminta keterangan tiga saksi, yakni petugas satpam dan beberapa saksi mata.
Pasar Besar Malang terdiri atas empat lantai. Lantai dasar dan lantai 1 saat ini digunakan untuk pedagang berjualan seperti sayur, baju, dan aneka kebutuhan pokok. Adapun lantai 2 dan 3 kondisinya kosong. Di lantai tersebut sebelumnya ada Matahari Department Store.
Pasar tersebut mengalami beberapa kali kebakaran, yaitu tahun 2016 dan 2018. Sejak saat itu, lantai 2 dan 3 mulai dikosongkan untuk pedagang. Berikutnya, Matahari Department Store pun menutup operasionalisasinya di sana.